Pasolapos.Com-Dalam rangka mendukung Hari Ulang Tahun (HUT)Kemerdekaan Republik Indonesia (RI)ke 77, Pemerintah Desa Mali Mada mengibarkan bendera merah putih di tengah kampung yang tidak dihuni lagi untuk mengibarkan bendera Merah Putih

Kepala desa beserta jajaran, masyarakat desa mali mada dan guru-guru SMP Negeri 1 Wewewa Utara menuju kampung bersejarah yang ada di pemukiman sambil pegang bendera kecil dan ikat bendera kecil di kepala mereka masing-masing Pantauan media Pasolapos.Com di kampung pare Kanobu Desa Mali Mada, Kecamatan Wewewa Utara Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa 16/08/2022.
Kepala Desa Raimundus Dendo Ngara, S. Sos menyampaikan kepada media saat bersantai di kampung pare Kanobu.
“Kami rela jalan kaki dari bawah hingga keatas kampung peninggalan nenek moyang kami yaitu kampung pare Kanombu.
Raimondus menyampaikan Lelahnya kami ini tidak seberapa dibandingkan dengan lelahnya para pahlawan kita terdahulu”.

Setelah mendaki gunung kurang lebih 54 menit, akhirnya sampai juga di puncak kampung yang bersejarah dengan begitu tinggi dengan berhenti sebentar karena cape naik ketinggian katanya dalam perjalanan menuju kampung Pare Kanombu.
Setelah mengibarkan bendera Merah Putih, Raimondus memimpin untuk mengheningkan cipta bersama rekannya untuk mengenang para pahlawan bangsa yang telah gugur dimedan pertempuran.
“ setelah kami mengibarkan bendera merah Putih dilanjutkan dengan mengheningkan cipta untuk mengenang para pahlawan bangsa, karena berkat mereka kita bisa merasakan hidup tenang dan nyaman tanpa kendala,” imbuhnya.
Raimondus berharap, di Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 77 segera bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19.
“Semoga di HUT Indonesia ke 77 segera pulih dari pandemi Covid-19 sesuai tema kemerdekaan tahun ini Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh,” pungkasnya.
Elisabeth F.Rambu Beba,S.Pd selalu Mama Desa Merasa bangga karena ini impiannya Bapak Desa sekali waktu bisa menaikan bendera merah putih di Pare Kanobu kampung bersejarah apalagi kami khususnya suku Weelewo tidak pernah memikirkan hal seperti ini tetapi hari ini kami berada di sini khusus pribadinya saya yang statusnya sebagai menantu suku wee Lewo kalau hari-hari biasa saya tidak bisa injakan kaki di sini karena sangat sakral, jadi saya jatuhkan air mata karena rasa bangga, rasa terharu karena kita tidak tau kedepanya apakah kami masih diberi kesempatan bisa berdiri di sini.
Red(Paul/Jef).