Religi  

USKUP WEETEBULA MEMIMPIN EKARISTI PEMBUKAAN KONGGRES VII LEGIO MARIA KOMISIUM SUMBA

Uskup Waitabula,Mgr. Edmund Woga,CSsR saat memberkati anak - anak dalam perayaan misa pembukaan kongres VII Legio Maria Komisium Sumba.

 

Oleh Agustinus B. Wuwur, Kepala Biro Pasolapos Sumba Barat

              PASOLAPOS.COM – RELIGI || Minggu Adven II (8/12/2024) Bapak Uskup Weetebula, Mgr. Edmund Woga, CSsR memimpin ekaristi pembukaan Konggres VII Legio Maria Komisium Sumba di gereja Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, Sumba Barat, NTT.  Bapak Uskup didampingi Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, Rm. Konstantinus Nggajo, Rm. Yeremias Aquino Nasuli, Rm. Tibur Mari, Rm. Nan Ndate. Pada perayaan ekaristi itu dihadiri para legioner dari stasi dan paroki se-Keuskupan Weetebula, dimeriahkan koor Legio Maria Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak.

 

 

Gereja Katolik diperkaya dengan praktek  devisional yang dilakoni umat termasuk Legio Maria, dengan tujuan semakin teguh dalam iman  mewartakan kebaikan Allah, dan aktif dalam semua liturgi gereja. Legio Maria adalah salah satu kelompok kategorial awam yang mengintensikan bantuan doa Bunda Maria bagi keselamatan dunia.

 

Tarian Adat mengiringi mulainya misa.

Dengan restu gereja dan bimbingan Bunda Maria, para legioner telah menggabungkan diri  sebagai anak-anak Bunda Maria yang bergerak sebagai laskar Allah untuk memerangi kejahatan di dunia dan menerangi dunia dengan Sabda Allah. Organisasi Legio Maria didirikan pertama kali oleh Frank Duff di Dublin Irlandia Utara. Di Sumba Legio Maria dirintis dan mulai berkarya  pada tahun 1992 di Waipadi, Kodi. Legio Maria Keuskupan Weetebula menjadi Komisium pada tanggal 8 Desember 2010.

 

 

Bapak Uskup Edmund dalam kotbahnya mengisahkan bahwa belum lama ini (Mei 2024)  ia berkunjung ke kota Efesus. Kota Efesus adalah tempat Rasul Paulus mewartakan kabar keselamatan kepada umat di sana. Rasul Paulus senantiasa selalu bersukacita karena doanya membuat umat di Efesus sudah menerima Injil Kristus untuk kehidupan bersama, dan pergaulan dengan Allah.

 

 

Efesus sebenarnya sebuah kota besar, di sana hiduplah orang Kristiani ketika Paulus mewartakan injil. Kota itu kini tinggal puing-puing reruntuhan bangunan gereja,  dulu dibangun oleh orang Roma. Sekarang tidak ada lagi gedung gereja, kecuali ketika naik ke gunung  ada kapel kecil yang dijaga dan dirawat para suster. Di tempat itu dulu Maria dan Rasul Yohanes berlindung ketika terjadi penganiayaan terhadap orang Kristen.

 

 

Lanjut Bapak Uskup  yang menarik untuk para legioner bahwa sejak awal mula Maria sudah ada bersama hirarki gereja. Dan,  sekarang kita sedang berada pada masa Adven II. Adven dalam bahasa Latin “adventus” mempunyai arti kedatangan, masa penantian. Karena saat itu umat sedang menantikan kedatangan Mesias yang pertama. Kelihatan sudah sejak awal gereja sesudah Yesus bangkit, Maria juga menyatakan apa yang terjadi dalam diri Putera-Nya demi keselamatan umat manusia.

 

Potret bapak-ibu penyanyi Koor.

Dan, bagaimana pesan para nabi tentang orang-orang Yahudi menunggu kedatangan Mesias yang dirindukan pada masa  itu. Dalam Injil (Lukas  1 : 26-37 ) dikisahkan tentang dialog malalikat Gabriel dengan Maria : “ Salam , hai engkau yang dikaruniai , Tuhan menyertai engkau. “ Maria terkejut mendengar salam itu. Malaikat berkata  kepadanya : “Jangan takut, hai Maria , sebab engkau memperoleh kasih karunia di hadapan Allah “. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus anak Allah.

 

 

Kata Maria : “Sesungghnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku  menurut perkataanmu itu.“ Itulah keunggulan iman Maria menantikan ke datangan Mesias. Allah gunakan Maria untuk memenuhi janji-Nya demi keselamatan umat manusia.

 

 

Maria adalah teladan orang beriman serahkan diri terhadap rencana Allah, inilah keunggulan iman Maria. Seorang ibu ketika di Nazaret  menghadapi berbagai kesulitan tetapi penuh kekuatan iman berharap kepada Allah.  Kenekatan  yang bulat  pergi jauh bersama bayi Yesus dan Yosef mengungsi melintasi padang gurun dengan keledai menuju  ke Mesir, untuk menghindari ancaman Herodes yang hendak membunuh bayi Yesus.

 

 

Bunda Maria menjadi teladan bagi kita. Ketika ada perkawinan di Kana yang di Galilea tuan pesta  kekurangan anggur. Ibu Yesus berkata kepada-Nya “ Mereka kehabisan anggur. “ Kata Yesus kepada Maria : “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu ? Saatku belum tiba. Jawaban semacam itu bisa membuat orang emosi. Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan “ Apa yang dikatakan kepadamu , buatlah itu  ! “.

 

Itulah sosok Maria  dengan kerendahan hati  menanggapi  apa yang terjadi dalam dirinya dan  di sekitarnya disimpannya dalam hatinya. Ajak bapak uskup kepada para legioner  sebagai pasukan Bunda Maria agar mewartakan  sikap yang ditunjukkan Maria yang dikisahkan dalam injil.  Kita pun  Allah gunakan  untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kepastian keselamatan kita ada dalam diri Yesus, demikian kotbah bapak uskup di hadapan para legioner se-Keuskupan Weetebula.

 

 

Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan Konggres VII Legio Mario  Komisium Sumba , dibuka dengan resmi oleh Senatus Kupang, Ibu Yosefina Shoen di aula Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pemateri konggres. Proficiat Legio Maria  Komisium  Sumba.

Tinggalkan Balasan