Didukung Oleh PASOLAPOS.COM
Oleh : Yohanes Ari Wea
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Katolik Weetebula
Keahlian yang harus dimiliki pendidik (Guru dan Dosen) saat ini adalah memiliki kemampuan Bimbingan Konseling (BK). Dunia dewasa ini menuntut seorang pendidik untuk memiliki kemampuan Bimbingan Konseling (BK) sehingga pendidik dapat mengatasi permasalahan belajar yang di alami peserta didik (Siswa dan Mahasiswa). Banyak peserta didik yang masih mengalami kesulitan belajar sehingga sulit bagi peserta didik untuk meraih prestasi dalam dunia pendidikan. Prestasi adalah capaian yang diingini oleh hampir seluruh peserta didik, namun untuk meraih prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Seseorang yang ingin meraih prestasi harus menetapkan standar keunggulan dalam dirinya. Standar keunggulan yang telah ditetapkan harus dibarengi dengan motivasi. Motivasi merupakan dorongan dimana dalam mencapai prestasi peserta didik harus memiliki dorongan yang kuat agar dapat memperolehnya, sedangkan prestasi merupakan hasil atas usaha yang dikerjakan atau yang diusahakan. Peran pendidik sangat penting untuk memberikan motivasi terhadap peserta didik melalui Bimbingan Konseling (BK) untuk meraih prestasi melalui motivasi berprestasi. Pertanyaannya Bagaimana peran pendidik dalam memberikan motivasi terhadap peserta didik?
Motivasi Berprestasi Sebagai Rujukan Untuk Belajar
Kegiatan utama yang dilakukan oleh setiap peserta didik adalah belajar. Tentunya belajar menjadi proses utama yang wajib dilaksanakan yang terkadang tidak mudah untuk dipahami, sering kali apa yang dipelajari mengalami kendala dalam proses mencapai nilai dan tujuan yang kita inginkan dari belajar tersebut.
Dalam belajar peserta didik harus memiliki persepsi belajar yang benar dan tujuan belajar yang jelas sehingga memiliki semangat belajar yang benar-benar konsisten. Semangat belajar yang muncul dalam diri peserta didik dikarenakan berbagai macam aspek salah satunya melalui motivasi berprestasi yang ada dalam diri peserta didik. Jika motivasi berpretasi dalam belajar telah tertanam dalam diri peserta didik maka peserta didik tersebut diyakini mampu menjadi orang yang berprestasi.
Menurut Uno (2007: 39), motivasi diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya, hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita serta penghargaan dan penghormatan. Sedangkan prestasi merupakan hasil dari usaha yang dikerjakan atau dilakukan peserta didik dalam belajar. Mc Clelland (1987: 40) mengemukakan motivasi berprestasi Sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Dalam belajar peserta didik membutuhkan dorongan atau motivasi agar dapat menumbuhkan semangat belajar yang kuat sehingga dapat mencapai standar keunggulan yang ditetapkan. Standar keunggulan yang diraih oleh peserta didik muncul dari usaha belajar yang tinggi yang dibarengi motivasi yang kuat yang disebut juga sebagai motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seorang peserta didik yang dapat memberikan semangat atau dorongan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar juga merupakan keseluruhan, daya penggerak (energiser) psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan. Motivasi dipandang sebagai suatu kekuatan, tenaga, dan daya yang akan memengaruhi perilaku individu, dan pada saat yang sama juga motivasi akan mengurangi ketegangan, tekanan, kecemasan-kecemasan dan timbulnya frustasi dari suatu situasi yang meragukan di dalam kehidupan seseorang.
Untuk mencapai keberhasilan belajar peserta didik harus memiliki karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi seperti yang ungkapkan oleh McCelland (1978:77);
1). Memiliki Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya. 2). Bertanggungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya
sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita-citakan berhasil tercapai.
3). Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil.
4). Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya.
5). Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya.
6). Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan kegiatan yang bersifat prestatif dan kompetitif. Jika keenam karakteristik motivasi berprestasi ini tertanam dalam diri peserta didik maka di yakini peserta didik akan mencapai keberhasilan belajar yang telah ia tetapkan.
