Provinsi NTT menjadi wilayah terakhir yang dikunjungi Wakil Presiden RI K.H Ma’ruf Amin dalam rangkaian kunjungan kerja terkait prioritas pemerintah untuk pengurangan kemiskinan ekstrem tahun 2021. Sebelumnya Wapres telah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Wapres didampingi beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju melakukan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2021 di Provinsi NTT bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur serta Bupati Sumba Timur, Bupati Timor Tengah Selatan, Bupati Rote Ndao, Bupati Sumba Tengah, dan Bupati Manggarai Timur. Para Bupati tersebut merupakan kepala daerah dari 5 wilayah prioritas pengurangan kemiskinan ekstrem di NTT.
Dalam rapat kerja tersebut, Wapres meminta agar Gubernur dan seluruh Bupati wilayah prioritas tahun 2021 di Nusa Tenggara Timur untuk dapat bekerja keras memastikan agar seluruh rumah tangga miskin ekstrem mendapatkan seluruh program, baik program pengurangan beban pengeluaran maupun program pemberdayaan. Gubernur dan para Bupati agar juga memperkuat perencanaan dan penganggaran program pengurangan kemiskinan ekstrem dalam APBD masing-masing, khususnya yang sesuai dengan karakteristik miskin ekstrem di wilayah masing-masing. Secara khusus Wapres mengatakan bahwa dalam tahun 2021 ini tinggal yang tinggal 3 bulan lagi akan disiapkan bantuan berupa tambahan uang tunai khusus untuk rumah tangga miskin ekstrem di 5 kabupaten prioritas di Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan data yang sekarang tersedia. Untuk program khusus 2021 ini, Pemerintah akan menggunakan program yang ada yaitu Program Sembako dan BLT-Desa untuk memberikan dukungan tambahan bagi kelompok miskin ekstrem di 5 kabupaten yang diprioritas di NTT pada tahun 2021 ini.
Pada kesempatan Wapres menegaskan bahwa anggaran bukan masalah utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem, karena anggaran kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah sudah mencukupi, namun tantangannya adalah bagaimana program tersebut konvergen dan terintegrasi dengan sasaran yang ditetapkan.
Konvergensi merupakan faktor utama dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem untuk memastikan seluruh program penanggulangan kemiskinan ekstrem mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran dan pelaksanaan program tertuju pada lokus yang sama baik itu secara wilayah maupun target masyarakat yang tepat.
Setelah rapat kerja, bertempat di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Pada Minggu 17/102021) Wapres berkesempatan untuk meninjau showcase beberapa program pengurangan kemiskinan ekstrem yang dilakukan di 5 kabupaten prioritas di Provinsi NTT. Salah satu program yang ditinjau adalah program penyediaan listrik untuk masyarakat miskin ekstrem di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Dalam jumpa pers yang dilaksanakan setelah Wapres meninjau showcase beberapa program pengurangan kemiskinan ekstrem yang dilakukan di 5 kabupaten prioritas di Provinsi NTT, Wapres menyampaikan bahwa yang terpenting adalah mencoba mensinergikan program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.
Saya kira ide-ide yang muncul dan sesuai dengan tantangan dan kondisi di NTT. Kami ingin dalam menerapkan program yang lebih kontekstual yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Ujar
Pemilihan 5 kabupaten prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021 tersebut, didasarkan bukan hanya pada kriteria persentase tingkat kemiskinan ekstrem, tetapi juga dikombinasikan dengan jumlah masyarakat miskin ekstrem di wilayah
Ukuran tingkat kemiskinan ekstrem yang digunakan mengacu pada definisi Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa Bangsa, yaitu sebesar 1,9 dolar AS PPP (purchasing power parity) per kapita per hari, di bawah ukuran tingkat kemiskinan umum yang digunakan BPS yaitu sebesar 2,5 US dolar PPP per kapita per hari.
Khusus untuk lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang menjadi prioritas di tahun 2021 ini, total jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 212.672 jiwa dengan total jumlah rumah tangga miskin ekstrem 89.410 RT. Jumlah tersebut tersebar di Kabupaten Sumba Timur dengan tingkat kemiskinan ekstrem 17,47% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 45.550 jiwa; Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan tingkat kemiskinan ekstrem 17.30% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 81.180 jiwa; Kabupaten Rote Ndao dengan tingkat kemiskinan ekstrem 16,21% jumlah dan penduduk miskin ekstrem 28.720 jiwa; Kabupaten Sumba Tengah dengan tingkat kemiskinan ekstrem 21,51% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 15.820 jiwa; serta Kabupaten Manggarai Timur dengan tingkat kemiskinan ekstrem 15,43% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 44.630 jiwa.
Indikator Kesejahteraan Sosial Utama 5 Kabupaten Prioritas TA 2021 di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Sumba Timur
Kemiskinan :
Tingkat kemiskinan 29,65% jumlah penduduk miskin 77.300 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem 17,47% jumlah penduduk miskin ekstrem 45.550 jiwa.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Ekstrem :
57,79% tidak bersekolah, hanya 26,04% lulus SD, 2,55% lulus SMP, 12,14% lulus SMA, dan 1,48% lulus PT.
Lapangan Pekerjaan :
55,82% anggota rumah tangga miskin ekstrem merupakan kelompok usia produktif, bekerja di sektor pertanian.
