Perbaikan Jalan Tuai Ketidaklayakan.


Tambolaka,Pasolapos.com – Perbaikan ruas jalan di desa Kalena Wanno (Wanno Nu’u) menuai kontra dari masyarakat sebagai pengguna jalan, dimana hasil dari perbaikan jalan tersebut malah terlihat lebih membahayakan daripada sebelumnya.

Ft.Istimewa PASOLAPOS

Jalan yang terletak di Desa Kalena Wanno kamp. Wanno Nu’u, Kecamatan Kota Tambolaka, SBD ini merupakan perbaikan jalan sesuai Dana Alokasi Umum/DAU Tahun 2020 yang dikerjakan karena sering menyebabkan kecelakaan akibat kondisi jalan yang mendaki hingga menurun tajam.

Terkait dengan ruas perbaikan jalan tersebut menurut masyarakat setempat seharusnya lebih difokuskan pada jalan-jalan yang sangat rusak parah. Terlebih bahwa masyarakat ingin perbaikan secara signifikan pada jalan yang memang lebih membutuhkan perbaikan.

Salah satu ruas jalan yang telah rusak parah pada badan jalan jembatan di Desa Kalena Wanno.

Jalur yang menghubungkan antara Keuskupan-Wanno Nu’u tersebut awalnya terlihat normal namun karena adanya tanjakan dan turunan tajam maka dibuatlah proyeksi dimana akan diperbaiki, namun nyatanya hasil dari perbaikan jalan tersebut justru membuat masyarakat merasa kecewa.

Banyak warga yang mengeluh atas hasil perbaikan di jalan Wanno Nu’u tersebut, salah satunya ialah Marsel Dapa Loka. Ketika dijumpai pagi hari (22/04/2021), Marsel Dapa Loka menyampaikan dengan polosnya bahwa dirinya merasa kaget dengan alat berat yang berada di depan rumahnya dan telah melakukan perbaikan pada jalan tersebut.

Marsel sangat menyayangkan hal itu, pasalnya jalan tersebut sebenarnya tidak mengalami kerusakan yang parah dan setelah di perbaiki malah terlihat semakin kurang bagus.

“Sebelum diratakan jalan tersebut tidak ada kerusakan,tidak terkelupas dan bergelombang, setelah diperbaiki bukan semakin rata malah semakin kurang bagus.” ucap Marsel.

Marsel Dapa Loka saat ditemui oleh awak Media di Lokasi jln Wanno Nu’u.

Dalam perjalanan perbaikan jalan tersebut dirinya mengatakan bahwa Oknum (JUD) menyampaikan padanya akan memasang saluran air/tembok penahan namun sampai sekarang tidak terlihat tembok penahan tersebut, lanjut Marsel sambil menunjukkan badan jalan yang telah rusak dan bergelombang.

Kabid Bina Marga Dinas PUPR SBD, Johanes Umbu Deta yang temui oleh awak media terkait perbaikan jalan tersebut mengatakan bahwa kala itu, perbaikan jalan dilakukan pada bulan Desember tahun 2020 yang merupakan perubahan anggaran dan bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).

Johanes Umbu Deta,Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten SBD.

Kemudian dirinya menjelaskan bahwa khususnya item jalan yang berlokasi di Wanno Nu’u,Desa Kalena Wanno tersebut dalam perbaikannya berdasarkan ajuan dari Tobias Dowa Lelu (anggota DPRD SBD), dengan alasan karena sering terjadi kecelakaan di jalan tersebut. Jhon menuturkan juga bahwa setelah ajuan terkaver, item tersebut dikerjakan lewat kontraktor dengan perubahan anggaran pagu dana yang bersumber dari Dana Alokasi Umum/DAU.

Terkait dengan kontraktor atau pelaksana kegiatan, dirinya tidak tahu dengan pasti siapa pelaksanannya, tetapi yang jelas pihaknya menyebut bahwa untuk bidang Bina Marga dinas PUPR SBD terdapat 3 PPK yakni Hironimus Mete, Jamal dan dirinya dengan pagu pengerjaan tersebut senilai 92 juta rupiah (sesuai pernyataan kabid).

Berdasarkan pantauan awak media ini tidak ditemukan adanya bukti pembangunan tembok penahan di jalan tersebut seperti pernyataan Kabid Bina Marga Dinas PUPR SBD melainkan kondisi jalan yang terlihat jelas di buras dan terdapat gundukan yang tinggi serta jalan yang bergelombang setelah diperbaiki.

 

Tobias Dowa Lelu, Anggota DPRD SBD tengah peragakan terkait bentuk jalan yang berbahaya.

Menanggapi hal ini Tobias Dowa Lelu selaku anggota DPRD kab. SBD, membenarkan terkait ajuannya Kepada Dinas PUPR Kabupaten SBD untuk perbaikan jalan tersebut di tahun 2019 silam.

“Benar kala itu saya adakan ajuan ke dinas agar dilakukan pemangkasan di jalan tersebut karena sering membahayakan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan dan pekerjaan tersebut baru terealisasi di bulan Desember 2020 lalu”ucapnya.

Adanya gundukan cukup tinggi di badan jalan tersebut yang menurut Kabid Bina Marga Johanes Umbu Deta merupakan hasil dari kesepakatan atau permintaan masyarakat, dirinya membantah dengan tegas hal tersebut karena sampai saat ini jalan itu masih tetap membahayakan dan menimbulkan kecelakaan.

“Itu tidak benar dan tidak ada masyarakat yang ingin mati dengan gundukan seperti itu, saya sendiri tidak setuju dengan pernyataan kabid.”tegas Tobias.

Lebih lanjut terkait dengan tembok penahan yang katanya juga dibangun, dirinya mempertanyakan hal tersebut kepada kabid Bina Marga dinas PUPR SBD karena dilokasi tidak ditemukan adanya pembangunan tembok penahan badan jalan.

” Tembok penahan sama sekali tidak ada yang dibangun, dan kalau ada yang pak kabid bangun ada dimana lokasi tembok penahannya?. Juga pekerjaan pemangkasan itu pak Kabid sendiri yang kerjakan (Jhon Umbu Deta)” ungkap Tobias.

(Eman/Tim PS)

Tinggalkan Balasan