Yengo Tanda Kawi Terpanggil Kelola Sampah Menjadi Sumber Pemasukan

Foto di Negara Philipina ditempat ikon pariwisata Religius belum lama ini.

PASOLAPOS.COM – LOURA,Beberapa waktu belum lama ini Camat Loura bersama Pol.PP malam-malam datang kekantor Redaksi Media Pasolapos.com,waktu yang telah ditentukan juga terdapat awak media Pos Kupang (Petrus Piter),TVRI (Fredi Ladi),Menara Sumba (Lius Pira) dalam diskusi ada banyak yang dibicarakan tentang kepentingan pembangunan termasuk Sampah menjadi perhatian yang sangat serius, pasalnya selama ini diabaikan begitu saja tanpa ada pegolahan yang baik agar menjadi sumber pendapatan ekonomi, Pengelolaan sampah yang selama ini jadi urusan cukup diabaikan di SBD sehingga kini mengguga hati Camat Loura untuk menyulap limbah menjadi komoditi berharga.

Langkah awal ini dimulai Yengo Tanda Kawi dengan mengunjungi relasinya di Pulau Dewata yang sudah berpengalaman mengolah sampah menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat.

 

“Saya baru tiba dari Bali mengunjungi relasi di sana yang juga sudah saya ajak untuk kerja sama kelola sampah di Sumba Barat Daya,” jelasnya kepada awak media pekan lalu.

 

Menurutnya pemikiran ini mulai, ketika persoalan sampah di wilayah Loura sudah sangat mengganggu dan harus segera ditangani. Usai sekian lama merenung,dirinya berpikir mesti ada jalan keluar yang diambil sebagai upaya solutif agar limbah ini tidak lagi jadi momok masalah yang senantiasa membelit.

 

Dirinya pun menguras pikiran mencari jalan keluar serta mendapatkan ide lalu berdiskusi dengan beberapa relasi, bagaimana merubah sampah dari sumber masalah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bagaimana tidak, persoalan sampah ini kian rumit karena menumpuk dan bertebaran dimana-mana jadi pemandangan mengganggu sertapun dengan aroma yang tidak sedap.

 

“Saya akhirnya berketetapan hati dan memutuskan harus menemukan cara tepat untuk menuntaskan masalah tersebut,” sambung camat yang tidak suka duduk di belakang meja ini.

 

Selama di Bali, ia berdiskusi kemudian berbuah dukungan dari para relasi di sana untuk bekerjasama mengelola sampah. Konsep pelaksanaan pun sudah dibuat, tinggal menunggu momen untuk segera memulai, lebih cepat lebih baik, tandas Camat Loura.

 

“Tim dari Bali akan turun tanggal 15 Februari 2023 nanti. Paling lambat pada 17 Februari 2023 sudah bisa action di lapangan, dimulai dengan penyemprotan sampah pada beberapa tempat di wilayah Loura,” terangnya.

 

Sampah berbau tidak sedap ini akan disemprot dengan racikan formula alami sehingga tidak lagi mengganggu penciuman, lalu nantinya diangkut ke tempat pengolahan. Setibanya di lokasi pengolahan, sampah ini nantinya akan dipilah dalam empat jenis, yakni plastik, besi, kertas, dan limbah basah seperti sisa nasi dan sisa olahan makanan lain.

 

“Kita mulai dulu dengan upaya pribadi, sebab untuk mengandeng mitra dari unsur pemerintah atau pun badan usaha lain belum ada payung hukum sehingga proses eksekusinya juga butuh waktu,” lanjutnya pula.

 

Ada dua lokasi yang kelak harus disiapkan dimana salah satu area akan ditempatkan alat penghancur sampah, dan ini mesti jauh dari pemukiman agar deru mesinnya tidak mengganggu warga. Sedangkan untuk pengolahan limbah basah dapat dilakukan pada lokasi yang dekat dengan rumah penduduk, seperti pengolahan pakan ternak dan pupuk organik.

 

“Harapan saya, rencana ini bisa terlaksana lancar sehingga image negatif tentang sampah yang selama ini selalu dianggap sumber masalah kita ubah jadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

(Red.Ferdi Gh.)

Tinggalkan Balasan