PASOLAPOS.COM – Kamis, 13 April 2023 para guru,pegawai, peserta didik SMP Katolik Waikabubak, Sumba Barat, NTT merayakan Paska bersama di ruang kelas IX C. Perayaan ibadat paska dipimpin Agustinus B. Wuwur, S.Ag. Berikut liputannya.
Mengacu pada Injil Lukas 24 : 36-49 tentang Yesus menampakkan diri kepada semua murid, Agus mengawali kotbahnya dengan menjelaskan tentang keyakinan agama-agama lain dan juga bagi agama asli yang tumbuh secara spontan pada masyarakat purba. Dan pandangan Kristen tentang adanya kehidupan sesudah kematian bukanlah merupakan hal yang luar biasa.
Agama Islam pun mengenal surga, agama Hindu memiliki faham tentang Nirwana, agama asli Jawa memandang kematian selaku jalan menuju persatuan mendalam dengan Hiyang Murbeng Jagat ( Al Khalik); agama asli Sumba menerima kematian sebagai kembali ke Wanno Kalada atau Paraing Bakul (kampung besar) tempat arwah digabungkan dengan para leluhur purba. Bahkan orang Indian merindukan sebuah Padang Perburuan yang kekal selaku hidup baru yang senantiasa berlanjut terus setelah kematian.
Lebih lanjut Agus menjelaskan tentang tiga karakter/tabiat yang menggambarkan tentang suasana hati sebagai orang Kristen/ Katolik yang berkaitan dengan kematian – kebangkitan dan kehidupan kekal: pertama, Tipe Thomas yang mati terperangkap dalam keraguannya. Thomas sudah melihat banyak mujizat yang telah dilakukan Yesus, namun mungkin dia berpikir bahwa mujizat itu hanya ditujukan untuk orang lain. Seringkali kita pun susah percaya pada janji Tuhan dan lebih percaya pada berita-berita lain (negatif/gosip).
Kedua : Tipe Maria mati dalam keputusasaan : Lazarus telah empat hari berbaring dalam kubur. Dalam 4 jam apalagi 4 hari tubuh akan menjadi kaku (rigor mortis), darah menjadi kental (coagulate). Setelah 24 jam maka mikroba dan bakteri mulai bekerja. Empat hari keadaan semakin marah, proses pembusukkan terjadi. Namun atas keprihatinan Yesus Lazarus dibangkitkan, dan Putera Allah dimuliakan.
Ketiga : Marta mati terperangkap di dalam kekecewaan : “ Tuhan sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. “ Apa yang dialami oleh Thomas, Maria dan Marta adalah sebenarnya berbicara tentang tabiat kita. Apakah ada area dalam hidup kita yang mati terperangkap dalam ketidakpercayaan, keputusasaan, dan kekecewaan maka Yesus mau datang untuk membangkitkan dan memulihkan kita.
Banyak orang takut mati tetapi biarlah kita memiliki hati yang seperti Paulus “ hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. “ Dan, tema “ Ia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut “ merupakan spirit yang menyemangati guru-pegawai dan peserta didik SMP Katolik Waikabubak untuk tekun dalam melaksanakan proses belajar-mengajar untuk meningkatkan etos kerja ( rajin belajar – rajin mengajar).
Dalam konteks Paska Agus pun mengemukakan tentang beberapa pokok pemikiran atau gagasan antara lain :
1. Kehidupan abadi yang dianugerahkan bagi manusia, semata-mata berasal dari Allah. Bahwa itu terbuka bagi manusia adalah karena inisiatif Allah sendiri.
2. Dalam diri Yesus yang bangkit, Allah memperlihatkan kepastian tentang kehidupan abadi itu, sekaligus menunjukkan jalan untuk memperolehnya.
3. Dalam terang kebangkitan Yesus Kristus itu Gereja percaya dan berpengharapan bahwa semua orang yang hidup dan meninggal dalam Kristus beroleh kehidupan abadi itu juga. Dengan demikian pandangan Kristiani tentang kebangkitan orang mati mendapat dasarnya dalam kebangkitan Yesus Kristus. Pada Dia ada jalan, ada jaminan, ada harapan, ada upaya untuk mencapai kehidupan abadi itu. Sekarang semuanya itu diteruskan oleh Gereja.
Di akhir kotbahnya Agus mengajak guru-pegawai-peserta didik harus kuat dalam iman dan senantiasa percaya, harus giat dalam pekerjaan Tuhan, harus bekerja “ sesuai dengan kehendak Tuhan “ . Diajak untuk giat selalu, dan senantiasa mempunyai motivasi baru dalam komunitas untuk mendongkrak mutu pendidikan di SMP Katolik Waikabubak.
Pada Paska bersama tersebut Kepala SMP Katolik Waikabubak Agustina Kiya, S.Pd menyampaikan pesan Paska : 1. Bersyukur kepada Tuhan atas perkenan-Nya Paska di sekolah yang dipimpinnya itu baru dapat dirayakan pada tahun 2023, dan berjanji akan tetap dirayakan pada tahun-tahun mendatang. 2. Paska sebagai media membangun kerjasama sesama guru-pegawai-peserta didik; sembari mengajak peserta didik jangan takut, tetap berjuang untuk meraih masa depan yang didambakan atau yang dicita-citakan. *** Pasolapos/Red, Agustinus B. Wuwur.