TAMBOLAKA,NTT – PASOLAPOS.COM || Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), wilayah yang dikenal dengan pesona alamnya yang indah, menyimpan sisi lain yang jauh dari gemerlap.
Jalanan di pedalaman yang rusak parah, desa-desa tanpa penerangan, dan sulitnya akses terhadap air bersih menjadi realitas sehari-hari masyarakat setempat.
Hal ini disampaikan dengan penuh semangat oleh Anita Jacoba Gah, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, saat memberikan dukungannya kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati SBD nomor urut 3, Agustinus Tamo Mbapa (Gustaf) dan Soleman Lende Dappa (SLD), yang dikenal dengan nama Paket AMAN, Jumat, 22 November 2024.
Dalam orasinya, Anita menekankan bahwa perubahan di SBD sangat mungkin terjadi, asalkan ada pemimpin yang berkomitmen kuat untuk membawa anggaran pemerintah ke tengah masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi.
“Jalan rusak, desa gelap, air bersih tidak ada. Tapi, Bapak Mama tidak usah khawatir, ini sudah saatnya berubah. Tuhan sudah berikan harapan untuk kita melalui Paket AMAN,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sektor kesehatan. Meski anggaran untuk kesehatan sebenarnya tersedia, banyak fasilitas seperti puskesmas, pustu, dan rumah sakit tipe pratama yang masih minim dokter dan peralatan medis berkualitas.
Anita menegaskan, pemerintah daerah harus mampu menghadirkan dokter-dokter terbaik dan alat kesehatan unggulan ke SBD agar masyarakat tidak perlu lagi mencari pelayanan medis ke Kupang, Bali, atau bahkan Jakarta.
Optimisme Anita kian menguat dengan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan peran Partai Demokrat dalam koalisi besar.
“Ketika Paket AMAN menang, yakinlah, semua kebutuhan akan disalurkan. Bapak Gustaf adalah kader Demokrat. Enak kita, betul! Tidak punya uang, tetapi punya kekuatan besar dari Tuhan dan dukungan koalisi besar,” tambahnya, disambut sorak-sorai pendukung.
Dengan retorika yang tajam dan penuh keyakinan, Anita mengingatkan pentingnya memilih pemimpin yang bekerja untuk rakyat.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak lagi memilih pemimpin yang gagal memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
“Semua sudah ada programnya, sudah ada anggarannya. Sekarang tinggal bagaimana pemimpin itu berkomitmen,” pungkasnya.
*Sipri Mone*