Pasolapos.com – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Nahdlatul Ulama NU sosialisasi Edukasi Gizi dan Pencarian Fakta Penggunaan Susu Kental Manis Sebagai Minuman Susu Balita di Masyarakat, mengatakan bahwa Yayasan ini sangat peduli akan kesehatan masyarakat sejak balita sehingga ingin mensosialisasikan ke masyarakat apa dampak negatif pemberian susu kental mania kepada balita sebagai susu.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan pimpinan dan tim menyelenggarakan Edukasi Gizi dan Pencarian Fakta Penggunaan Susu Kental Manis Sebagai Minuman Susu Balita di Masyarakat kepada Kelompok Perempuan Majelis Taklim NU NTT Pada Rabu, (27/03/2022) di sekreatriat NU NTT di Kupang.
Erna Yulia Soefihara, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU membuka kegiatan menyatakan sangat bersyukur dengan kegiatan edukasi ini karena akan sangat membantu ibu-ibu dalam hal pengetahuan akan gizi dan apa kandungan susu kental manis, apakah memberi dampak negatif apa positif pada gizi dan tumbuh kembang balita.
Pemateri Riris Yunita Damanik S. Gz. MPH. SiDinas kesehatan kota kupang membawakan materi “Seribu hari Pertama kehidupan” uang menjelaskan tentang pentingnya pengetahuan gizi bagi pemeliharaan kesehatan bayi di 1000 hari pertama kehidupan, yakni sejak awal kehamilan.
Riris menyebut di awal 1000 hari kehidupan manusia yang dimulai sejak awal kehamilan bumil yang memperoleh asupan gizi yang lengkap kandungan nutirisnya akan sangat membantu pertumbuhan janin menuju bayi dan kehidupan setelah dilahirkan.
Setelah lahir, pemberian asupan gizi awal adalah lewat ASI Eklsusif selama 6 bulan dan ibu menyusui harus menkonsumsi asupan nutirisi yang lengkap gizinya. Ini penting untuk menghasilkan ASI berkualitas.
Pemberian susu tambahan dan MPA (makanan pendamping ASI) harus juga memenuhi unsur kandungan gizi seimbang.
Pemberian susu tambahan menurut Riris harus susu yang tepat, yang rendah dan tinggi protein susu ( susu bubuk).
Upaya tersebut adalah agar anak jangan stunting Standart tinggi dan berat bayi sesuai dengan ketentuan kesehatan WHO, jelas
Arif menyatakan bahwa dasar komitmen ini karena ada temuan dari sejumlah riset bahwa kandungan susu kental manis lebih banyak kandungan gula yang sangat membahayakan kesehatan bahkan sampai menyebabkan kematian pada balita.
Dan hasil riset dan temuan ini sudah diajukan ke BPOM untuk melakukan uji lapangan dan sudah mengeluarkan kebijakan iklan susu kental manis hanya untuk jadi topping makanan sajian saja bukan untuk susu bayi.
Ia berharap dengan sosialasi maka masyarakat akan sadar dan tidak memberikan susu kental manis sebagai susu tambahan bagi bayi tapi dengan dengan ASI, makanan bergizi dan Susu Formula Bubuk.
Juga masuk ke dalam sekolah-sekolah mulai dari PAUD, dan ke Posyandu-Posyandu, organisasi kemasyarakatan dan agama melakukan edukasi lewat berbagai media.
Dengan siswa PAUD dan TK misalnya lewat buku dan media bermain yang mendekatkan bahan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.
(Red.Rafael)