Religi  

Landaskan Kasih,Umat dan Imam Paroki St.Petrus & Paulus Waikabubak Jadi Contoh Membangun Gereja

Gereja St Petrus dan Paulus Waikabubak diberkati yang mulia Bapak Uskup Weetebula, Edmund Woga,CSsR .Sabtu,29 Juni 2024.

Sekilas kisah hingga pada : PEMBERKATAN GEREJA PAROKI WAIKABUBAK

Agustinus B. Wuwur, Kepala Biro Pasolapos Sumba Barat

Kamis pagi yang cerah (27/6/2024)  Pasolapos menjumpai Rm. Konstantinus Nggajo, Pr biasa disapa Rm. Nus di pendopo pastoran Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak, Sumba Barat, NTT. Ketika ditanya motivasi mendasar apa sehingga romo nekad membangun gedung gereja baru ? Jawabnya “ Prinsip dasarnya adalah membangun kembali gereja atas keprihatinan dengan kondisi gereja yang telah dibongkar “.

 

 

Secara ekonomi umat mampu membangun sebuah gedung gereja baru yang layak. Dan dengan keyakinan iman ujar romo  yang berpenampilan sederhana itu bahwa “ Ketika kita memulai suatu rencana/perkejaan Tuhan merestui dan umat akan dukung, dasarnya adalah iman “ jelasnya kepada Pasolapos.

Panitia santai sejenak bersama Bapak Uskup Edmund Woga,CSsR.,Bpk. Titus dan Bpk. Gabriel.

Membangun gereja yang akan ditahbiskan yang mulia Bapak Uskup Weetebula , Edmund Woga, CSsR tanggal 29 Juni 2024 , itu bisa berhasil rampung dibangun karena kontribusi umat yang paling besar. Prinsip  Gereja Katolik adalah untuk semua umat. Dan andil para donatur perlu diberi apresiasi karena mereka meresponnya sangat baik untuk menyiapkan salah satu tempat bagi umat untuk berdoa kepada Tuhan secara layak, Tuhan hadir di situ.

 

 

Ketika ditanya bagaimana perasaan romo ketika suskses bersama umat para donatur membangun gedung gereja baru ia menjawab singkat : “Gembira ! “ Iman semakin teguh bagi umat dan teguh dalam panggilan. Soal pemeliharaan serta perawatan gedung gereja Rm. Nus berpesan agar  imam bersama umat pelihara menjaga merawat dengan baik gedung gereja yang telah dibangun dengan susah payah itu, tidak mengharapkan orang lain.

 

 

Juga dalam kehidupan menggereja umat harus memberi dengan hati, umat  harus mandiri dan semangat itu perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Ingat pesan Yesus tentang janda miskin yang memberi dari keberadaanya. Intinya bahwa gereja ini hidup dari umat. Apa yang hendak diungkapkan kepada Tuhan tentang keberhasilan membangun sebuah gedung gereja yang layak untuk umat, ia menjawab : “ Bersyukur kepada Tuhan atas bekat-Nya yang besar sehingga gedung gereja baru bisa  ditahbiskan Bapak Uskup Edmund Woga, CSsR. Peristiwa yang belum tentu berulang dua kali ungkapnya kepada Pasolapos. Dan, selanjutnya ia mengungkapkan bahwa melaksanakan tugas sebagai imam pada suatu ketika bisa saja pindah ke tempat tugas yang baru, dan berpinsip “ ke  mana diutus harus pergi !”.

 

 

Atas seizin Rm. Nus Pasolapos pun mewawancarai kedua orang tua romo : Bpk. Yosef Fasi (75) dan ibu Rosa Duna (67) di rumah almarhumah Ibu Neg Danur di Waikabubak. Bpk. Yosef menceriterakan bahwa ia bersyukur bahwa Rm. Nus bisa mengantar umat menjadi orang Katolik yang baik. Bagaimana pun juga sebagai orang Katolik harus bisa mendukung  pembangunan sarana (gereja) yang luar biasa itu ungkapnya penuh haru . Ibu Rosa Duna mengungkapkan bahwa sebelumnya kita tidak menyangka bahwa Rm. Nus bersama umat dan bantuan para donatur kalau kita dengar  cerita dari awal hingga sekarang kita  saksikan bagaimana  kegiatan pembangunan gereja yang megah itu  bisa rampung dikerjakan,   hal itu sangat mengharukan.

Tinggalkan Balasan