Karuni-PasolaPos.Com. Guna mengantisipasi penyebaran penyakit DBD yang dapat membahayakan kesehatan, akibat dari gigitan nyamuk Aedes aegypti terutama pada saat musim hujan, tertanggal 11 Februari 2022 bertempat di aula kantor desa Karuni, kecamatan Loura berlangsung rapat kaitan dengan dampak penyebaran penyakit DBD.
Rapat ini dihadiri oleh 11 kepala desa tingkat kecamatan Loura dan buka dengan resmi oleh YT. Kawi selaku camat kec. Loura yang di dampingi langsung oleh Zainudin Dandramil 1629 Sumba Barat Daya, Fransiskus T. Ama kapospol Loura, Karolina R. Fuji kepala Puskesmas Radamata dan Emanuel Koro korcam atau PD tingkat kecamatan loura.
Tujuan utama rapat bersama 11 kepala desa tingkat kecamatan Loura ini adalah untuk mengambil langkah kaitan dampak penyebaran penyakit DBD yang semakin ganas khususnya ditingkat kecamatan Loura. Penyakit DBD adalah angkah tertinggi yang sudah merupakan catatan tim kesehatan wilayah pelayanan terpadu tingkat kecamatan Loura, Sumba Barat Daya .
Dalam sambutannya YT. Kawi Camat Loura menegaskan agar setiap kepala desa dapat membenahi masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungan sehingga memudahkan untuk dapat mengantisipasi penularan penyakit DBD.
Dengan kehadiran tim kesehatan dalam hal ini untuk melakukan pembenahan maupun penganggaran pengadaan alat fogging dari dana desa, camat menegaskan seharusnya apa yang menjadi program kaitan kesehatan tentunya merujuk akan kesejahteraan masyarakat secarah umum.
Namun salah satu sisi yang sangat dikuatirnya adalah kaitan pengadaan alat fogging yang bersumber dari dana desa. Bahwa dimana keberatan ini adalah tidak berbapayung hukum dalam hal ini perbub Kabupaten Sumba Barat Daya.
” Oleh sebab itu mencega terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, saya tidak mau membenahi para kepala desa untuk melakukan penganggaran pengadaan Fogging yang bersumber dari dana desa, tetapi akan diupayakan untuk mengantisipasi dampat penyebaran DBD. Dengan harapan setiap kepala desa wajib melakukan kegiatan terpadu dalam hal ini bakti sosial setiap hari Jumat, juga setiap kepala desa harus menjalankan program ini untuk mengantisipasi dampak tersebut, dan khusus penganggaran alat fogging saya rasa bahwa itu kewenangan dinas terkait, jelas YT. Kawi.
Lebih lanjut, apabila perbubnya (Pengadaan alat Fogging) suda ada saya rasa akan menguntungkan masyarakat demi mengantisipasi dampak penyebaran penyakit DBD khususnya di kabupaten Sumba Barat Daya terutama pada masing-masing wilayah desa atau dusun dengan memakai Abate dan Kaporit, ungkap camat .
Juga nantinya masyarakat wajib memiliki kelambu secepatnya, manakala ada alat fogging, maka setiap wilayah desa atau dusun akan dioperasi menggunakan alat fogging dan kaitan stunting agar kepala desa wajib mengawal program Nasional yang diturunkan oleh presiden demi kesejahteraan bersama, tambah camat Loura.
Karolina R. Fuji kepala puskesmas Radamata kaitan dengan kegiatan yang melibatkan 11 kepala desa tingkat kecamatan Loura, menyampaikan bahwa kehadiran tim kesehatan saat ini khususnya ditingkat kecamatan Loura karena kasus DBD tertinggi, namun adanya kasus ini tidak bisa menyalakan siapa-siapa, dalam hal ini bahwa yang pertama adalah kasus DBD ini ada karena kita berbeda dalam daerah tropis atau curah hujan serta lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih atau tidak sehat .
Timbulnya penyakit DBD, karena adanya sarang nyamuk pada wadah dan tempat lainnya. Untuk diketahui bersama bahwa sifat nyamuk senang dengan daerah lembab terutama aroma keringat pada tubu manusia. Jadi fogging itu bukan salah satu alat yang dapat memusnakan tetapi sebagai mitra lintas sektor kesehatan, agar membantu nemberih penyuluhan atau mempromosikan kesehatan .
“Oleh sebab itu kita sama-sama melihat dan memberi pemahaman kepada masyarakat dengan memberantas menggunakan alat fogging, dan untuk pengadaan alat fogging itu bukan kewenangan kami tetapi itu adalah kewenangan dinas, ungkapnya.