MERIAH MISA TAHBISAN GEREJA PAROKI WAIKABUBAK
Agustinus B. Wuwur, Kepala Biro Sumba Barat
Sabtu 29 Juni 2024 bertepatan dengan peringatan pelindung Paroki Waikabubak, St. Petrus dan Paulus , yang mulia Bapak Uskup Weetebula, Edwund Woga, CSsR memimpin perayaan misa tahbisan gereja baru didampingi Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, Rm. Konstantinus Nggajo, Pr dan puluhan imam dari Keuskupan Weetebula, simak liputannya berikut ini.
Setelah tradisi kako male dilaksanakan sehari sebelumnya (28/6/2024), tibalah waktu yang didambahkan umat Paroki Waikabubak yakni pentahbisan gereja yang telah lama dinanti-nantikan. Hadir umat dari paroki, stasi, undangan, para donatur memadati gedung gereja baru juga di pelatarannya. Hari penuh sukacita dan rahmat berlimpah dialami umat dan imam gembalaannya.
Bapak Uskup Weetebula, Edmund Woga, CSsR saat berkotbah menyampaikan tentang sosok dua rasul St. Petrus dan Paulus Waikabubak. Menurut bapak uskup sudah sejak lama peringatan kedua santo ini dirayakan secara bersamaan sejak awal berdirinya gereja. Sejak para rasul bertindak sebagai pemimpin gereja.
Lanjut bapak uskup seperti ada dua pusat gereja dalam karya pelayanan saat itu atau di Yerusalem dan satunya lagi di Antiokia. Ini bisa jadi alasan mengapa kedua santo ini dirayakan secara bersamaan sejak awal kehidupan gereja, bapak uskup pun mengenang seminggu yang lalu barusan baru pulang dari Asia Kecil.
Ungkap bapak uskup bukan sesuatu yang baru bagi kita orang-orang Sumba setiap kali memberi nama kepada seseorang baik itu di dalam keluarga atau suku, nama itu bukan berasal dari diri orang yang diberi nama. Nama itu hadiah dari atas biasanya keluarga memberi nama yang paling tepat dengan harapan keluarga. Demikian pula apabila pastor dan umat memilih nama pelindung paroki/satasi selalu dengan keyakinan tertentu, bukan diambil nama itu begitu saja.
Kita pun tahu sikap atau kepribadian dari dua rasul agung Petrus dan Paulus sebagai soko guru gereja, kendati keduanya pun memiliki kekurangan. Umat paroki pun memilih kedua nama tersebut agar menyertai umat dalam kehidupannya, keduanya akan membantu/membimbing agar umat kuat dalam kehidupan beriman dan menata kehidupan bersama di dalam paroki ini. Demikian juga pada zaman kehidupan kedua rasul tersebut keduanya dikuatkan Tuhan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi.
Tegas bapak uskup : “ nama adalah tugas, tanggung jawab, patokan untuk kita berharap selamanya ketika memimpin gereja “. Pada awal gereja Petrus sebagai kepala para rasul , mereka membangun pilar-pilar gereja. Pilar yang dibangun para rasul kuat kokoh dan hidup sampai sekarang tetap dibutuhkan gereja, komunitas yang percaya kepada Yesus.