Infrastruktur Dasar :
Rumah tangga miskin ekstrem 3,09% tidak memiliki rumah sendiri, 6,94% tidak memiliki listrik, 46,06% tidak memiliki toilet, 40,42% tidak memiliki akses air minum layak.
Akses Keuangan dan Sumber Pembiayaan :
30,37% penduduk miskin ekstrem memiliki akses(*) terhadap kredit/pembiayaan, hanya 20,86% penduduk miskin ekstrem memiliki rekening tabungan.
Realisasi penyaluran KUR (per Mei 2021) di Nusa Tenggara Timur 1,21%.
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Kemiskinan :
Tingkat kemiskinan 27,49% jumlah penduduk miskin 128.980 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem 17,30% jumlah penduduk miskin ekstrem 81.180 jiwa.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Ekstrem
45,00% tidak bersekolah, hanya 33,03% lulus SD, 5,44% lulus SMP, 14,37% lulus SMA, dan 2,16% lulus PT.
Lapangan Pekerjaan :
49,15% anggota rumah tangga miskin ekstrem merupakan kelompok usia produktif, bekerja di sektor pertanian.
Infrastruktur Dasar :
Rumah tangga miskin ekstrem semua memiliki rumah sendiri, 51,69% tidak memiliki listrik, 10,14% tidak memiliki toilet, 60,67% tidak memiliki akses air minum layak.
Akses Keuangan dan Sumber Pembiayaan :
12,09% penduduk miskin ekstrem memiliki akses(*) terhadap kredit/pembiayaan, hanya 13,75% penduduk miskin ekstrem memiliki rekening tabungan.
Realisasi penyaluran KUR (per Mei 2021) di Nusa Tenggara Timur 1,21%.
Kabupaten Rote Ndao
Kemiskinan:
Tingkat kemiskinan 27,54% jumlah penduduk miskin 48.770 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem 16,21% jumlah penduduk miskin ekstrem 28.720 jiwa.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Ekstrem :
28,21% tidak bersekolah, hanya 38,33% lulus SD, 5,80% lulus SMP, 27,16% lulus SMA, dan tidak ada yang lulus PT.
Lapangan Pekerjaan :
52,08% anggota rumah tangga miskin ekstrem merupakan kelompok usia produktif,
bekerja di sektor pertanian.
Infrastruktur Dasar :
Rumah tangga miskin ekstrem 1,94% tidak memiliki rumah sendiri, 25,90% tidak memiliki listrik, 32,11% tidak memiliki toilet, 37,43% tidak memiliki akses air minum layak.
Akses Keuangan dan Sumber Pembiayaan :
31,71% penduduk miskin ekstrem memiliki akses(*) terhadap kredit/pembiayaan, hanya 25,46% penduduk miskin ekstrem memiliki rekening tabungan.
Realisasi penyaluran KUR (per Mei 2021) di Nusa Tenggara Timur 1,21%.
Kabupaten Sumba Tengah
Kemiskinan :
Tingkat kemiskinan 34,49% jumlah penduduk miskin 25.370 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem 21,51% jumlah penduduk miskin ekstrem 15.820 jiwa.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Ekstrem :
40,71% tidak bersekolah, hanya 34,88% lulus SD, 9,68% lulus SMP, 12,49% lulus SMA, dan 2,25% lulus PT.
Lapangan Pekerjaan :
50,36% anggota rumah tangga miskin ekstrem merupakan kelompok usia produktif, bekerja di sektor pertanian.
Infrastruktur Dasar :
Rumah tangga miskin ekstrem semua memiliki rumah sendiri, 25,71% tidak memiliki listrik, 45,40% tidak memiliki toilet, 41,54% tidak memiliki akses air minum layak.
Akses Keuangan dan Sumber Pembiayaan :
Hanya 5,55% penduduk miskin ekstrem memiliki akses(*) terhadap kredit/pembiayaan, 21,13% penduduk miskin ekstrem memiliki rekening tabungan.
Realisasi penyaluran KUR (per Mei 2021) di Nusa Tenggara Timur 1,21%.
Kabupaten Manggarai Timur
Kemiskinan :
Tingkat kemiskinan 26,52% jumlah penduduk miskin 76.690 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem 15,43% jumlah penduduk miskin ekstrem 44.630 jiwa.
Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Ekstrem :
11,71% tidak bersekolah, 73,29% lulus SD, hanya 2,45% lulus SMP, 12,55% lulus SMA, dan tidak ada yang lulus PT.
Lapangan Pekerjaan :
49,70% anggota rumah tangga miskin ekstrem merupakan kelompok usia produktif, bekerja di sektor pertanian.
Infrastruktur Dasar :
Rumah tangga miskin ekstrem semua memiliki rumah sendiri, 43,12% tidak memiliki listrik, 12,95% tidak memiliki toilet, 63,05% tidak memiliki akses air minum layak.
Akses Keuangan dan Sumber Pembiayaan :
32,42% penduduk miskin ekstrem memiliki akses(*) terhadap kredit/pembiayaan, hanya 18,25% penduduk miskin ekstrem memiliki rekening tabungan.
Realisasi penyaluran KUR (per Mei 2021) di Nusa Tenggara Timur 1,21%.
Red. (Pau/Rafael PasolaPos)