PASOLAPOS.COM – Polda Nusa Tenggara Timur dalam seleksi Calon Taruna (Catar) Akademi Polisi (Akpol) tahun 2024 sudah mengantongi 11 nama yang berhasil menjadi calon pemimpin masa depan di Institusi Kepolisian Republik Indonesia.
Ini merupakan hal yang membanggakan bagi seluruh keluarga dari Taruna/Taruni yang lolos pada seleksi tersebut.
Namun,masyarakat Nusa Tenggara Timur pertanyakan terkait nama-nama Taruna/i tersebut di mana dari 11 nama tersebut hanya terdapat 1 putra asli Nusa Tenggara Timur yang lolos dalam seleksi tersebut.
Bertepatan dengan itu terdapat Artikel yang mengatakan 4 Taruna yang lolos berasal 1 kampung dengan Kapolda NTT, Pasolapos belum mengkonfirmasi ini.Namun di lain pihak Benny K. Harman Anggota Komisi III DPR RI asal NTT dari Fraksi Demokrat,akan pertanyakan langsung hasil seleksi itu kepada Kapolri Listyo Sigit.
Berikut 11 Catar asal Panda Polda NTT :
- Yudhina Nasywa Olivia (Wanita)
- Arvid Theodore Situmeang
- Reynold Arjuna Hutabarian
- Mario Christian Bernalo Tafui
- Bintang Lijaya
- Ketut Arya Adityanatha
- Brian Lee Sebastian Manurung
- Timothy Abishai Silitonga
- Mochammad Rizq Sanika Marzuki
- Madison Juan Raphael Kana Silalahi
- Lucky Nuralamsyah. *)Sumber: */Humas Polda NTT).
Dilansir dari SelatanIndonesia.com Penjelasan Panitia Seleksi Mabes Polri itu sangat penting untuk mencegah narasi yang kontraproduktif dan bias etnik tertentu. “Jika perlu, diaudit prosesnya dan jika ini yang terjadi, sebaiknya 11 orang yang dinyatakan lulus ini segera dianulir,” tegas Anggota Komisi III DPR RI asal NTT dari Fraksi Demokrat, Benny K. Harman, Sabtu (7/6/2024) malam.
Penegasan Benny K. Harman itu menyusul aksi protes publik di berbagai media tentang lolosnya 11 Taruna/i Akpol dari Polda NTT yang dinilai publik sangat diskriminatif karena hanya ada satu anak asli NTT.
Disebutkan Benny K. Harman, sistem rekrutmen taruna Akpol harus dilakukan secara terbuka, transparan, akuntabel, dan obyektif serta nondiskrinatif, jauh dari nepotisme dan titipan anak-anak pejabat. “Tentunya dengan mempertimbangkan keadilan wilayah Nusantara dan keseimbangan daerah,” sebutnya.
“Sebaliknya jika proses seleksi taruna Akpol yang dilakukan Panitia Seleksi Mabes Polri benar-benar obyektif dan tranasparan, bukan titipan anak-anak pejabat, tidak ada nepotisme, dan benar-benar telah mempertimbangkan keadilan wilayah, maka saya juga meminta masyarakat NTT harus menghormati proses seleksi taruna Akpol yang dilakukan,” sambungnya Benny K. Harman.
Ia juga menyebut, aspirasi yang dikemukakan publik NTT diberbagai media tentang hasil rekruitmen taruna Akpol yang terkesan dikriminatif itu, bakal dipertanyakan ke Kapolri. “Saya akan pertanyakan masalah ini pada saat raker dengan Kapolri di masa persidangan yang akan datang,” tutupnya.
Terkait itu, Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga buka suara soal unggahan yang viral tersebut. Menurutnya, penerimaan siswa Akpol, Bintara hingga amtama Polri sudah melalui mekanisme yang berlaku.
“Saya selaku Kapolda tidak bisa intervensi atau mempengaruhi hasil yang di laksanakan oleh Panitia yang diawasi oleh Internal Polri maupun pengawas eksternal dari masyarakat, perwakilan orang tua dan akademisi,” kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (6/7/2024).
Terpisah, Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy mengatakan proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan.
“Sehingga lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres. Proses seleksi administrasi dilakukan secara berjenjang di tingkat Polres dan Panda Polda NTT,” ucapnya.
Tidak hanya di kepolisian pak Benny Kharman tetapi di semua lembaga pemerintahan di NTT juga sama kebanyakan orang dari luar NTT yang lulus/di terima lalu kerja 3-5 tahun minta pindah kembali ke kampung halaman dengan alasan orang tuanya sudah berusia lanjut sehingga anak/orang tersebut menjadi tulang punggung keluarga maka langsung di pindahkan kembali sesuai permintaan yang bersangkutan, sehingga kembali terjadi kekosongan/kekurangan pegawai lagi oleh karena itu mohon para wakil rakyat yang sudah terpilih agar memperjuangkan hak-hak orang/putra-putri asli NTT karena tidak mungkin dia minta pindah ke luar NTT setelah bekerja lima tahun…… terimakasih pak Benny dan seluruh anggota DPR RI asal NTT…. TYM