RELIGI – PASOLAPOS.COM || Pantau awak media Pasola pos terlihat masyarakat/Umat sangat antusias mengikuti kegiatan rohani yang di pimpin oleh bapak Pdt. Yandi Manobe, S.Th. di GKS Jemaat Mata pada Selasa,(26 juni 2024).
Suasana di GKS Jemaat Mata pada saat sore hari ini sangat ramai di padati oleh umat yang mau melaksanakan ibadah, pasalnya acara kebaktian penyegaran iman pada sore kali ini di pimpin langsung oleh Bapak Pendeta Yandi Manobe dengan tema “Digitalisasi Untuk Kemulian Tuhan atau Kemualian Tuhan Untuk Digitalisasi”.Pendeta Yandi yang selalu viral dengan wejangan-wejangan yang sangat inspiratif dan meneduhkan hati serta menyegarkan iman sebagai pengikut kristus.
Selain dari itu tampak barisan panitia yang sudah siap dan bersemangat serta sigap mengarah parah umat yang hadir pada kegiatan tersebut untuk menempati setiap tempat yang sudah di sediakan, mulai parkiran roda dua dan empat hingga pada tempat umat untuk duduk.
Lebih lanjut bapak Pendeta ketika diwawancarai sela-sela akan di mulainya kegiatan tersebut, menyampaikan tentang media pada jaman sekarang tidak bisa di bendung lagi, sehingga menyebabkan banyak orang tidak siap dan terkadang di salah gunakan, tetapi kalau penggunaannya bijaksana dan disiplin maka akan mendatangkan berkah dan kasih, lalu ia juga menjelas perbedaan dunia maya dan dunia nyata yang cara menyikapi kedua dunia kedua tersebut yang berbeda,ujar beliau.
“Jadi kita tidak bisa kasih salah perkembangan ilmu pengetauhan, persoalanya sekarang ada di tangan siapa perkembangan ilmu itu. Dunia sekarang ini ada dua, dunia nyata dan dunia maya, di dunia nyata orang tua lahir lebih dulu dari ana-anak makanya ada peraturan ini, itu, tidak boleh segala macam, tapi dunia maya ana-anak lahir lebih duluan dari orang tua. Dem bapa mama pusing-pusing pegang hp android kermana itu anak tiga tahun, tetapi karena dunia maya anak-anak lahir duluan dari pada orang tua, banyak orang tua di dunia maya bikin ke macam ana-ana juga”,jelasnya.
Beliau juga memberikan arahan penggunaan hp secara baik dan teratur kepada jemaat agar memperhatika hal-hal itu,selanjutnya bapak pendeta menjelaskan secara konkrit kepada jemaat dan teperinci sebab dan akibat serta perbedaan perlakuan di dunia maya.Dalam suasana penuh unsur komedi tetapi memiliki nilai-nilai moral dan sosial yang sangat baik dalam kehidupan beragama bahkan beliau mengulas sendi-sendi kehidupan umat mengenai penggunaan hp selama ini, hal ini membuat ibadah berjalan sangat hikmat dan aman.
“Maka kita kalau foto itu teratur satu kali saja dengan gaya yang baik, rata-rata kalau bapa-bapa foto gaya kemain bola semua, dan kalau ibu-ibu foto sekali tekan harus banyak foto, foto tambah lagi, usahakan kalau caption status harus baik sedikit dan punya bobot belajar”.
Beliau juga menerangkan dalam khotbahnya bahwa perlunya keseimbangan dalam penggunaan media sosial, dan menegaskan kalau penggunaan media harus bisa menjadi alat untuk menyampaikan kebaikan ilahi dan kebenaran untuk menciptakan hidup dalam kasih. lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa gereja harusnya menggarami media,ujarnya.
“Perlunya penggunaan media sosial harus seimbang, tetapi hati-hati supaya jangan sampai media menggarami gereja, mestinya gereja yang menggarami media sosial, kalau hati su baik dan su jaga”.
Beliau juģa merangkan bahwa umat kristen jangan penyebar berita hoaks yang mana tingkat keakuratannya belum bisa di pastikan secara benar. Hal seperti itu harus menggunakan pemikiran yang cemerlang, kritis dan logis, sehingga meminilisir tingkat peredaran isu yang membodokkan masyarakat.
“Saudara tidak boleh lanjutkan apapun di media sosial kalau informasi itu belum akurat, belajar kepintaran itu terbatas, makanya orang bisa kejar bodo itu yang tidak
ada batas, makanya dia maleleh saja begitu , makanya di Kupang kalau orang bilang bodo ukur-ukur bagi bagi itu bodo, na su punya tidak bodo na belajar. belajar ialah perubahan tingkah laku dari tidak tau menjadi tau dari tidak bisa menjadi bisa”,tutupnya.
Sampai pada akhirnya ibadah di Gereja GKS Mata ini berjalan dengan baik,ramai, damai dan tentram.