Didukung Oleh PASOLAPOS.COM
Oleh: Heni Indriati Engge
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama, dimana anak mulai mengenal dunia pendidikan dan mulai berinteraksi dengan dunia luar. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan anak, artinya peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Setiap orang tua mempunyai cara sendiri dalam mengasuh, mendidik dan mengarahkan anaknya, karena dari orang tualah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupannya di kemudian hari. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga. Orang tua berperan sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan pendidik, karena setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak.
Pola asuh orang tua yang baik dan berkualitas ditentukan oleh, bagaimana anak dalam lembaga pendidikan (sekolah) menjadikan pendidikannya sebagai prioritas utama dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal, tetapi dalam hal ini anak menganggap sebuah prestasi sebagai suatu hal yang tidak terlalu penting, disebabkan dari didikan orang tua yang kurang baik dalam memberikan pemahaman dan motivasi bahwa prestasi belajar sangat penting.
Dalam hal ini saya kira banyak anak muda yang tidak memiliki prestasi belajar yang baik dalam meniti masa depan. Pada zaman teknologi yang semakin berkembang ini banyak sekali anak-muda yang tidak mengutamakan pendidikan untuk mencapai prestasi belajar yang baik, dalam mengembangkan potensi diri dan dalam menambah wawasan pengetahuan, hal ini disebabkan dari didikan orang tua yang buruk seperti, selalu di bentak, di caci maki dan tidak pernah di berikan motivasi. Perilaku orang tua seperti ini akan mengakibatkan anak merasa minder, takut dan kurang percaya diri, serta tidak akan mau untuk mengasah kemampuan yang mereka miliki, sehingga akan berakibat pada perkembangan potensi belajar mereka yang semakin menurun.
Problematika perkembangan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang baik tentu tidak saja didasari bagaimana pola asuh orang tua terhadap dirinya, melainkan bagaimana lingkungan dan relasi juga mempunyai pengaruh penting dalam dunia pendidikan anak, artinya relasi lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi sikap dan potensi belajar anak yang kurang baik seperti, seringai tawuran, bolos dan malas ke sekolah.
Sedangkan relasi lingkungan yang baik, selalu mendapatkan dukungan dan dorongan yang positif akan membantu mereka dalam mengasah dan mengembangkan potensi diri mereka. Menurut Henry et al 2008, anak yang merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya tidak ada rasa takut untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, anak akan lebih berekspresif dan kreatif sehingga prestasi belajarnya optimal.
Artinya anak yang disayangi dan diberikan perhatian penuh oleh orang tuanya, merasa tidak diabaikan dan terus diberikan dorongan dan dukungan yang positif tentu tidak akan merasa takut untuk terus belajar dalam mengembangkan potensinya, berani berpendapat serta mau mengasah kemampuan dirinya.
Dari pola asuh yang disampaikan oleh Henry et al 2008, kita dapat menjadikannya sebagai rujukan untuk menganalisis bagaimana didikan orang tua terhadap anak pada saat ini dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal dan mengalami perkembangan potensi yang kurang baik, hal ini disebabkan dari pengaruh didikan orang tua yang salah, seperti dalam hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis, sering terjadi pertengkaran antara ayah dan ibu serta anak selalu mendapatkan cacian dan makian dari kedua orang tuanya, dan juga banyak orang tua menyerahkan secara total pendidikan anak di sekolah, sehingga perhatian terhadap pendidikan di rumah menjadi kurang.
Perkembangan anak dalam memahami pendidikan tentu didasari, oleh pendidikan dini atau dasar yang berasal dari orang paling dekat yaitu orang tua, dari hal itu lingkungan dan relasi juga berdampak bagi tumbuh kembang dan pengetahuan anak dalam memahami pendidikan yang sebenarnya. Untuk memperoleh perkembangan potensi pendidikan yang berkualitas pada anak, maka melalui pola asuh dari Henry et al 2008 di atas menjadi rujukan yang seharusnya dipakai sebagai acuan untuk membenahi masalah ini, terutama yang berkaitan dengan potensi anak yang notabenanya masih dalam tahap perkembangan potensi diri. Dari pola asuh orang tua terhadap anak sampai dewasa menjadi paling penting, terutama menjaga stabilitas anak agar tidak menjadi takut dan tergiur dengan perkembangan teknologi yang menjerumuskannya ke hal yang buruk, jika hal tersebut terjadi maka akan berakibat pada perkembangan potensi anak dalam prestasi belajar.
Terciptanya perkembangan prestasi belajar anak yang maksimal dan bermutu tentu lahir dari anak-anak sebagai generasi penerus dan yang berkemauan tinggi, yaitu bagaimana mereka menempatkan diri, sebagai generasi penerus yang berkemauan tinggi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dan mau menggali ide-ide baru agar potensi yang ada pada diri mereka semakin berkembang, hal ini akan memudahkan mereka untuk meraih cita-cita dan masa depan dan juga sebagai agen yang memberikan perubahan kedepannya.
Harapannya pola asuh orang tua dalam mengembangkan potensi prestasi belajar yang baik harus ditanamkan pada anak mulai dari usia dini, sehingga kedepannya mereka tidak terkontaminasi akan perkembangan teknologi dalam menyalahgunakannya yang kemudian tidak memberi dampak yang baik bagi masa depan mereka dalam tahap pengembangan potensi prestasi belajar yang maksimal.