PASOLAPOS.COM – Jalan raya di wilayah Rara, yang membentang dari Rara Mata hingga Puu Nuu, mengalami kerusakan parah. Masyarakat sangat kecewa karena pembangunan jalan yang dianggarkan oleh pihak Pemda terkesan dikerjakan setengah-setengah. Jalan yang sangat rusak dengan lebar kerusakan yang besar dan badan jalan yang hampir tidak terbentuk lagi menjadi pemandangan sehari-hari.
Saat ini, terdapat beberapa fasilitas kemanusiaan seperti sekolah dan puskesmas yang tersebar di beberapa titik di wilayah Rara. Jalan raya tersebut merupakan jalur vital yang mutlak dilalui untuk mendatangi fasilitas umum tersebut. Selain itu, jalan ini adalah satu-satunya yang menghubungkan area perkotaan dengan sejumlah desa di wilayah Rara, termasuk Desa Weri Lolo, Desa Weri Lolo Tengah, Desa Wee Baghe, Desa Buru Khaghu, Desa Milla Ate, dan Desa Mata Kapore.
Kebutuhan akan akses jalan transportasi di wilayah Rara sangat urgen dan tidak bisa ditunda. Pasalnya, ada sekitar puluhan ribu jiwa yang menggunakan fasilitas jalan raya itu setiap hari. Kerusakan jalan yang fatal ini telah menyebabkan beberapa kecelakaan hingga memakan korban jiwa. Beberapa kecelakaan berat, seperti jatuh dari motor, truk terperosok, serta kerusakan hasil olahan bumi yang hendak dijajakan di pasar, sering terjadi.
Perlu diketahui bahwa sekitar 30% penyumbang kebutuhan pokok pangan lokal alami di pasar Omba Komi di Weetabula seperti keladi, pisang, ubi, kemiri, cokelat, dan hasil alam lainnya berasal dari wilayah Rara. Selain itu, banyak instansi strategis nasional seperti sekolah, puskesmas, dan kantor desa yang bertebaran di wilayah tersebut.
Tercatat, jumlah sekolah yang ada di sekitaran jalan yang rusak parah ini adalah 7 SD, 4 SMP, dan 3 SMA, dengan total 14 sekolah. Jumlah fasilitas kesehatan dan kantor lainnya mengikuti jumlah desa yang ada di wilayah Rara.
Menurut Rivon Lubil, seorang warga asli Rara sekaligus guru honor di SD Negeri Wai Wagha, kondisi jalan yang sangat rusak ini menunjukkan bahwa masyarakat Rara seolah-olah diabaikan. “Jalan ini rusak parah sekali. Perlu perhatian dari Pemda SBD untuk menganggarkan perbaikan jalan ini, karena masyarakat Rara adalah warga negara Indonesia dan selalu taat bayar pajak. Lebih lagi, jalan ini merupakan jalur antar kabupaten di SBD,” ujarnya dengan nada kecewa ketika ditemui di jalan oleh awak media Pasola Pos, 11/08/2024.
Orianti, seorang guru honor di salah satu SD di Rara, juga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah. “Jalan ini rusak parah, pihak Pemda tidak memperhatikan betul. Seharusnya jalan ini diperbaiki karena merupakan jalan provinsi,” katanya, 12/08/2024.
Tanggu, seorang guru di SD wilayah Rara, menambahkan bahwa jalan tersebut sangat sulit dilalui dan sering menyebabkan hasil kebun ibu-ibu mengalami kerusakan. “Jalan ini rusak parah, sangat sulit sekali kalau dilalui. Banyak ibu-ibu yang menjual hasil kebun ke pasar sangat kesulitan,” katanya, (13/08/2024).
Lia, yang juga tenaga honor di sekolah, menjelaskan bahwa perbaikan jalan dilakukan setengah-setengah dan mengabaikan beberapa jalan yang sangat rusak parah. “Jalan dari Rara Mata, Rara Wee Tombo, hingga Rara Puu Nuu saat ini mengalami kerusakan parah. Pada saat perbaikan jalan, dilakukan setengah-setengah sehingga ada beberapa jalan lain yang sudah mengalami perbaikan, tetapi jalan menuju sekolah Wai Wagha masih ada yang rusak,” kata Lia, 12/08/2024.
Masyarakat Rara berharap pihak Pemda berbaik hati untuk menganggarkan dana dan turun tangan dalam memperbaiki jalan yang rusak parah itu. Pada dasarnya, mereka merasa bahwa jalan tersebut adalah urat nadi transportasi masyarakat Rara yang sangat bermanfaat dan mendukung perkembangan ekonomi masyarakat ke depannya.