Figur  

UMAT KATOLIK KEUSKUPAN WEETEBULA BERDUKA ATAS BERPULANGNYA ROMO AMOS BILI LEDE

ALMARHUM ROMO AMOS BILI LEDE.

 

PASOLAPOS.COM — Perjalanan panjang pelayanan Romo Amos Bili Lede kepada umat Katolik Keuskupan Weetebula kini telah usai. Pada Sabtu, 16 November 2024, sekitar pukul 10.10 WIT, Pastor Paroki Waimarama itu berpulang ke rumah Bapa di surga. Beliau menghembuskan napas terakhir di RSUD Umbu Rara Meha, ruang ICU, setelah menjalani perawatan intensif akibat sakit yang cukup berat. Sebelumnya, Romo Amos sempat dirawat di Rumah Sakit Karitas Weetebula sebelum dirujuk ke RSUD Umbu Rara Meha pada 13 November 2024.

 

 

Kabar duka ini langsung mengguncang umat Katolik, khususnya mereka yang pernah dilayani oleh Romo Amos. Sosok beliau yang sederhana, penuh kasih, dan sangat dekat dengan umat, meninggalkan kenangan mendalam. Pelayanan beliau yang penuh dedikasi tanpa memandang status, usia, maupun latar belakang menjadikannya seorang gembala yang dicintai oleh banyak orang.

 

Teladan Seorang Pelayan
Romo Amos dikenal sebagai seorang pastor yang ramah dan pekerja keras, selalu mendahulukan pelayanan kepada anak-anak muda, masyarakat, dan umat. Kehadirannya selalu dirindukan di setiap paroki, stasi, maupun keuskupan. Dengan kerendahan hati dan senyuman yang selalu terpancar, beliau membimbing umat untuk terus berbuat kebaikan, meskipun dalam tantangan.

 

“Romo Amos adalah teladan bagi kami semua. Dalam setiap homili, beliau selalu memberikan pesan-pesan yang menyentuh hati dan relevan dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Yosephina Lede, salah satu umat Paroki Waimarama. “Kami merasa sangat kehilangan, tetapi kami percaya bahwa beliau kini telah beristirahat dalam damai di surga.”

 

 

Kenangan dari Anak Didik
Ferdinandus Wali Ate, salah satu anak didik Romo Amos sejak masa sekolah, menyampaikan kesannya yang mendalam terhadap sosok beliau. “Sejak SMP di Tana Malli, saya sudah mengenal Romo Amos. Beliau selalu rendah hati meskipun dihormati sebagai pastor. Beliau adalah sosok bapak yang penuh kasih dan selalu memberikan inspirasi untuk terus maju,” ungkap Ferdy dengan penuh rasa haru.

 

 

Menurut Ferdy, karisma Romo Amos dalam mendekatkan diri kepada umat dan mendidik anak-anak muda merupakan sesuatu yang luar biasa. “Kepergian Romo adalah kehilangan besar bagi kami semua. Terima kasih atas semua pelajaran hidup yang Romo berikan kepada kami. Semoga Romo mendapatkan tempat terbaik di surga,” tambahnya.

 

Doa dan Harapan untuk Sang Gembala
Ucapan duka cita mengalir dari berbagai kalangan. Keluarga besar Jogja Damianus Tiala, S.Fil., turut menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas berpulangnya Romo Amos. “Dalam iman dan harapan, kami percaya bahwa Romo Amos kini berbahagia bersama para kudus di surga,” ungkap mereka melalui pernyataan yang disampaikan kepada redaksi.

 

 

Romo Hugo, Pr., Ekonom Keuskupan Weetebula, menginformasikan bahwa jenazah Romo Amos akan dibawa pada Minggu, 17 November 2024, dari Paroki Karamanja Waingapu menuju Rumah UNIO Keuskupan Weetebula untuk disemayamkan. Rangkaian upacara pemakaman akan diumumkan lebih lanjut oleh pihak Keuskupan.

 

Penghormatan Terakhir
Seluruh umat di Paroki Waimarama dan wilayah Keuskupan Weetebula menyampaikan rasa terima kasih dan doa mereka. Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa Romo Amos adalah seorang pelayan yang tak kenal lelah, selalu hadir di tengah-tengah mereka dalam suka dan duka. Sosoknya yang penuh kasih dan bijaksana akan selalu dikenang dalam hati umat yang ditinggalkannya.

 

“Semoga karya dan pelayanan Romo Amos tetap menjadi inspirasi bagi kami yang ditinggalkan,” ungkap salah satu tokoh umat, Yohanes Tadu Lero. “Perjalanan beliau di dunia telah selesai, tetapi warisan kasih dan teladan hidupnya akan terus hidup di hati kami.”

 

Red*Sipri Mone*

Tinggalkan Balasan