TAMBOLAKA – PASOLAPOS.COM || Warga di Pulau Sumba, khususnya di empat kabupaten —Sumba Barat Daya (SBD), Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur — diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan oli kendaraan. Pasalnya, peredaran oli palsu atau oplosan semakin marak, bahkan sulit dibedakan dengan oli asli karena kemasannya yang menyerupai merek-merek ternama.
Para pemilik kendaraan, baik mobil maupun motor, mengaku resah karena sulit membedakan oli asli dan palsu yang beredar di pasaran. Banyak pengendara mengalami kerusakan mesin akibat penggunaan oli yang diduga palsu.
Sejumlah warga mengaku mengalami kendala pada kendaraan mereka setelah mengganti oli di beberapa bengkel. Salah satunya, Lukas, yang biasa dipanggil Bapak Melis, warga SBD yang mengalami masalah pada motornya.
“Setelah ganti oli, mesin motor saya jadi cepat panas dan tarikannya terasa berat. Setelah dicek, ternyata oli yang saya pakai bukan asli,” ujarnya saat ditemui di Tambolaka, Senin (3/3/2025).
Oli palsu ini dikemas menyerupai produk asli, mulai dari warna, logo, hingga bentuk botolnya. Beberapa merek ternama sering menjadi sasaran pemalsuan karena permintaannya tinggi di daerah ini, sehingga sulit dibedakan hanya dari kemasan luarnya.
Menurut seorang mekanik bengkel di SBD, oli palsu memiliki kualitas yang jauh di bawah standar. Kandungan pelumasnya tidak optimal sehingga berisiko merusak komponen mesin dalam jangka panjang.
“Kalau oli palsu, viskositasnya berbeda, cepat menghitam, dan tidak mampu melindungi mesin dengan baik. Ini sangat berbahaya jika dibiarkan,” ujarnya.
Masyarakat berharap pihak berwenang segera turun tangan untuk menindak tegas para pelaku pemalsuan oli. Selain merugikan konsumen, oli palsu juga dapat menyebabkan kecelakaan akibat mesin kendaraan yang tidak bekerja optimal.
Frans Ama Kii, warga asal Wejewa Tengah, menyesalkan tindakan para pelaku yang hanya mementingkan keuntungan tanpa memikirkan dampaknya bagi pengguna kendaraan.
“Kami minta pemerintah dan kepolisian segera bertindak karena ini sudah sangat meresahkan. Kenapa pengusaha selalu mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar? Padahal, menjual oli asli saja sudah menguntungkan. Mereka justru melakukan praktik oplosan untuk cepat kaya, dan itu sangat merugikan masyarakat,” tegas Frans.
Tips Menghindari Oli Palsu
Untuk menghindari penggunaan oli palsu, pemilik kendaraan di SBD disarankan untuk:
- Membeli oli di distributor resmi guna memastikan keaslian produk.
- Memeriksa kemasan dengan cermat, termasuk tutup segel dan label hologram.
- Memperhatikan tekstur dan warna oli, karena oli palsu cenderung lebih encer dan cepat menghitam.
- Mencatat perubahan performa kendaraan setelah mengganti oli. Jika kendaraan terasa lebih berat atau cepat panas, segera lakukan pemeriksaan.
Dengan semakin maraknya kasus pemalsuan oli, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan oli oplosan.
(Paul/Red)