Harga Agar-Agar Turun Drastis di Loura, Warga SBD Keluhkan Dampaknya

Masyarakat Petani Rumput Laut.

KARUNI – PASOLAPOS.COM || Sejumlah warga di Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, dikejutkan oleh anjloknya harga agar-agar kering yang selama ini menjadi salah satu komoditas andalan mereka.

 

 

Frans Ghelo, Roy, Berto, dan Petrus Kapeki, yang menggantungkan hidupnya pada pengolahan dan penjualan agar-agar laut, mengungkapkan keresahannya terhadap penurunan harga yang sangat drastis.

 

Rumput laut atau agar-agar yang sudah dikeringkan.

Menurut mereka, harga agar-agar kering yang sebelumnya stabil di angka Rp35 ribu per kilogram selama dua tahun terakhir, kini terjun bebas menjadi hanya Rp11 ribu per kilogram.

 

 

Hal ini menjadi pukulan berat bagi mereka yang bekerja keras mengolah agar-agar di sepanjang Pantai Mananga Aba hingga Pantai Kawona.

 

 

“Kami biasa jual kering itu harga Rp35 ribu per kilogram selama dua tahun kemarin. Sekarang, harga hanya Rp11 ribu, sangat merugikan. Biaya pengolahan saja tidak tertutup,” keluh Frans Ghelo, Minggu (5/1/2025).

 

 

Para warga menduga anjloknya harga disebabkan oleh menurunnya permintaan dari pasar luar pulau atau persaingan dengan agar-agar impor yang masuk ke pasar lokal.

 

 

Namun, hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak terkait.

 

 

“Kalau begini terus, kami tidak tahu harus bagaimana. Pekerjaan kami jadi tidak sebanding dengan hasilnya,” ujar Petrus Kapeki sambil menunjukkan hasil panenan agar-agarnya yang sudah dijemur.

 

 

Melalui media ini, warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan membantu menyelesaikan persoalan ini.

 

 

Mereka mengusulkan penguatan pemasaran, subsidi bagi para pengolah agar-agar, hingga pemberdayaan kelompok usaha bersama.

 

 

Pantai Mananga Aba selama ini dikenal sebagai salah satu lokasi utama penghasil agar-agar berkualitas di Sumba Barat Daya.

 

 

Jika harga tidak segera stabil, bukan hanya ekonomi warga yang akan terdampak, tetapi juga keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan tradisional di daerah ini.

 

 

Loura kini menunggu langkah nyata, agar pantai-pantai indahnya tak hanya menjadi saksi keindahan alam, tetapi juga kesejahteraan masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan