TAMBOLAKA – PASOLAPOS.COM || Sebagai wadah yang menghimpun sejumlah pekerja pers di Bumi Marapu, Forum Jurnalis Independen Sumba (FORJIS) berkomitmen meningkatkan kualitas kerja pers.
Hal itu disampaikan Ketua FORJIS, Julius Pira yang didampingi sejumlah pengurus, Sabtu (03/08/2024).
“Kualitas dimaksud tidak saja dalam konteks pemberitaan yang mengacu pada rumus baku 5W+1H dan berkiblat pada kode etik jurnalistik, namun mesti dimaknai lebih luas lagi,” jelasnya.
Dikatakan pemimpin redaksi Menara Sumba ini, peran pers sebagai pilar keempat demokrasi harus diejawantahkan oleh semua elemen jurnalis tanpa kecuali.
Karena itu, seorang wartawan harus menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip hidup sebagai seorang jurnalis sejati.
Salah satunya, seorang wartawan harus independen dalam melaksanakan tugasnya tanpa kenal kompromi.
Dirinya menyitir salah satu pasal dalam Kode Etik Jurnalistik yang menyebut, wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
“Tabu bagi seorang wartawan terjerumus dalam kubangan conflict of interest saat bertugas,” sebutnya.
Seorang wartawan, selain mengasah ketrampilan menulis, seorang kuli tinta harus pula menempa kepekaannya terhadap keadaan yang dihadapi masyarakat.
Hal itulah yang akan coba dielaborasi lewat wadah forum jurnalis tersebut untuk menghadirkan karakter wartawan di Bumi Marapu yang bisa bertanggung jawab terhadap kemajuan daerah dan masyarakat.
“Seorang wartawan harus memiliki sifat rendah hati, menjunjung etika, dan tidak boleh merasa hebat lalu sewenang-wenang karena tugasnya yang bisa memberitakan sesuatu,” ucap Julius.
Sifat arogan serta meremehkan pihak lain adalah sesuatu yang mestinya tabu dan tidak boleh melekat dalam diri seorang wartawan.
Itulah sebabnya istilah kuli tinta disematkan kepada insan pers untuk menunjukkan kerendahan hati kaum jurnalis.
Peran vital pekerja pers di tanah Sumba, sebutnya lagi, sudah terbukti memengaruhi perkembangan dan kemajuan pada berbagai aspek di daerah ini.
Terlebih di tahun politik saat ini, sesudah perhelatan pemilu legislatif dan pilpres kini disusul tahapan pelaksanaan pilkada.
“Wartawan harus jadi garda terdepan yang senantiasa hadir menyejukkan temperatur politik, bukan menggiring opini publik dalam konfrontasi,” ajaknya.
Ia berharap forum yang dibentuk ini dapat menghimpun para pegiat media untuk saling menopang dan mencerahkan dalam sebuah kebersamaan juga kesamaan visi.
Wadah tersebut, katanya lagi, tidak pula dijadikan sebagai sebuah komunitas eksklusif yang kemudian ditakuti publik.
“Mari kita benahi bersama karut-marut dunia jurnalistik di daerah ini menjadi lebih baik dan bermartabat,” tandasnya.