Pasolapos.Com,Tambolaka – Dalam konteks mendukung program pemerintah kabupaten Sumba Barat Daya (7 Jembatan Emas) dan program dari pemerintah Provinsi NTT, Dengan pariwisata sebagai motor utama penggerak perekonomian masyarakat NTT. William & Lily Foundation (WLF) dan Adora Foundation bekerja sama dengan Desma Center sebagai mitra pelaksana melalui program Penguatan Ekosistem SMK Pariwisata di Sumba Barat Daya.

Desma Center merupakan lembaga yang telah mendukung pemerintah, masyarakat, lembaga profit dan nirbala dalam merancang dan melaksanakan program pembangunan pariwisata yang menghargai aspek sosial, budaya dan lingkungan sesuai keahliahannya dalam pariwisata berkelanjutan.
Menindaklanjuti naska perjanjian kerja sama antara Desma Center dan SMK Negeri 2 Tambolaka, yang tercantum dalam sala satu poin RKB pasal 4 a.2 yakni ” Peningkatan Kapasitas SMK Pariwisata dampingan sebagai persiapan untuk menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pihak kesatu”. Dalam konteks ini Desma Center-SBD telah melakukan diskusi bersama SMKN 3 Denpasar, sebagai SMK model untuk dampingan Desma Center di kabupaten SBD.
Nantinya SMKN 3 Denpasar menjadi sekolah model dan lokakarya sedangkan SMKN 2 Tambolaka sebagai sekolah dampingan, dan dalam penandatangan kerja sama program sister school ini difasilitasi oleh Desma Center.
Adapun program sister school itu sendiri merupakan program kemitraan yang dikembangkan oleh sekolah dalam rangka menjalin kerjasama dengan sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri guna mencapai tujuan tertentu terutama dalam bidang pendidikan, budaya dan peningkatan mutu antar kedua sekolah.

Program ini dirancang berdasarkan masukan dari jejaring Desma Center dalam bidang pariwisata berkelanjutan di tingkat nasional maupun kabupaten SBD dengan melalui tahap penilaian sebelumnya, makalah Akademis dan program pemerintah terkait, dengan 3 tujuan utama dalam strategi 2 tahun kedepannya.
Tiga tujuan tersebut antara lain yaitu (1). Penguatan Advokasi kepada pemerintah daerah untuk memasuka SMK Pariwisata sebagai bagian dari program pembangunan ekonomi daerah. (2). Peningkatan Kapasitas Pariwisata untuk persiapan menuju LSP tingkat 1. (3). Peningkatan keterkaitan dan jejaring SMK Pariwisata dengan industri Pariwisata terkait.

Melalulai kegiatan ini Desma Center berusaha memberikan dampak positif pada pendidikan SMK Pariwisata dan mempromosikan pendidikan yang lebih kuat merupakan dasar untuk pembangunan dan pengelolaan pariwisata yang lebih berkelanjutan.

Acara penandatanganan program Sister school yang diselenggarakan di aula SMKN 2 Tambolaka desa. Wee Pangali kec. Kota Tambolaka kab. SBD, NTT di hadiri oleh kabid Dikmen Pendidikan dan Kebudayaan prov. NTT Mathias Bee, kepala SMKN 3 Denpasar Drs. A.A. Agung Wijaya Putra, M.Pd, ketua dan tim asesor LSP-P1 SMKN 3 Denpasar Anoni Kertayasa, Mala Kirana Dewi Larasati dan Arni Suparni (Narasumber) serta Peserta dan undangan Frans Ngongo Kabora, S.Pd bersama staff guru Prody Perhotelan SMKN 2 Tambolaka, kepsek F.R. Titik Palupi, S.Pd,M.M bersama Anastasia Dendo S.Pd wakil kepsek bagian Kesiswaan SMK Bakti Luhur Tambolaka, kepsek Melkianus Tamo Ama, S.Pd SMK Efata Ombarade dan insan pers. Rabu, (28/04/21).

Boyke N.H Hutapea selaku Project Manajer Sumba (Desma Center) dalam wawancara di sela kegiatan berlangsung menyampaikan bahwa kegiatan yang terselenggara ini bertujuan untuk penguatan ekosistem Pariwisata di kabupaten SBD yang sasarannya lebih di prioritaskan kepada SMK Pariwisata di kabupaten SBD, dengan program yang di jalankan berdasarkan program kerja dari pemerintah daerah.

” sasarannya itu lebih melibatkan SMK, terutama dalam advokasi kepada pemerintah. Apapun kendala, masalah atau harapan SMK dalam hal peningkatan kualitas baik fisik ataupun kualitas guru bisa diadvokasi kepada pemerintah, agar bisa dimasukan dalam agenda pemerintah untuk peningkatan mutu daripada pendidikan, sehingga berdampak pada dunia industri.” Tutur Boyke
Selaku kepsek SMKN 2 Tambolaka Frans N. Kabora, S.Pd, kepada media ini mengutarakan kendala yang dialami sekolah dengan jurusan perhotelannya tetapi belum mencapai hasil yang mumpuni.
” kami ini mokulatornya sekolah perhotelan artinya kami disini itu yang menjadi kendala adalah pendidik yang tidak sesuai dengan basic/bidangnya.” Ucap Frans

Adapun harapan frans dengan adanya intervensi dari Desma Center dan semua yang terlibat dalam bidang pendidikan baik pemerintah provinsi dan kabupaten SBD, dalam memperhatikan terkait peningkatan mutu dari tiap sekolah terutama sekolah yang bidangnya pariwisata, dapat mencapai harapan bersama terutama untuk profit wilayah SBD kedepan yang menurutnya adalah bidang pariwisata.
Kedepanya, SMKN 2 Tambolaka setelah adanya kerjasama dengan SMKN 3 Denpasar sebagai sekolah Model dan lokakarya dibawah dampingan Desma Center yang selalu mengadakan pelatihan keterampilan kerja untuk guru dan murid, Frans optimis bahwa SMK dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang mumpuni dan sesuai kebutuhan industri.
” kedepan dengan adanya intervensi dari Desma Center, saya akan ambil langka untuk menunjang kualitas daripada tenaga pendidik. Dengan adanya pemagangan bagi guru dari narasumber yang mumpumi serta memberikan pelatihan-pelatihan baik guru dan murid guna mencapai harapan dari kualitas/mutu sekolah.” Sambung frans mengakhiri.
RED(Paul-Raymon)