PASOLAPOS.COM – Pergaulan adalah sebuah kontak sosial antara manusia dengan manusia yang lainnya. Yang pada dasarnya untuk menjalin suatu keakraban atau tali persaudaraan antara sesama manusia sehingga terjadilah kontak. Namun pergaulan juga dapat mengakibatkan atau berdampak pada perilaku seseorang yang tidak disadari membuat perilaku seseorang menjadi baik atau tidak tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan hidup maupun cara seseorang itu bergaul kepada seseorang lainnya. Akan tetapi sebagian besar pergaulan di negara indonesia saat ini kebanyakan menyimpang ke hal-hal yang negatif seperti pergaulan remaja.
Remaja adalah masa-masa yang dimana telah dianggap sudah bisa membedakan antara mana yang baik dan mana yang buruk atau perubahan perilaku dari masa anak-anak ke masa remaja dan masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual), psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya, remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Banyak yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri yang diisi dengan mencari pengalaman hidup dan proses mengejar cita-cita. Itulah mengapa banyak dari kelompok remaja yang mencari hal-hal baru, trial and error, out of the box, hingga tidak sedikit kita lihat ide-ide kreatif lahir dari kelompok remaja.
Walau ada banyak prestasi baik dari kalangan remaja, tetapi kita melihat remaja seolah erat dengan diksi “nakal” yang disematkan pada mereka, sehingga istilah kenakalan remaja kerap dijadikan isu utama oleh para senior saat membahas mengenai remaja. Meskipun demikian, tidak dipungkiri ada sejumlah persoalan yang dihadapi oleh kelompok remaja. Berdasarkan survei Riskesdas tahun 2018, remaja dengan rentang usia 10-18 tahun dan mulai terpapar kebiasaan merokok, meningkat dari 7,2% menjadi 43,5%. kasus perundungan terhadap teman sebaya terjadi lebih dari 750.000 kasus. Selain itu, pada tahun lalu, angka kasus tawuran dapat mempengaruh proses belajar pada remaja, bahkan sehingga melakukan kekerasan Kekerasan Terhadap Perempuan jumlah kekerasan dalam pacaran mencapai mencapai 1.254 kasus. Dari data di atas, terdapat beberapa persoalan mengenai kenakalan remaja dari perilaku yang ringan hingga yang sangat merugikan orang lain.
Menurut Santrock, masa remaja merupakan masa individu mencari identitas dirinya. Pada masa remaja, peran orang tua sangat penting dalam memenuhi tercapainya pembentukan identitas diri remaja yang baik. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk meminimalisir perilaku anak remaja yang menjuru kepada kenakalan remaja.
Salah satu penyebab timbulnya kenakalan remaja yaitu kurang relasi yang baik antara orang tua-anak. Relasi yang baik antara orang tua-anak membangun keakraban dalam keluarga, anak akan lebih terbuka, permasalahan dapat dipecahkan bersama, dan munculnya kepercayaan antara orang tua dan anak. Kualitas hubungan orang tua- anak yang demikian akan dapat mempengaruhi kepribadian anak pada masa remaja.
Namun, tidak semua orang tua dapat melakukan relasi yang baik dengan anak karena setiap keluarga memiliki perjalanan hidup yang diwarnai dengan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam.
Lalu dampaknya jika orang tua tidak melakukan relasi yang baik dengan anak maka akan timbul relasi yang buruk pada remaja dan juga dapat menimbulkan dampak negatif pada masalah perilaku anak, seperti anak berperilaku impulsif (bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu), menarik diri dari lingkungan sosial, anak sulit terbuka dengan orang tua dan dapat menjadi pelaku kenakalan remaja.
Peran orang tua sangat penting dalam membangun relasi yang baik dengan anak, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kepribadian anak kedepannya, terutama bagi orang tua yang memiliki anak usia remaja, perannya untuk membangun relasi hubungan yang baik sangat dibutuhkan. Peran orang tua dalam membangun relasi yang baik pada anak biasanya dilakukan oleh ibu, padahal ayah juga memiliki peran tanggung jawab dalam membangun relasi yang baik pada anak. Karena ayah juga merupakan sosok penting dalam kehidupan anak.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat membentuk karakter baik bagi anak laki-laki dan dapat menjadi sosok anak laki-laki baik dan dapat dipercaya yang dikenal oleh anak perempuannya. Oleh karena itu, sangat baik apabila ayah dan ibu sama-sama membangun relasi yang baik terhadap anaknya. Bila telah terbangun rasa percaya, maka anak akan terbuka pada orang tua untuk menceritakan permasalahan yang dialaminya. Dengan begitu orang tua dapat memberikan saran yang tepat dan meminimalisir dampak buruk pada remaja