Opini  

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA

Falensia Ina Kii Pendidikan Keagamaan Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Weetebula.

TAMBOLAKA – PASOLAPOS.COM || Pendidikan merupakan acuan untuk mendidik anak dan melatih anak untuk mengembangkan pengetahuannya melalui pendidikan mengajar. Bukan hanya itu pendidikan melatih anak untuk mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan karakter. Karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas atau kualitas yang tetap terus menerus kekal dan dapat dijadikan ciri mengindetifikasi seorang pribadi.

 

 

 

Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter mempunyai arti yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Bertujuan untuk membentuk karakter anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia merupakan pedidikan nilai, yaitu pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda penerus bangsa.

 

 

 

Zaman sekarang ini pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja. Pendidikan karakter sendiri merupakan suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada siswa yang didalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter ini dapat diberikan oleh orang tua, guru maupun orang disekitar. Pendidikan karakter yang dapat diberikan antara lain, yakni berperilaku jujur, kreatif, percaya diri, santun, toleransi, dan peduli.

 

 

Disini banyak sekali yang dilihat bawah terjadi pertengkaran antar orang tua dan anak, karena anak tidak memiliki karakter tidak baik dan tidak menghargai orang yang lebih tua. Permasalahan ini sering terjadi disetiap keluarga, karena setiap anak ingin menuntut hak pada orang tua, tanpa melalukan kewajibannya terlebih dahulu,maka orang tua dan anak bisa berkonflik. Contonya ketika seorang anak sepulang sekolah tidak langsung di rumah akan tetapi pergi jalan-jalan ke rumah teman, padahal ia belum ganti pakaian seragamnya, orang tua marah kepada anaknya karena tidak melakukan kewajibannya terlebih dahulu, namun anakpun ikutnmarah karena merasa melanggar haknya untuk bermain ke rumah teman.

 

 

 

Penyebab terjadinya perbedaan konflik tersebut atas dasar kepentingan masing-masing. Dimana perbedan kepentingan dalam keluarga dapat menimbulkan konflik karena orang tua yang kuramg mengawasi perkembangan anak-anak mereka sehingga anak merasa bahwa yang mereka lakukan sudah benar. Akibat dari kurangnya pengawasan dari orang tua, karakter anak dalam keluarga kurang baik. Ketika orang tua menegur mereka biasanya anak dengan karakter buruk akan membantah apa yang orang tua sampaikan. Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok yang biasanya menimbulkan konflik dalam membangun komunikasi yang baik antar anak dan orang tua/ anggota keluarga lainnya.

 

 

Dari beberapa permasalahn di atas ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik seperti ini yaitu:

Mengatur waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak dimana orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk anak-anak, agar anak tidak merasa sendiri.

 

 

 

Cobalah untuk melihat situasi dari perspektif anak. Berdasarkan terminologinya, perspektif merupakan sebuah sudut pandang untuk memahami atau memaknai permasalahan terentu, karena manusia adalah makluk sosial yang seringkali memiliki pendapat dan pandangannya sendiri saat berhadapan dengan suatu hal, maka seringkali terdapat perbedaan perspektif yang memicu terjadinya perbedaan pendapat, oleh karena itu sebagai orang tua harus memahami sikap anak dengan cara mencari tahu sudut pandang anaknya.

 

Komunikasi yang efektif sangat penting untuk membangun komunikasi dengan anak, agar hubungan antara anak dan orang tua lebih dekat.

 

 

 

Pada masa ini remaja sedang mencari identitas dirinya dan mengalami gejolak emosi yang akhirnya memerlukan pengendalian diri yang kuat ketika berada di lingkungannya, baik di sekolah, di rumah, maupun di sekitar lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, remaja harus mendapatkan pendidikan karakter agar dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan positif.  Pendidikan karakter ini dapat membentuk remaja jadi unggul dan berprestasi. Didalam pendidikan berprestasi itu, mereka diajarkan nilai religius yang menguraikan kebaikan agar dapat tumbuh menjadi manusia yang peka terhadap lingkungan sosial.

 

 

Anak perlu juga diajarkan untuk memiliki rasa toleransi dan cinta damai serta nilai bekerja keras, kreatif, mandiri dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Banyaknya kasus remaja saat ini seperti, merokok, gemar berbicara kotor, kurang sopan, gemar membantah orang tua dan guru, bahkan sampai adanya kasus kehamilan di luar nikah. Hal ini menggambarkan adanya kekurangan dalam penanaman pendidikan karakter. Akibat metode pendidikan yang terlalu fokus pada ilmu pelajaran tanpa adanya pendidikan karakter, dan didikan orang tua yang salah, serta lingkungan masyarakat yang kurang mendukung mengakibatkan adanya kasus-kasus di luar kewajaran.

Tinggalkan Balasan