KODI UTARA – PASOLAPOS.COM || Safari Politik Calon Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya,Fransiskus Martin Adi Lalo,S.Sos dan Yeremia Tanggu,S.Sos atau biasa dikenal dengan paket Rakyat pada sore hari di lapangan Homba Karipit,Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur,Senin(14-10-2024).
“Pertama-tama saya menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya atas keterlambatan kami untuk datang kesini,oleh karena berbagai tempat yang harus kami kunjungi”,ucap Yeremia.
Moga-moga bapak mama tidak kecewa dan saya yakin tidak kecewa, karena cintanya bapak mama kepada paket Rakyat sehingga bapak mama bertahan sampai saat ini “Hidup paket Rakyat,Hidup Paket Rakyat,”ajakan kepada seluruh masyarakat.
Yang kedua saya menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghormatan yang setinggi-tingginya atas apa yang terjadi pada hari ini,peristiwa hebat yang terjadi pada hari ini,paket Rakyat merasa terhormat atas skenario besar yang di buat oleh seluruh rakyat Homba karipit.
Bapak mama yang terkasih kami berdua pegawai negeri sipil kami mengambil sikap untuk berhenti dari pegawai negeri sipil untuk oleh karena alasan- alasan tertentu.
Kami sudah cukup banyak melihat air mata rakyat,kami sudah cukup melihat penderitaan rakyat,kami sudah cukup melihat apa yang dirasakan oleh rakyat.
Karena itulah kami berdua berkomitmen untuk berhenti dari pegawai negeri sipil dan masuk pada dunia politik,lalu mencalonkan diri sebagai calon bupati dan wakil Bupati kabupaten Sumba Barat Daya.
Apa yang kami buat ketika jadi bupati ? kami memperkuat ekonomi rakyat kabupaten Sumba Barat Daya ini,kenapa? Karena selama 17 tahun kabupaten SBD ini berdiri sebagai sebuah kabupaten otonomi yang baru,hidup rakyat SBD mengalami kemunduran secara ekonomi.
Dan sebagai anak Loda Wee Maringi Pada Wee Malala kami berdua memiliki kewajiban moral untuk turun berperan membangun ekonomi rakyat di Kabupaten Sumba Barat Daya ini.
Masalah kesehatan kita tidak terlayani dengan baik,masalah pendidikan kita tidak mengalami hal yang baik, masalah ekonomi kita buruk dan masalah pelayanan publik kita di kabupaten Sumba Barat Daya juga dinilai buruk oleh pemerintah kita.
Miris sekali pelayanan pemerintah di kabupaten Sumba Barat Daya ini sebagai bagian kabupaten yang termiskin di NTT,ada pemimpin di kabupaten Sumba Barat Daya ini terkaya di NTT.”tutur Adi Lalo.
Kami tidak mau kemudian Sumba Barat Daya ini tenggelam dalam kemiskinan oleh karena itu, paket Rakyat lahir dari rahim rakyat, dan paket Rakyat berkomitmen untuk hapus air mata rakyat,paket Rakyat berkomitmen untuk mengobati luka rakyat,paket Rakyat berkomitmen untuk hapus penderitaan-penderitaan rakyat.
Dengan cara apa? Dengan cara program-program strategis,teknis dan politis yang kami terjunkan ketengah -tengah masyarakat melalui program yang kami rancang nanti ketika jadi pemimpin di daerah ini.
Kami tidak membutuhkan pemimpin yang cerdas, tapi kita butuhkan pemimpin yang punya hati,dia turut menangis ketika rakyatnya menangis,dia turut menderita ketika rakyat menderita,dan dia turut sengsara ketika rakyatnya sengsara.
Dan dia berkewajiban untuk mengangkat rakyatnya dari lubang kemiskinan menuju pada keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran , jadi negara hadir untuk itu.”tutup Adilalo.
Lanjut calon wakil bupati kabupaten Sumba Barat Daya Yeremia Tanggu dalam orasi politik di Homba Karipit,meneruskan apa yang sampaikan oleh calon Bupati kami paket Adi Lalo -Yeremia kami mau hadir dengan janji untuk rakyat lima tahun.
Janji kami pendidikan,janji kami perumahan kayak huni,janji kami air, janji kami apalagi ? Tenaga kerja yang belum mendapatkan pekerjaan,dan Janji kami bagaimana perempuan mendapatkan perlakuan hukum yang jelas,itu Janji kami yang kami kemas lima tahun yang akan datang.”tandas Yeremia.
Karena kami lihat di pemerintahan kabupaten Sumba Barat Daya ada yang berjanji berkali-kali.Apalagi besok ada lagi pemilihan saya berjanji lagi,jangan makan janji saudara saudaraku.”jelas Yeremia.
Mari bapak Ibu kita lihat paket Rakyat ini, karena paket yang karena sesuatu alasan,kami tidak senang padahal kami pegawai negeri sipil masih delapan tahun.
Kenapa kami harus keluar? karena birokrasi tidak mungkin kami menggurui mengambil kebijakan daripada mengikut lalu menyengsarakan rakyat kami paket Rakyat tidak mau seperti itu.”tutup Terima.
(Sipri Mone)