TAMBOLAKA, PASOLAPOS.COM – Bintang Puspayoga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada 25 Oktober 2022 berlangsung di aula kantor Desa Pogotena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya yang didampingi oleh dr.Kornelius Kodi Mete sebagai Bupati Sumba Barat Daya bersama istri serta drh. Oktaviana Samani sebagai ketua PPA tingkat kabupaten Sumba Barat Daya, serta Rudolf Radu Holo sebagai ketua DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya yang telah melakukan kunjungan didesa Pogotena .
Adapun kunjungan bersama dengan rombongan tersebut yang dilakukan oleh Bintang Puspayoga sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan adalah dalam rangkah mendukung pembentukan desa Ramah perempuan peduli Anak di desa pogotena dan memfasilitasi kegiatan desa Ramah perempuan peduli Anak juga melakukan kegiatan bersama dan berkelanjutan pengembangan desa ramah perempuan peduli anak, serta melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan desa ramah perempuan peduli anak dan melaporkan perkembangan desa ramah perempuan peduli anak kepada kepala daera secara berjenjang dan berkala.
Selanjutnya dalam sambutan singkatnya , Bintang Prayogo sebagai Menteri pemberdayaan menyampaikan profisiat kepada para relawan desa ramah perempuan peduli anak,yang hari ini telah dikukuhkan oleh kepala desa untuk dapat mengawal segala persoalan yang bakal terjadi dalam desa.
Kemudian Indonesia berada dalam ramah desa karena berdasarkan hasil penelitian bahwa isu kaitan perempuan dan anak sangat kompleks sektoral kebijakan sudah semakin berkembang, dan ketika kami melihat realita ini masih sangat besar untuk dapat diselesaikan makanya kami sebagai menteri pembersayaan perempuan dan anak kami bekerja sama dengan menteri desa lewat untuk dapat mewujudkan desa ramah, serta beberapa program desa kami juga sudah lakukan kerjasama dengan kementerian dalam negeri. Nah kaitan dengan desa ramah perempuan peduli anak adalah salah satu program yang akan dikembangkan secara terigrasi ,perspektif dalam hal penyelenggaraan pemerintahan desa , pembangunan dan pemberdayaan di desa , ungkapnya.
Juga kaitan kasus perlu sinergi dan kaloborasi semua pihak . Juga berdasarkan hasil penelitian bahwa masih tinggih kasus yang terjadi apalagi kasus kekerasan tentunya kami sudah mempunyai payung hukum terbaru dengan perjuangan yang panjang sejak 9 Mei 2022 kami sudah di undang oleh bapak Presiden , terangnya . Mudah-mudahan dengan adanya payung hukum , pencegahan dan penanganan serta dukungan sampai pada pemberdayaan kepada korban bagi kami memberikan keadilan hukum jerah kepada pelaku.
Dan kaitan dengan kasus-kasus yang terjadi agar kita memiliki kacamata yang sama dalam penangan satu kasus makanya kami khususnya didaratan Sumba melakukan workshop selama dua hari . Serta berbicara kasus kekerasan tentunya kami sebagai menteri pemberdayaan tidak mampu jikalau tidak di back up oleh pihak APH atau gerak bersama untuk melakukan pencegahan , jelasnya .
dr. Kornelius Kodi mete sebagai bupati Sumba Barat Daya dalam sambutannya menyampaikan untuk dapat diketahui bersama bahwa untuk mewujudkan desa ramah perempua peduli anak mempunyai banyak indikator dan syarat yang pertama adalah SAPA,bersama forum anak desa yang selalu bergandengan dengan kepala desa dengan ketersediaan data pilah perempuan dan anak serta tersedia perdes tentang Sahabat Perempuan dan Anak ( SAPA ), dan selalu mendukung bebagai bentuk kegiatan yang merupakan program desa serta selalu ada keterwakilan pemerintah sehingga apa yang merupakan hal fatal seperti hak anak,kawin dibawah umur, pekerjakan anak dibawah umur,dan melakukan kekerasan lainya dengan adanya relawan SAPA tentunnya tidak lagi terjadi , ungkapnya
Hadir dalam kegiatan tersebut yakni YT. Kawi sebagai Camat Loura bersama sejumlah anggota Pol PP tingkat kecamaran Loura, sejumlah PPA tingkat kabupaten Sumba Barat Daya, Forkopimda SBD,LSM satu pintu bersama WFS, Kepala Desa Pogotena bersama sejumlah perangkat , tokoh masyarakat , tokoh adat dan sejumlah masyarakat Desa Pogotena…