Oleh: Vinsensius Pote Deta.
Pasolapos , Religius – Setiap pohon yang menghasilkan buah yang baik akan diangap berguna bagi orang yang menanam dan melihatnya. Demikian pula manusia ia menjadi berguna jika mengamalkan dan merealisasikan kehidupan yang baik. Sepertihalnya pohon membutuhkan waktu utuk berbuah, manusia pula mebutuhkan waktu untuk berubah dan menata hidupanya. Dan dalam sepanjang proses perubahan tersebut akan menetukan buah kehidupan apa yang akan dihasilkan.
Memaknai masa prapaska, sama halnya kita melihat pohon yang berproses utuk berbuah, dimana dalam masa parapaskah semua umat Kristen berproses melalui jalan pertobatan dengan menata kembali hidupnya untuk menghasikan buah iman yang baru. Buah iman itu sediri tidak lain adalah bagaimana kita kembali memperbaiki hubungan kita dengan Allah sendiri.
Mungkin ada yang bertanya mengapa paskah selalu di rayakan setiap tahun? Mungkin untuk menjawab pertanyaan ini mebutukan pejelasan yang panjang yang berkaitan dengan sejarah dan teradisi iman kita, tetapi cukuplah kita mengerti bahwa pada dasarnya manusia yang adalah terdiri dari jiwa dan badan selalu tak luput dari dosa, sehinga melalui jalan prapaskah umat karisten selalu berproses memperbaharui hidupnya.
Hanya melalui jalan ini dan tidak ada jalan lain utuk mempersiapakan diri untuk memperbaiki hubungan dengan Allah.
Apa artinya berbuah dalam iman? Pertama-tama kita harus mengrti tentang kata “Buah” itu sendiri. Kata buah sering disebut beberapa kali oleh yesus dalam pewartaannya…”Dari BUAH-nyalah kamu akan mengenal mereka” ( matius 7 : 16 dan matius 7 : 20 ) . bahkan pula tentang “ perumpamaan seorang penabur” ( matius 13 : 2-23 dan markus 4 : 1-20 dan Lukas 8 : 4-15 ). Maka jika dikaitakn dengan prapaskah maka buah iman dari perapasaskah adalah pertobatan. Jika dilihat dari segala pewartaan Yesus tentang berbuah dalam iman, sebenarnya mau menegaskan bahwa manusia haruslah selalau menjaga hubungan mereka dengan Allah sendiri. Menjaga hungan itulah yang selalu ditegaskan Yesus, sehingga Ia sendiri datang menebus dosa manusia bukan karan apa-apa, tetapi Karena Ia ingin memperbaiki hubungn tersebut yang telah rusakan karena dosa.
Maka maksud dari berbuah dalam iman pada masa prapaskah sesungguhnya mengajak umat Kristen untuk sunguh-sunguh membangun niat untuk bertobat menghasilkan buah-buah Roh kudus ( kasih, suka cita, damai, sejahtra, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri- Galatia 5 : 22-23). Buah-buah iman inilah yang harus dihasilkan dalam masa prapaskah. sehinga mengusahakan pertobatan adalah jalan satu-satunya mendapat buah-buah Rohkudus tersebut.
Sedangkan memknai masa parapaskah sebagai waktu berbuah dalam harapan mempunyai maksud yang cukup mendalam pula. Memahami harapan, sangat berkaitan erat dengan makna pertobatan.
Dimana kita bisa melihat bahwa menjadi seorang umat Kristen tak hanya sebagai status, melainkan memaknai pangilan pertobatan untuk menghasilakn buah yang sesuai dengan harapan iman. Lalu seperti apakah berbuah dalam harapan? Pertama-tama kita harus melihat bahwa orang-orang yang berpengharapan dalam Tuhan adalah mereka yang menunjukan siakap hidup yang beriaman dan percaya seutuhnya kepada Tuhan. Mereka memiliki iman dan harapan tidak tergantung pada apa yang kelihatan dihadapan mereka.
