UPTD Museum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pamerkan kekayaan budaya daerah pada hari Museum Nasional di NTT, pada Selasa 12 Oktober 2021 lalu. Hari nasional tersebut digelar secara sederhana, dengan harapan menghasilkan nilai promosi yang lebih luas.
Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur: Esau K.M. Ledoh, SE., M.Ec.Dev, Jumat 15 Oktober 2021 kemarin mengatakan, Museum Daerah Provinsi NTT, Didirikan sebagai “rumah” yang menampung berbagai benda alam dan budaya masyarakat NTT sebagai pusat informasi budaya, sejarah dan peradaban.
Menurutnya, Museum ini menekankan peran untuk menyelamatkan, memelihara, memanfatkan benda-benda warisan sejarah alam dan budaya masyarakat NTT untuk memperkuat identitas diri, mendorong kreativitas, memupuk toleransi, menunjang pendidikan dan pariwisata serta menampilkan kekayaan budaya daerah NTT ke ajang yang lebih luas.
Kami Merayakannya secara sederhana dalam peringati hari Museum Nasional yang jatuh tanggal 12 Oktober kemarin, Meski pun sederhana tapi kami berharap dapat menjadi dayak tarik masyarakat untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan benda-benda dan warisan bersejarah lain yang dimuseumkan dan mengingatkan dengan hari nasional Museum ini,” Ujar Ledoh.
Ledoh, juga menjelaskan Museum menjadi sarana untuk menjaga warisan berharga dan bersejarah Nusa Tenggara Timur. Sehingga, penetapan hari Museum Nasional bertujuan agar masyarakat tidak melupakan museum sebagai bagian dari sarana mengingat sejarah, baik sejarah bangsa maupun daerah.
Dia menyebutkan, Koleksi Museum NTT saat ini ada 10 jenis koleksi dengan jumlah 8999 koleksi yang berasal dari kelompok-kelompok etnis yang mendiami 14 kabupaten dan kota di Wilayah Provinsi NTT.
Koleksi museum ini diperoleh dari hibah, ganti rugi/pembelian, dan bentuk lainnya berupa benda-benda arkeologi, biologi, geografi, etnografi, historis, numismatik, heraldik, senirupa, filologi, dan teknologi.
Sebagian koleksi dipamerkan pada ruang pamer tetap. Ruang Pameran Tetap Museum Daerah NTT telah mendapatkan dana revitalisasi dari APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada anggaran 2021 hingga saat ini.
Tata pamernya telah mengalami perubahan dan didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan penataan tata pamer akan dapat meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung museum.
Red. (Pau/Rafael PasolaPos)