Tobias Dowa Lelu Bikin Kejutan: Gandeng Bupati Ratu Wulla ke Desa Lete Konda !

Tobias Dowa Lelu,Anggota DPRD SBD Fraksi PKB.Mengawasi panen raya padi bersama koordinator Loura Pak Yakobus.

PASOLAPOS.COM – TAMBOLAKA || Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Tobias Dowa Lelu, secara khusus menghadirkan Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla, dalam kegiatan Panen Raya bersama Kelompok Tani Mitra Tunas Sejahtera di Desa Lete Konda, Kecamatan Loura, Kamis, 12 Juni 2025 sore.

 

Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten SBD itu bukan tanpa alasan. Di balik perayaan panen seluas 2 hektar dengan hasil 10 ton gabah itu, terselip harapan dan suara hati petani yang selama ini terpendam.

 

Ketua Kelompok Tani, Falen Zudi, memanfaatkan momen berharga itu untuk menyampaikan keluhan petani soal krisis air yang masih menjadi hambatan utama penggarapan lahan pertanian.

 

“Kami punya lahan sekitar 50 hektar, tapi sekitar 20 hektar belum semua bisa kami garap karena tidak ada irigasi. Selama ini kami pakai irigasi manual dengan pipa dan cacing. Kami mohon bantuan Ibu Bupati untuk hadirkan irigasi permanen,” kata Falen di hadapan Ratu Wulla.

 

Tobias Dowa Lelu, menyebut bahwa kehadiran Bupati adalah bagian dari strategi advokasi politik yang berpihak pada rakyat kecil, khususnya petani.

 

“Kita tidak hanya panen padi, tapi juga panen harapan. Saya hadirkan langsung Ibu Bupati agar bisa dengar sendiri suara rakyat. Ini bukan soal seremonial, ini soal keberpihakan,” ujar Tobias, yang juga Ketua DPC PKB SBD.

 

Tak butuh waktu lama, Bupati Ratu Wulla langsung merespons cepat. Ia menelpon Kabid Pengairan PUPR SBD, Agus Dapa Loka, agar segera meninjau mata air Karuni yang menjadi sumber potensial pengairan sawah di Lete Konda dan Lete Konda Selatan.

 

“Saya minta agar mata air Karuni segera dikaji untuk dimasukkan dalam program irigasi. Kami akan usulkan ke Pemprov dan pemerintah pusat,” tegas Ratu Wulla.

 

Bagi warga Lete Konda, ini bukan sekadar panen raya, tapi juga momentum penting untuk menyuarakan aspirasi mereka langsung kepada pemimpin daerah. Dengan hasil panen mencapai 10 ton dari 2 hektar, potensi pertanian di wilayah itu dinilai sangat menjanjikan.

 

Namun, tantangan terbesar masih pada keterbatasan akses air, yang membuat sebagian besar lahan belum tergarap secara maksimal.

 

Tobias Dowa Lelu menegaskan komitmennya untuk terus mengawal aspirasi petani dan mendorong pemerintah daerah agar bergerak cepat.

 

“Ini bukan akhir, tetapi awal dari perjuangan panjang. Petani tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan