Opini  

Perbedaan Merupakan Pemicu Terjadinya Konflik Di Lingkungan Kos

 

Di sumba pelajar yang sudah menyelesaikan sekolah menengah atas ataupun sederajat akan memilih untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi, dengan memilih untuk berdomisili keluar kota, ataupun tetap tinggal dalam kota. Terkhusus di wilayah sumba barat daya, di kecamatan laura, banyak pelajar yang datang dan menetap di wilayah tersebut, pelajar yang menetap dan tinggal di sumba barat daya, berasal dari daerah yang berbeda-beda. Ada yang dari Sumba Barat, Sumba Timur, Papua, Atambua, dan sebagainya.

 

 

Diwilayah Sumba Barat daya terdapat kampus yang menjamin kualitas mahasiswa, sehingga banyak pelajar yang memilih untuk tingal diwilayah tersebut demi mengejar cita-cita yang diimpikan. Pelajar yang memilih untuk pergi dan menjauh dari kedua orang tuanya akan menetap ditanah orang, biasa kita sebut sebagai pelajar perantau. pelajar perantau memilih untuk jauh dari keluarganya demi untuk mengejar cita-cita yang diimpikan. Oleh karena itu, fakta menunjukkan bahwa 82 persen pelajar memilih untuk mencari kos, dengan alasan agar bisa lebih dekat dengan kampus, kehidupan lebih nyaman, dan bisa lebih mendiri. Namun disisi lain kehidupan anak kos tidak sebaik yang dipikirkan. Di lingkungan kos, pelajar akan bertemu dengan berbagai hal, mulai dari teman kos yang memiliki perbedaan budaya, sekolah, daerah, suku, karakter dan sebagainya, yang pastinya perbedaan-perbedaan yang ada, bisa membawa konflik yang berdampak baik dan bahkan buruk bagi kehidupan pribadi pelajar dan lingkungan kos.

 

 

 

Konflik yang biasa dialami pelajar yang tinggal dikos berupa percekcokan atau perselisihan antara sesama anak kos. Konflik disebabkan oleh beberapa hal yaitu: merasa terganggu dengan tetangga kos yang membuka musik dengan volume tinggi, tidak menjaga kebersihan kos, tetangga kos yang mengajak teman dan membuat keributan dikos dapat mengganggu ketenangan dalam kos, serta kamar mandi bergilir dan menunggu lama dengan jatwal kuliah pagi yang bersamaman. Konflik-konflik yang dialami anak kos masih terbilang kecil akan tetapi jika dibiarkan begitu saja tanpa adanya suatu usaha, untuk mencari solusi maka akan menjadi konflik yang besar. Dari konflik-konflik yang dialami oleh pelajar yang tinggal di kos, ada beberapa damapak yang dilami ada dampak positif dan negatif, tergantung bagaimana cara pelajar dalam mengelola konflik. Dampak negatif dari konflik adalah hilangnya rasa peduli terhadap sesama anak kos, tidak saling bertegur sapa antara sesama anak kos, timbulnya rasa dendam dan benci terhadap sesama anak kos. Dampak positif dari konlik yang dialami oleh anak kos yaitu bisa menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi, membangun kekompakan dan kerja sama antara sesama anak kos serta bisa saling membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dalam perkulihan.
Dari banyaknya pelajar perantau yang mengejar cita-citanya dan tingaal di kos tampaknya ada banyak konflik yang dialami. Konsep Konflik pada umumnya diartikan sebagai pertentangan. Hal ini senada dengan pendapat Owens (1995:147) yang mendefinisikan konflik sebagai suatu hal yang mucul bila terdapat ketidak sesuaian atau pertentangan.

 

 

Adapun Robbins (1996:124) menguraikan konflik sebagai suatu proses yang timbul karena pihak pertama merasa bahwa pihak lain memberi pengaruh negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif terhadap yang diharapkan oleh pihak pertama. Dengan demikian sesungguhnya konflik dapat muncul di mana saja, kapan saja, dan pada siapa pun selagi ada ketidak cocokan atau pertentangan. Konflik merupakan salah satu jalan bagi masyarakat untuk berinteraksi, konflik tidak dianggap suatu hal yang negatif atau disfungsional. Melalui konflik, masyarakat dapat memiliki hubungan yang berkesinambungan dan damai. Karena konflik sendiri diciptakan karena adanya ketidak sinambungan yang menyebabkan pertentangan dan perdebatan (Izza, 2020).

 

 

 

Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas saya menyimpulkan bahwa konflik merupakan akibat dari ketidak sepemahaman atau ketidak sesuaian baik antar individu antaupun kelompok, dalam hal memenuhi tujuan yang berakibat pada tergangunya masing-masing individu.

 

 

Sumber-sumber yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam lingkungan kos yaitu adanya perbedaan individu, dan terbatasnya sumber daya yang ada. Perbedaan individu misalnya, meliputi usia, jenis kelamin, bakat, kepercayaan, nilai, pengalaman, budaya dan lain sebagainya, Sedangkan terbatasnya sumber daya berupa terbatasnya penyedian kamar mandi bagi anak kos.. Menurut Kreitner dan Kinicki (2010) meyebutkan bahwa penyebab ataupun sumber-sumber konflik diantaranya yakni: 1) kepribadian yang berbeda; 2) nilai yang berbeda; 3) persaingan dalam keterbatas sumber daya; 4) komunikasi yang buruk, berikut ini penjelasan lebih lanjut: alasan mengapa saya mengambil sumber-sumber terjadinya konflik bagi anak kos yaitu:

 

Kepribadian yang berbeda-beda bisa menjadi pemicu terjadinya konflik di lingkungan kos, ada yang memiliki kepribadian introvert dan ekstrover. Kedua kepribadian ini memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan dirinya dan karena perbedaan yang ada maka muncul yang nama konflik antara sesama anak kos.

