PLT Sekda SBD Lukas Ngongo Gaddi Akan Desak DP3A Kawal Kasus Pelecehan Seksual Hingga Tuntas

PLT Sekda Kabupaten Sumba Barat Daya, Lukas Ngongo Gaddi.mendorong DP3A tangani secara serius sampai Tuntas.

 

TAMBOLAKA – PASOLAPOS.COM || Kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang siswi hingga hamil di sebuah SMK di Waijewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), semakin memprihatinkan. Berdasarkan laporan, korban yang bersekolah di SMK kejuruan tersebut baru diketahui hamil setelah pihak sekolah melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan dilakukan di alamat sekolah di Tanah Kapu, Waijewa Tengah. Melalui pemeriksaan urin, diketahui bahwa siswi tersebut telah mengandung.

 

 

PLT Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumba Barat Daya, Lukas Ngongo Gaddi, saat ditemui di ruang kerjanya pada 8 Oktober 2024, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus pelecehan seksual di wilayah SBD. Kasus yang menimpa JNKW, seorang pelajar SMK di Waijewa Tengah, menjadi perhatian serius bagi Lukas. Ia mendesak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sumba Barat Daya untuk mengawal dan memastikan bahwa kasus tersebut diselesaikan hingga tuntas.

 

 

“Saya mendesak DP3A untuk serius mengawal kasus ini hingga ada titik terang. Kasus seperti ini sudah terlalu sering terjadi di masyarakat kita. Saya berharap tidak akan ada lagi kasus serupa di kemudian hari,” ujar Lukas Ngongo Gaddi dengan penuh ketegasan.

 

 

Lukas juga menekankan pentingnya peran aparat penegak hukum (APH) dalam mengusut tuntas kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Ia berharap pelaku-pelaku kejahatan seksual segera diproses sesuai dengan hukum yang berlaku dan mendapatkan hukuman yang setimpal. Menurutnya, jika kasus seperti ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka tindakan serupa akan terus berulang dan semakin banyak korban yang berjatuhan.

 

 

“Pelaku harus diproses secara hukum. Kalau tidak, setiap saat akan semakin banyak pelaku-pelaku seksual yang berani melakukan tindakan tidak manusiawi terhadap anak di bawah umur,” tegas Lukas.

 

 

Lukas Ngongo Gaddi juga memberikan apresiasi kepada media yang terus memberitakan dan mempublikasikan kasus-kasus kekerasan seksual, terutama yang menimpa anak-anak di wilayah Sumba Barat Daya. “Teman-teman media adalah garda terdepan yang selalu mempublikasikan setiap kasus. Ini sangat penting agar kasus seperti ini mendapat perhatian publik dan bisa segera ditindaklanjuti,” tambahnya.

 

 

Lebih lanjut, Lukas menyampaikan bahwa apabila anak yang menjadi korban adalah seorang pelajar atau siswi yang menumpang tinggal di rumah pelaku, maka tindakan pelaku sangat tidak manusiawi, apalagi jika disertai ancaman menggunakan senjata tajam. “Jika benar pelaku mengancam korban dengan senjata tajam, perbuatannya semakin tidak bisa diterima. Kita harus melindungi korban dan memberikan perlindungan maksimal agar tidak ada lagi korban lain di masa depan,” jelasnya.

 

 

Lukas menegaskan bahwa pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak tidak hanya merusak kesejahteraan fisik dan mental korban, tetapi juga menghancurkan masa depan mereka. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak, baik pemerintah, aparat hukum, maupun masyarakat, untuk bersama-sama mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual ini secara serius.

 

 

“Pelecehan seksual dan kekerasan merusak kesejahteraan dan perkembangan masa depan korban. Kita harus melindungi korban dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Kita harus mengambil langkah-langkah yang tegas agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban,” pungkas Lukas Ngongo Gaddi.

 

 

(Red*Paul)

Tinggalkan Balasan