WAIKABUBAK – PASOLAPOS.COM || Dalam rangka pentahbisan gereja Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, panitia pelaksana telah merancang berbagai kegiatan antara lain tridum yang dilaksanakan dari tanggal 26 s.d. 28 Juni 2024 berlangsung di gedung gereja baru pada pukul 18.00 WITA. Dan hari Jumat (28/6/2024) pagi pukul 07.00 hingga pukul 15.00 WITA dilaksanakan kako male dari lingkungan dan stasi serta para pihak. Seekor kerbau besar yang disiapkan panitia disembelih di pelataran paroki, dagingnya dibagikan kepada setiap lingkungan dan stasi yang datang melaksanakan tradisi kako male dengan membawa babi ukuran sedang hingga besar.
Penulis menyaksikan bagaimana sibuknya Ibu Agustina Kiya Kepala SMP Katolik Waikabubak dibantu staf guru Ibu Rina Jamanuna , Ibu Mery Nalle, Ibu Lian melayani umat dengan membagikan aqua dan roti. Nuansa kegembiraan terukir di wajah semua umat yang datang dan pergi silih berganti; menikmati suasana persaudaraan sejati di antara umat. Sementara Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak Rm. Konstantinus Nggajo, Pr, dengan berjubah dari anak tangga gereja baru menyaksikan bagaimana antusiasnya umat yang berada di pelataran gereja mengungkapkan suatu kegembiraan yang sudah lama diendap, menunggu saatnya gereja baru ditahbiskan yang mulia Bapak Uskup Weetebula, Edmund Woga, CSsR.
Beberapa umat yang diwawancarai penulis menyampaikan berbagai tanggapan berikut ini. Ibu Veronika Sangu, Ketua Lingkungan St. Dominikus Gollu Malati, menyampaikan pesan agar umat tetap bersemangat dalam hidup beriman, jangan setelah acara kako male lalu letih semangatnya. Aci Natalia Florensia Irene (Toko Saudara Waikabubak) ketika ditanya komentarnya mengatakan : “ bagus, baru kali ini saya melihat adat budaya Sumba yang digelar di paroki ini. Harapan saya umat tetap semangat dalam hidup menggereja. Rajin bekerja di kebun, tingkatkan semangat kerja, kembali ke ladang pesannya.
Suami Aci Natalia, Ongko Yulius Ridwan Yuwono ketika ditanyakan soal tradisi kako male,ia berkomentar “ Ini suatu gambaran yag bagus semangat kemandirian dan memberi dengan tulus dari , tapi jangan sampai di situ saja. Usai pentahbisan gereja harus ada gerakan nyata lain : semangat dalam kebersamaan tetapi jangan lupa : tanam kopi, kemiri, padi. Pelihara ternak dan jangan lupa hasilnya sumbangkan juga kepada gereja. Intinya kita bangun Sumba dari aspek positif. Tidak salah kalau umat mengungkapkan kegembiraan melalui tradisi kako male ini , kendati mungkin ada sesama di sekitar kita yang menderita itu soal lain. Kita berpikir positif saja ungkapnya kepada penulis.
Ibu Margaretha Mete ketika dimintai tanggapannya tentang prosesi kako male, berkomentar : “ sangat menyenangkan, sangat meriah, semoga semangat hari ini tetap hidup dalam diri umat terutama dalam soal pendewasaan iman umat dalam hidup menggereja. “ Ibu Agustina Kiya Ketika dimintai tanggapannya tentang kako male ia menjawab singkat “ luar biasa “. Demikian juga tanggapan Sr. Yolenta, SCMM, pimpinan biara komunitas Waikabubak : “ luar biasa mau dibilang apa ya ? “ Bisiknya berlalu !.
Bpk. Gabriel Wangge ketika mendekati penulis menyampaikan bahwa kerbau dan babi yang disembelih untuk menghargai tradisi Sumba “ Kako Male “ diperkirakan diuangkan mencapai “lima ratus juta rupiah “. Betapa gembiranya umat tua muda besar kecil datang dengan berbusana pakaian adat masing-masing daerah larut dalam sukacita kebersamaan bagai suatu pesta rakyat yang di gelar di pelataran bumi sabana kaya makna yang dipadu jadi satu tradisi dan gereja membingkai perayaan agung pentahbisan gereja Paroki St. Petrus dan Paulus pelindung paroki yang dirayakan pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Bapak Uskup Weetebula Edmund Woga ,CSsR, memimpin perayaan ekaristi dan pentahbisan gereja Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak (29/6/2024) , menjadi suatu momentum umat menunjukkan jati diri setia kepada gembala yang senantiasa menuntun hidup umat agar bersatu membangun dari aspek : kemandirian di bidang iman ,di bidang tenaga pastoral , dan di bidang finansial sebagaimana yang dicanangkan gereja lokal keuskupan Weetebula beberapa waktu yang lalu . Proficiat umat Paroki Waikabubak.
Agustinus B. Wuwur, Kepala Biro Pasolapos Sumba Barat