TAMBOLAKA, PASOLAPOS. COM || Pemerhati masyarakat Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Jhon Ndaparoka, meminta pemerintah daerah (Pemda) SBD untuk segera mengambil langkah konkret terkait maraknya serangan buaya di Sungai Lede Wero, Desa Lete Konda, Kecamatan Loura.
Sungai tersebut telah beberapa kali menelan korban jiwa akibat serangan reptil ganas tersebut.
Terbaru, dua orang, yakni seorang ibu dan anaknya, tewas diterkam buaya saat berada di sekitar aliran sungai.

Peristiwa tragis ini kembali menambah daftar panjang korban akibat keberadaan buaya di wilayah tersebut.
Jhon menilai situasi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut tanpa ada solusi nyata dari pemerintah daerah.
“Kejadian ini sudah berulang kali terjadi. Pemerintah harus segera turun tangan untuk mencari solusi agar masyarakat di sekitar Sungai Lede Wero bisa beraktivitas dengan aman,” ujar Jhon kepada Pasolapos. com, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, pemerintah tidak hanya perlu fokus pada satu lokasi saja, tetapi juga harus mengidentifikasi daerah lain yang berpotensi memiliki ancaman serupa.
“Jika ada lokasi lain yang juga menjadi habitat buaya dan berisiko terhadap masyarakat, sebaiknya Pemda memberikan peringatan yang jelas,” katanya.
Jhon menyarankan pemerintah untuk memasang pagar pembatas di sekitar area yang menjadi habitat buaya.
Dengan adanya pembatas, buaya tidak akan mudah keluar dari wilayahnya dan mengancam masyarakat yang berada di sekitar sungai.
“Pembatas bisa dibuat dengan berbagai cara, misalnya menggunakan kawat atau bahan lainnya yang efektif menahan pergerakan buaya,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengusulkan pemasangan papan peringatan di titik-titik strategis di sepanjang sungai agar masyarakat lebih waspada.
Menurutnya, edukasi kepada warga sekitar juga sangat penting agar mereka memahami bahaya yang mengintai dan tahu langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil.
“Selain tindakan fisik seperti pemasangan pagar dan papan peringatan, pemerintah juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara beraktivitas dengan aman di sekitar sungai. Misalnya, menghindari mandi atau mencuci di area yang diketahui menjadi habitat buaya,” jelas Jhon.
Ia juga menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan pihak berwenang, seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), untuk mencari solusi yang lebih menyeluruh, termasuk kemungkinan relokasi buaya atau pembuatan zona aman bagi masyarakat.
“Mungkin bisa dipertimbangkan program konservasi atau relokasi buaya ke tempat yang lebih aman, sehingga mereka tidak lagi berkonflik dengan manusia. Tapi ini tentu harus dipikirkan matang-matang dengan melibatkan ahli,” katanya.
Kasus serangan buaya di Sungai Lede Wero telah menjadi perhatian masyarakat setempat, mengingat korban terus berjatuhan dalam beberapa tahun terakhir. Warga berharap pemerintah daerah segera bertindak agar tragedi serupa tidak lagi terjadi.