Waikabubak – Pasolapos.com || Direktur Puspas Pater Simon Tenda, CSsR bersama tim : Rm. Into Aning, Rm. Beny Gola, Pater Hendra Resing, Sr. Wilbrod, PRR, Sr.Saverine, PRR, Fr. Maxi Bulu, CSsR, dan Nn. Sinta P. Loya memberikan rekoleksi kepada siswa-siswi kelas IX SMP Katolik Waikabubak di aula SAMUR Wano Gaspar pada tanggal 27 April 2024.
Kepala SMP Katolik Waikabubak Ibu Agustina Kiya, S.Pd saat menyampaikan sapaan mengatakan kegiatan rekoleksi merupakan program tahunan sekolah, dengan harapan dalam diri siswa-siswi ada hal positif yang dikembangkan berguna demi masa depan siswa-siswi, pembentukan karakter sebagai persiapan mengikuti ujian akhir semester. Diimbaunya agar dengan rekoleksi yang dibiayai dari dana Komite Sekolah tersebut siswa-siswi sadari tentang pentingnya pengembangan iman, talenta, dan masa depan agar mengikuti rekoleksi dengan serius. Kepala sekolah berterimakasih kepada Tim Puspas yang bersedia memberikan rekoleksi kepada siswa-siswi. Ia pun berterimakasih kepada dewan guru dan pegawai SMP Katolik Waikabubak yang bekerja dengan baik sukseskan rekoleksi dengan Ketua Panitia Wakil Kepala Sekolah Ibu Magdalena Tamo Ina, S.Pd.
Pater Simon saat menyampaikan sapaan mengatakan rekoleksi sehari waktunya mahal sehingga timnya akan bekerja dengan baik, fasilitas disiapkan Puspas, dan mekasisme rekoleksi akan diatur dengan tahapan animasi awal nyanyi dan gerak untuk semua peserta, pembinaan dan dinamika dalam tiga kelompok, dan kembali dalam kelompok besar. Menurut Pater Simon kegiatan rekoleksi idealnya di Puspas dengan ruang-ruang yang memadai dan bisa dilakukan Jumat, Sabtu, Minggu; tetapi tidak mengapa “cinta pertama Puspas dan SMP Katolik Waikabubak” telah terjadi!
Pater Simon yang memimpin rekoleksi di kelompok satu mengajak peserta untuk ingat kembali setelah 3 tahun bersekolah di SMP Katolik Waikabubak ada perkembangan/ kemajuan atau tidak? Secara fisik sudah pasti ada perubahan . Belum lagi dari segi pengetahuan ,aspek-aspek kepribadian pasti ada banyak pula perubahannya. Oleh karena itu siswa-siswi dalam proses rekoleksi akan dibantu untuk bagaimana menoleh ke masa-masa di kelas 7, 8 dan saat ini di kelas 9 untuk menyadari keadaan sekarang dan melihat masa depan.
Siswa-siswi diminta menulis di secarik kertas pelajaran apa yang paling disukai saat di kelas 7 dan ketika di kelas 9 dengan berbagai alasannya. Demikian pula dalam hal kepribadian apakah : sombong, rendah hati, jujur, percaya diri atau tidak berkaitan dengan hal-hal yang disebutkan itu ? Juga yang tidak kalah penting adalah hidup rohani dulu Ketika kelas 7 apakah tekun berdoa/tidak, rajin mengikuti misa/ibadat di gereja atau tidak dan bagaimana dengan keadaan sekarang, dan menuliskan doa. Kemudian setiap siswa-siswi membacakan serta sharing pengalaman dan didengar oleh semua teman dalam kelompok. Saat membaca ada beberapa siswa dan siswi sesenggukan, bahkan ada yang tidak bisa membaca, bisa jadi ada sesuatu yang menyentuh sanubarinya. Ya suasananya haru diringi latar musik yang mengugah nurani.
Lebih lanjut Pater Simon mengantar peserta dalam proses permenungan tentang tema rekoleksi : “Mengembangkan Talenta demi Masa Depan” yang diinspirasi dari Injil Matius 25 : 14-30. Lanjut Pater Simon soal talenta adalah berkaitan dengan nilai-nilai hidup positif yang dikembangkan , dan hindari yang negatif. Talenta itu berkaitan dengan kemampuan dasar dari masing-masing siswa-siswi yang tentunya akan berposes dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh bapak ibu guru di sekolah.
Menurut Pater Simon ada pagar yang dibangun, baik di keluarga maupun di sekolah dalam bentuk aturan-aturan dengan tujuan membantu tumbuh kembang anak ke arah kebaikan terutama dalam hal kepribadian, juga pengetahuan dan keterampilan. Pagar-pagar itu secara berangsur-angsur akan di bongkar karena siswa-siswi akan dilatih untuk bertanggung jawab.
Proses berikutnya adalah ketika kepala sekolah Ibu Agustina membacakan teks yang disiapkan tim Puspas : penggalan ungkapan tentang perasaan guru selama mendidik anak-anak : puitis , haru, sedih, bermakna mendalam ; dan ya menyentuh rasa terdalam; ada yang meneteskan air mata.
Di penghujung rekoleksi empat imam memberkati siswa-siswi satu persatu, sementara setiap guru berdiri di belakang dan meletakkan tangan di atas pundak siswa-siswi, rahmat mengalir dalam tubuh-jiwa mereka yang masih remaja. Rekoleksi telah usai tapi perjalanan masih panjang. Lagu “ Dalam Yesus Kita Bersaudara “ dinyanyikan sebagai akhir dari kegiatan. Terimakasih Pater Simon dan Tim Puspas. Sampai jumpa di lain waktu. ***