Disini kita melihat bahwa berbuah dalam harapan pertobatan bukan hanya memperbaiki kehidupan tingkah-laku kita, melainkan lebih pada bagaimana kita menaruh harapan pada daya keselamatan dengan menaruh harapan kepercayaan pada Yesus yang datang menebus dosa manusia. Sejatinya orang yang berpengharapan ialah mereka yang tidak memandang kondis kehiduapnya (dosa), sebagai ukuran dalam mempercayai Tuhan. Artinya, bahwa mereka selalu menaruh harapan keselamatan yang datang dari Tuhan walaupun mereka berdosa. Karena itu dalam masa prapaskah, buah dalam harpan adalah bagaimana seseorang tetap memiliki keyakinan kepada Tuhan bahwa pengapunan dari dosa memberi keselamatan baru baginnya. Intinya ia lah bagaimana seseorang menaruh harapan (kepastian kuat) pada janji Tuhan akan karya keselamatanya. Seperti yang diakatakan oleh Paus Benediktus XVI bahwa harapan adalah masa depan, “ siapapunyang percaya kepada Kristus memiliki masa depan. Karena Tuhan tidak memiliki keinginan untuk apa yang layu, mati, semu, dan akhirnya dibuang: Dia menginginkan apa yang berbuah dan hidup, memiliki kehiduapan dalam kepenuhannya dan Dia memberi kita hidup dalam kepenuhan-Nya”.
Berbuah dalam kasih pada masa prapaskah berkaitan dengan bagaimana kita sepenuhnya yakin terhadap kasih Allah. Kasih Allah telah terbukti pada kedatangannya menebus dosa dengan cara yang hina. Ia sendiri yang adalah kasih mau membuktikan bahwa ia mengasihi kita. Maka hendaknya pada masa prapaskah umat Kristen sepenuhnya belajar untuk mengasihi dengan cara mau mengapuni, melepaskan dan merelakan segala sesuatau yang menyakitinya- yang juga adalah sebagai jalan pertobatan dan penyangkalan diri. Prapaskah merupakan waktu yang tepat untuk menyadari kasih karunia dari Allah, dimana umat Kristen menghayati dua buah kasih karunia dalam parapaskah yaitu keselamatan dan waktu.
Kasih karunia keselamatan diberikan Allah kepada semua orang yang telah menerima tawaran keselamatan-Nya secara Cuma-Cuma tanpa bayar harga. Dapat dikatakan bahwa kasih karunia keselamatan adalah sebuah jembatan yang dibangun oleh Tuhan yesus supaya kita dapat berjalan dan berhubungn dengan Allah. Maka berbuah dalam kasih pada masa prapaskah iyalah menyadari dan menghayati karya keselamatan dari Allah dengan mau memberi diri dalam mengasihi, sebab bagi yesus yang paling tinggi adalah kasih- sehinng Ia sendiri mau menanggung dosa manusia karena Ia sendiri mau mengasihi. Karena itu buah dan ukuran mengasihi ialah mau mengasihi tanpa batas.
Kasih karunia waktu mengajak umat Kristen menyadari bahawa parapaskah merupakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan bagi orang yang telah ia janjikan keselamatan. Maka buah kasih dari masa parapaskah ialah bagaimana umat Kristen mau meneriama kempatan ini untuk menghayati karya keselamatan Tuhan yesus. Maka perlu disadari bahwa uamat Kristen dalam masa prapaskah sedang berjalan dalam waktu kasih karunia Tuhan. Dimana kasih karunia Tuhan ini tidak ada satupun yang tahu kapan habisnya dan kapan jembatan kasih keselamatan yang telah di bangun oleh Yesus sendiri diangakat. Maka prapaskah yang dihayati sebagai waktu untuk berbuah dalam kasih harus dimaknai sebagai kesempatan untuk belajar mengasihi tanpa batas.
Mengahayati masa parapaskah sebagai waktu untuk berbuah dalam iman, harap dan kasih merupakan kesempatan terbaik bagi umat kristen dalam menata hubungannya kebali dengan Allah. Bukan hanya itu, ketiganya haruslah mempunyai hubungan yang seimbang. Artinya dari ketiganya jangan hanya ada satu yang dominana, melaianakan salaing memiliki keterkaitan yang erat. Dengan iman, umat Kristen mempunyai buah harapan akan keselamatan. Diamana iman adalah dasar kebenaran dari segala sesustau yang diahapakan, sehingga seperti yang dikatakan oleh St. Thomas “ iman adalah suatu kegiatan akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah yang digerakan oleh Allah dengan perantara rahmat”.
Sedangkan harapan yang dalam pengertian supernatural adalah keinginan untuk mencapai keselamatan, kehidupan kekal dan persatuan dengan Allah. Sehingga pula dikatakan bahwa setiap manusia memepunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan oleh Tuhan dalam setiap hati manusia (KGK 1818). Harapan inilah buah keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tak memepunyai harapan. Dan dengan kasih umat Kristen sungguh berbuah dalam memepersiapkan diri dlam masa prapaskah untuk mengasihi Tuhan dan sesama serta focus kasih tersebut hanya kepada Tuhan dan sesama. Karena itu iman, harap dan kasih menjadi tolak ukur yang sangat penting, apakah umat kriten sunggguh-sungguh memepersiapkan diri secara matang dalam masa prapaskah ini.