PASOLA POS.COM | | Paket Rakyat siap melaksanakan deklarasi massal di lapangan Alun-alun Galatama Tambolaka dengan perkiraan massa mencapai lebih dari 15.000 orang. Acara ini rencananya akan digelar pada Senin, 19 September 2024. Paket Rakyat merupakan gabungan dari Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Fransiskus M. Adilalo dan Yeremias Tanggu.
Heri P. Dadi, Ketua Tim Media dan Informasi Paket Rakyat, menjelaskan pada Jumat (13/9/2024) bahwa dalam persiapan deklarasi akbar tersebut, timnya sudah melakukan koordinasi secara intensif dengan sesama pendukung loyalis di Sumba Barat Daya (SBD). Komitmen yang ditunjukkan oleh tim ini sangat tinggi untuk menyukseskan deklarasi perdana Paket Rakyat.
Menurut pengakuan beberapa tim, seluruh pendukung Paket Rakyat sudah siap menyambut kedatangan massa dari seluruh kecamatan hingga desa-desa yang berada dalam wilayah Loda Waima Ringi Pada Waima Lala.
“Koordinasi dengan tim kerja sudah kami lakukan, di mana semua desa telah dibentuk Koordinator Desa (Kordes), dan di tingkat kecamatan ada Koordinator Kecamatan (Korcam) untuk menggalang massa,” kata Heribertus Pemudadi yang juga merupakan anggota DPRD terpilih periode 2024-2029.
Menariknya, deklarasi Paket Rakyat ini akan digelar bersamaan dengan deklarasi Paket Melki-Johni, yang merupakan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) atau sering disebut Flobamora.
“Rencana deklarasi ini juga akan dipadukan dengan deklarasi Paket Melki-Johni di Kabupaten Sumba Barat Daya,” jelas Heribertus Pemudadi.
Heri juga mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat dalam menyambut pelaksanaan kegiatan deklarasi ini sangat tinggi. Banyak masyarakat yang dengan spontan menanyakan kapan deklarasi tersebut akan dilaksanakan.
“Kami terkendala dengan kondisi tempat yang mungkin tidak memadai, meskipun keinginan masyarakat sangat tinggi. Hampir setiap saat mereka menanyakan soal deklarasi,” lanjut Heribertus.
Ia juga memprediksi bahwa massa simpatisan Paket Rakyat yang sangat loyalis itu akan datang dalam jumlah yang sangat besar, sehingga diperlukan persiapan yang matang.
“Kami tidak ingin ada kecolongan karena perhitungan yang keliru sehingga massa membludak dan tidak terbendung, yang akhirnya bisa membuat situasi tidak terkendali,” ungkap Heribertus.
