PASOLAPOS.COM — Calon Wakil Bupati (Cawabup) Sumba Barat Daya (SBD) nomor urut 3, Soleman Lende Dappa (SLD), menghadiri Misa Syukur Perdamaian antara dua keluarga yang lama berseteru, Agustinus Tamo Mbapa dan Bonefasius Radu Kaka, pada Jumat, 15 November 2024. Acara yang digelar di kediaman calon Bupati (Cabup) SBD nomor urut 3, Agustinus Tamo Mbapa, di Desa Hohawungo, Kecamatan Kodi Utara, berlangsung khidmat dan penuh emosi. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak, tokoh adat, serta sejumlah warga setempat yang turut serta merayakan perdamaian yang telah lama dinantikan.
Dalam sambutannya, SLD menyampaikan bahwa perdamaian yang tercapai antara kedua keluarga ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan dapat mengatasi perbedaan dan perselisihan, bahkan yang telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun. “Ini adalah momen bersejarah. Bukan hanya untuk keluarga besar Agustinus Tamo Mbapa dan Bonefasius Radu Pati, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Sumba Barat Daya. Perdamaian ini adalah pengingat bahwa kebersamaan dan persaudaraan adalah kunci bagi kemajuan kita semua,” ungkap SLD dengan penuh semangat.
Ia juga menekankan bahwa perdamaian ini sangat penting untuk menciptakan kondisi yang lebih harmonis di tengah masyarakat SBD, terutama menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, penyelesaian konflik semacam ini menjadi salah satu fondasi penting bagi pembangunan sosial di Sumba, khususnya di SBD. SLD berharap agar semangat persatuan ini dapat menjadi inspirasi bagi warga lainnya untuk bekerja bersama, tanpa membedakan latar belakang atau perbedaan yang ada. “Perdamaian ini adalah momentum untuk kita semua memperbaiki diri dan bersama-sama membangun Sumba Barat Daya menjadi lebih baik,” tambahnya.
Sebagai calon Wakil Bupati, kehadiran SLD di acara ini bukan hanya sebagai bentuk dukungan moral terhadap kedua keluarga yang sedang berusaha menyelesaikan konflik, tetapi juga sebagai simbol dari komitmennya untuk menjaga harmoni dan kedamaian di SBD. Ia berharap agar semangat perdamaian ini dapat memperkuat hubungan antara masyarakat yang ada di wilayah Kodi Utara dan sekitarnya, yang selama ini terpecah akibat perselisihan antar keluarga.
Misa Syukur Perdamaian ini dilaksanakan dengan penuh khidmat, diiringi oleh doa dan harapan agar proses perdamaian yang telah dimulai ini dapat berjalan dengan lancar dan diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat SBD. Selain itu, acara ini juga dimaksudkan untuk memberikan pesan positif kepada masyarakat bahwa penyelesaian konflik bisa dilakukan dengan cara damai dan bijaksana, tanpa harus melibatkan kekerasan atau permusuhan.
Setelah prosesi adat yang telah digelar sebelumnya pada 9 dan 11 Oktober 2024, acara Misa ini menjadi langkah pamungkas dari sebuah perjalanan panjang perdamaian yang dinanti-nantikan banyak pihak. Kehadiran warga yang begitu antusias menunjukkan betapa besar harapan mereka terhadap perubahan dan rekonsiliasi yang dapat menciptakan kedamaian dalam masyarakat Sumba Barat Daya.
Warga yang hadir merasakan keharuan yang mendalam, menyaksikan dua keluarga yang dulunya terpecah akibat perselisihan kini bersatu dalam doa dan kedamaian. Suasana penuh emosional ini seakan menjadi simbol bahwa perbedaan dapat diselesaikan dengan jalan damai, asalkan ada niat baik dan kerendahan hati dari semua pihak. Masyarakat SBD berharap agar momen ini bisa menjadi awal dari kebersamaan yang lebih baik lagi dalam masyarakat yang lebih luas, tidak hanya dalam konteks keluarga, tetapi juga dalam hubungan sosial antarwarga.
“Bagi kami, ini lebih dari sekadar menghadiri acara. Perdamaian adalah hal yang paling berharga, terlebih di tahun politik. Kita harus bersatu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi SBD,” ujar SLD, menutup sambutannya. Keberhasilan perdamaian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi semua pihak untuk mengutamakan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan, dan memperkuat semangat gotong royong di seluruh wilayah Sumba Barat Daya.
Red*Sipri Mone*