TAMBOLAKA, PASOLAPOS.COM || Kasus pencurian hasil kebun kembali terjadi di Desa Mandungo, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya. Tanaman seperti buah pinang, kemiri, nangka, dan pisang yang ditanam dengan susah payah oleh pemilik sering kali diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Kristofurus Bili Tena, seorang pemilik kebun di daerah Werota, mendatangi kantor media Pasolapos.com dan Gongsumba.com pada Selasa (10/12/2024). Ia menyampaikan bahwa kasus pencurian ini telah berlangsung selama beberapa tahun tanpa pelaku yang jelas. Namun, pada Minggu (8/12/2024), Kristo berhasil menangkap pelaku yang tertangkap basah sedang memetik buah pinang di kebunnya.
Pada Minggu, setelah pulang dari gereja, Kristo bersama anaknya, Gabriel Soleman Tena, menuju kebunnya yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah mereka di Kampung Pulamme, Desa Mandungo. Setibanya di kebun, mereka menemukan seorang pria bernama Arto, warga Kampung Paburru, sedang memetik buah pinang secara diam-diam.
Kristo segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Wewewa Selatan. Menurut informasi yang diterima, pelaku telah ditahan di kantor Polsek sejak Minggu, dan upaya mediasi antara keluarga pelaku dan korban telah direncanakan.
Kristo, pemilik kebun, dikenal sebagai pengrajin bambu, tukang meubel, dan pembuat barang anyaman seperti tisu, piring, dan dulang. Selain itu, ia juga memproduksi meubel dari kayu seperti meja, kursi, dan lemari.
Kapolsek Wewewa Selatan, ketika dihubungi melalui telepon pada Rabu (11/12/2024), membenarkan bahwa pelaku telah ditahan sejak kejadian tersebut dilaporkan. Upaya mediasi telah dilakukan, namun hingga kini belum ada kepastian mengenai hasilnya.
Kristo menyebutkan bahwa mediasi antara kedua belah pihak dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (14/12/2024). Namun, karena bertepatan dengan acara wisuda anaknya di Universitas Katolik Waitabula, Desa Karuni, ia belum mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan rencana tersebut.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan di wilayah pedesaan, terutama bagi para pemilik kebun yang menjadi sasaran tindakan kriminal.
(Redaksi: Paul)