 

 

Perbedaan nilai bisa menjadi sumber terjadi konflik dalam kehidupan anak kos, karena tidak semua anak kos memilki nilai sosial yang baik, ada anak kos yang memiliki nilai sosial yang baik karena didik dengan baik, serta ada anak kos yang memiliki nilai sosial kurang baik dengan melalakukan suatu hal sesuia kemuan sendiri sehingga menyebabkan konflik di lingan kos.
persaingan dalam keterbatas sumber daya, bisa menjadi sumber terjadinya konflik, karena masing-masing anak kos memerlukan sember daya tertentu yang dapat menyebabkan konflik, misalnya penyedian kamar yang terbatasan maka akan persaingan untuk bisa mandi lebih dulu. Hal-hal seperti ini yang menciptakan konflik dalam lingkunag kos.
komunikasi yang buruk menjadi sumber konflik dalam lingkungan kos, karena komunikasi merupakan kunci dari membangun hubungan dengan orang lain.

 

 

 

Dari sumber-sumber masalah yang terjadi dalam lingkungan kos bisa Dampak bagi kehidupan pribadi pelajar dan Lingkungan Kos. Menurut Rusell & Jerome yang dikutip oleh Ekawarna (2018) bahwa konflik memiliki dampak positif maupun negatif. Konflik yang berdampak positif dapat mendorong kreativitas, penampilan baru, klasifikasi sudut pandang, dan dapat menginspirasi individu untuk melakukan brainstorming, sekaligus memeriksa masalah dari berbagai perspektif. Konflik juga bermanfaat untuk menunjukkan kepada tiap individu bahwa lingkungan senantiasa mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.

 

 

 

Dari pendapat Rusell & Jerome ada beberapa dampak dari konflik yaitu dampak positif dan negatif. Damapak positif dari konflik yang terjadi di lingkungan kos yaitu bisa membawa hal baru dalam kehidupan pribadi anak kos dan lingkungan anak kos, anak kos bisa belajar menghargai perbedaan yang ada, menjaga setiap hal yang diucapakan ataupun yang dilakukan, dan terbentuknya rasa solidaritas antara sesama anak kos, membangun kekompakan dan kerja sama, antara sesama anak kos serta bisa saling membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dalam perkulihan. Sedangankan Dampak negatif dari konflik adalah hilangnya rasa peduli terhadap sesama anak kos, tidak saling bertegur sapa antara sesama anak kos, timbulnya rasa dendam dan benci terhadap sesama anak kos..
Konflik akan terjadi di lingkunag kos sejalan dengan meningkatnya kompleksitas kehidupan dan tuntutan dalam kehidupan, sehingga anak kos harus mampu mengendalikan diri dengan baik karena dapat menurunkan kekompakan dan kerja sama dalam lingkungan kos, Kemampuan mengendalikan konflik yang terjadi di lingkungan kos menuntut keterampilan manajemen tertentu, yang disebut manajemen konflik. Untuk bisa mengatasi konflik yang terjadi kita perlu memahami sebab dan sumber dari konflik itu sendiri. Oleh sebab itu Ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Melakukan analisis konflik yang terjadi dilingkungan anak kos. Tahap ini merupakan tahap identifikasi masalah yang terjadi, untuk menentukan sumber penyebab dan pihak-pihak yang terlibat. Konflik yang sudah dalam tahap potensi memerlukan ransangan agar menjadi terbuka dan dapat dikenali.
Penilaian konflik. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi konflik dan pemecahannya.
Pemecahan konflik. Tahap ini merupakan tindakan untuk memecahkan konflik, termasuk memberi stimulus jika masih dalam tahap tersembunyi dan perlu dibuka.

 

 

Setelah melakukan beberapa hal diatas untuk mengatehui konflik tersebut disini ada beberapa metode untuk mengatasi konflik-konflik menurut para ahli Thomas (1989) mengembangkan lima kecenderungan proses alamiah dalam penyelesaian konflik, yaitu penghidaran diri, kompetisi, penyesuaian diri, kompromi, dan kolaborasi. Disini ada dua metode yang digunakan agar dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dilingkungan kos yaitu:
Menghindar (avoiding). Pendekatan ini tidak menempatkan nilai pada diri sendiri atau orang lain, tetapi berusaha menghindar dari kenyataan, termasuk tanggung jawab atau mengelak. Anak kos yang menggunakan pendekatan ini akan lari dari peristiwa yang dihadapi, dan meninggalkan pertarungan untuk mendapatkan hasil. Pendekatan ini paling efektif digunakan jika suatu peristiwa tidak penting, metode ini dibolehkan untuk mendinginkan konflik. Namun pendekatan ini dapat membuat orang lain frustasi karena penyelesaian konflik sangat lambat, dan menimbulkan rasa kecewa sehingga konflik bisa meledak.

 

 

Mengadakan kompromi (compromising). Pendekatan ini memiliki keseimbangan yang sedang dalam memperhatikan diri sendiri dan orang lain, sebagai jalan tengah. Dalam pendekatan ini setiap orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan menerima sesuatu, kompromi akan menjadi salah jika salah satu pihak salah, tetapi akan menjadi kuat jika kedua sisi benar. Pendekatan ini paling efetif jika pendekatan lain gagal, dan dua pihak mencari penyelesaian atau mencari jalan tengah. Pendekatan ini bisa menjadi pemecah perbedaan, sehingga kompromi hampir selalu dijadikan sarana oleh semua pihak yang berselisih untuk memberikan jalan keluar atau pemecah masalah.

 

 

Tinggalkan Balasan