Dampak Rendahnya Motivasi Berprestasi Terhadap Belajar Siswa
Salah satu permasalahan yang sering dialami peserta didik dalam belajar yaitu malas. Malas menjadi penyebab pertama yang sering sekali membuat peserta didik gagal dalam proses belajar, ketika sedang belajar, malas menjadi penyakit yang sering muncul tanpa di duga-duga dan juga sulit dilawan oleh peserta didik. Penyakit yang satu ini telah menjadi virus berbahaya yang selalu menghantui peserta didik. Virus ini hadir dalam diri peserta didik karena berbagai macam faktor salah satu faktor yang mempengaruhi peserta didik malas dalam belajar karena tidak memiliki motivasi berprestasi. Belajar sudah menjadi kewajiban setiap peserta didik yang harus dilakukan agar memperoleh keberhasilan dalam belajar. Prestasi belajar yang baik lahir dalam diri peserta didik karena dibarengi dengan motivasi berprestasi. Prestasi belajar peserta didik umumnya tertuang dalam buku raport, dimana buku raport merupakan pembuktian terakhir yang diberikan oleh pendidik mengenai kemajuan atau hasil belajar peserta didik.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menyebabkan timbulnya kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar tersebut. Indikator motivasi belajar antara lain tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi tantangan, menunjukkan minat, lebih senang bekerja secara mandiri, cepat bosan dengan rutinitas, dapat mempertahankan pendapatnya, serta senang mencari dan memecahkan masalah terkait soal-soal. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dapat kita simpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik diraih karena ia memiliki motivasi berprestasi yang baik yang telah tertanam dalam dirinya.
Sebaliknya Peserta didik yang tidak memiliki motivasi berprestasi tidak akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Seorang peserta didik yang tidak memiliki motivasi berprestasi memiliki perilaku belajar seperti tidak disiplin, malas, tidak memiliki daya juang, tidak serius dan lain sebagainya. Peserta didik yang memiliki perilaku belajar seperti ini disebakan ia tidak memiliki motivasi berprestasi dan dampaknya sangat jelas ia tidak akan meraih standar keunggulan yang ditetapkan.
Peran Pendidik
Pendidik adalah orang yang mendidik serta memberikan ilmu dan pengetahuan baru bagi orang lain secara konsisten serta berkesinambungan. Kedudukan pendidik dalam pendidikan menjadi fondasi utama terlaksananya pendidikan. sehingga, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya seorang pendidik (Guru/Dosen). Pendidik juga mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki oleh peserta didiknya, seperti sikap, pengetahuan, dan ketrampilan .
Selain tanggung jawab, pendidik juga mempunyai tugas yang besar untuk dapat membuat anak didiknya paham akan ilmu dan pengetahuan yang diajarkan. Namun saat ini, banyak peserta didik yang lemah dalam belajar akibat kurangnya motivasi belajar dalam diri peserta didik. Dalam belajar pendidik tidak hanya berperan sebagai seorang pengajar yang hanya mentransferkan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya namun guru juga di tuntut untuk menjadi konselor yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. Lemahnya motivasi peserta didik juga dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dari pendidik.
Peran pendidik dalam memotivasi menjadi hal yang sangat sentral dalam memotivasi peserta didik, khususnya bagi peserta didik yang malas untuk belajar, dan yang bermasalah. Sedikit banyaknya motivasi yang diberikan pasti akan tersirat di dalam hati para peserta didik. Bahkan fakta membuktikan bahwa pendidik yang lebih dekat dengan peserta didik dengan sering berinteraksi, memberikan motivasi dan berbagi pengalaman yang disukai oleh peserta didik.
Pendidik memiliki andil yang kuat dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik melalui berbagai motivasi. Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruhan daya gerak yang ada didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan ,memberikan arah kegiatan belajar, serta tujuan yang ingin dicapai, sehingga peserta didik memiliki semangat yang kuat dalam belajar serta termotivasi dalam belajar dan merasa belajar merupakan suatu kebutuhan.
Peran pendidik inilah yang diharapkan berkontribusi dalam diri peserta didik sehingga peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat untuk meraih sebuah prestasi. Prestasi akan diraih oleh peserta didik jika pendidik terus memotivasi serta mendukung setiap hal baik yang dilakukan oleh peserta didik, oleh karena itu peran pendidik sangat berpengaruh dalam pretasi belajar siswa untuk meraih standar keunggulan yang ditetapkan melalui motivasi berprestasi.