VISI YESUS DATANG KE DUNIA SEBAGAI GEMBALA YANG BAIK

Jesus Christ only one God.

 

Oleh Agustinus B. Wuwur, S.Ag, Kepala Biro Pasolapos Sumba Barat

 RELIGI – PASOLAPOS.COM || Visi Yesus datang ke dunia dalam Perjanjian Baru secara umum dapat dikatakan bahwa Perjanjian Baru menggambarkan visi dan misi Yesus datang ke dunia ini (lahir di Kandang Betlehem), dan pelaksanaan dari misi-Nya. Ia diutus Allah untuk menebus dosa umat manusia dengan merasakan sengsara dan wafat di kayu salib.

 

 

Ia memberi arah ke mana manusia harus pergi untuk mendapatkan keselamatan, Ia memberi pandangan yang jauh ke depan, yaitu kehidupan yang kekal bagi umat manusia, dan Ia memberi harapan, dan ispirasi kepada umat manusia untuk masuk Kerajaan Surga, walaupun harus dengan pengorbanan. Ia memberi pedoman hukum cinta kasih sebagai hukum utama untuk memperoleh keselamatan yang abadi.

 

 

Visi Yesus datang ke dunia agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan mendapat keselamatan kekal. Misi perutusan Yesus sebagai Putera Allah untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan akibat pembangkangan manusia dapat terwujud karena kasih karunia Allah. (Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia) , yang berada di luar jangkauan pikiran dan akal budi manusia. Tuhan juga memberi pandangan jauh ke depan kepada umat manusia,, yaitu siapa yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan kehidupan kekal.

 

 

Lalu bagaimana Visi dan Misi dalam Alkitab Perjanjian Lama ? Di sini kita dapat mengambil contoh visi dan misi 2 orang nabi yaitu : Nabi Abraham Bapak umat manusia, dan Nabi Musa dalam Perjanjian Lama. (Kej.12: 1-3) Tuhan memberi visi kepada Abraham bahwa ia akan menjadi berkat, dan olehnya semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Misi yang diberikan Tuhan kepada Abraham adalah Tuhan akan membuatnya menjadi bangsa yang besar, memberkatinya, dan membuat namanya menjadi masyur.

 

 

Tuhan akan memberkati orang-orang yang memberkatinya, dan mengutuk orang-orang yang mengutuknya. Sebelum Tuhan memberi kepercayaan kepada Abraham untuk menjadi pemimpin, dan Bapak umat manusia, Tuhan telah memberinya visi, dan misi yang jelas.

 

 

(Keluaran 3 : 7-10). Tuhan telah memberi visi atau arah ke masa depan bagi Nabi Musa yang akan memimpin Bangsa Israel ke luar dari Mesir ke suatu negeri yang baik dan luas, yang berlimpah air susu, dan madunya. Misi yang diberikan Tuhan kepada Musa adalah menjadikannya sebagai utusan Tuhan untuk memimpin, dan menuntun orang-orang Israel keluar dari Mesir. Tuhan sendiri telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir. Dengan visi dan misi itu, Musa membawa umatnya ke luar dari Mesir selama puluhan tahun melalui padang pasir menuju tanah yang dijanjikan Tuhan.

 

 

Dengan demikian sebagai orang Kristen Katolik yang menjadi pengikut Yesus Kristus kita pun harus mengikuti jejak Kristus “Yang Diurapi”, yaitu sebagai “Mesias” (raja agung yang diurapi oleh Allah) bagi bangsa Yahudi untuk membebaskan umat-Nya.

 

 

Orang-orang Katolik yang diberi talenta oleh Tuhan menjadi pemimpin seharusnya juga , seperti Mesias itu, menjadi “gembala yang baik” bagi orang-orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu berikut ini diberikan beberapa acuan bagi orang-orang Katolik yang dipercayakan sebagai pemimpin :

 

 

Pemimpin harus mengenal orang-orang yang dipimpinnya. Ada komunikasi interaksi timbal balik, memungkinkan kepemimpinan menjadi efektif karena saling mengenal.

 

 

Pemimpin harus merasa memiliki orang-orang yang dipimpinnya, karena ia bukan orang upahan yang sekedar dibayar untuk menjadi pemimpin.

 

 

Pemimpin sejati mengenal, merasa memiliki, dan bertanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin semu adalah orang upahan yang tidak mengenal, dan tidak merasa memiliki serta tidak bertanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya.

 

 

Pemimpin sejati rela mengorbakan nyawanya bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin semu tidak memiliki motivasi untuk berkorban, kecuali karena upah yang diterimanya.

 

 

Pemimpin sejati tidak hanya bermanfaat bagi orang-orang yang dipimpinnya, tetapi juga bagi orang lain melalui keteladannya. Pemimpin semu tidak hanya menyengsarakan orang-orang yang dipimpinnya, tetapi juga mendatangkan malapetaka bagi orang lain.

 

Oleh karena itu seorang pemimpin memerlukan visi :

 

Dalam arti bahwa arah ke mana orang-orang yang dipimpin dibawa seorang pemimpin, sejauh mana program-program dengan tujuannya bisa dicapai.

 

 

Pandangan ke masa depan dapat memberi motivasi kepada orang-orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan organisasi.

 

 

Visi harus realistis, yakni mampu menjembatani masa kini dengan masa depan yang lebih baik yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya anggota yang berlaku.

 

 

Visi mengandung harapan-harapan bagi orang-orang yang dipimpin, visi adalah impian seorang pemimpin yang harus diubah menjadi kenyataan. ***

 

Tinggalkan Balasan