PEMUDA DITUNTUT MEMBANGUN PERUBAHAN DAN INOVASI BARU

Pasolapos.com-SBD-Pahlawan tidak selamanya memegang senjata api untuk mengusir penjajah. Melainkan, membuat perubahan untuk kemajuan daerah juga disebut sebagai pahlawan. Peran pemuda di masa ‘zaman now’ ini sangat dibutuhkan untuk berinovasi, berkorban pikiran dalam mewujudkan cita-cita nusa dan bangsa.

KOLONEL GARARDUS MALITI.S.SOS

Kolonel Gerardus Maliti, S. Sos, M. Si, menyebut hari pahlawan perlu dijadikan momen refleksi bagi pemuda Indonesia pada umumnya, pada khsusnya pemuda Sumba Barat Daya (SBD). Menjadi pahlawan masa kini, kata Gerardus, pemuda perlu belajar memanfaatkan kemajuan teknologi. Di era 4.0 saat ini, kata dia pemuda harus mampu berinovasi, kreatif, dan revolusioner. Dengan demikian, pemuda dapat disebut sebagai pahlawan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

“Tidak selamanya memegang senjata, berperang melawan penjajah baru disebut sebagai pahlawan, membuat perubahan, berbuat baik terhadap masyarakat itu sudah menjadi pahlawan,”katanya ketika dihubungi via whatsap, Senin (09/11/2021).

“Dengan semangat kaum generasi melinial (GM) para generasi mudah SBD bisa mengisi kemampuan baik dgn belajar, tekun bekerja, sehingga pembanguan SBD kedepannya akan lebih baik. Ingat posisi kita saat ini adalah berada pada era teknologi Industri pada titik 4.0. semuanya akan menggunakan teknologi. Kaum melenial harus siapkan diri mengikuti dan menggunakan teknologi yang ada,”tambahnya

Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa Kabupaten Sumba Barat Daya membutuhkan kader-kader muda yang berpotensi dalam membangun daerah tersebut. Selain itu, dimusim pandemi saat ini, pemuda juga bisa hadir sebagai pahlawan dalam mensosialisasikan pentingnya memutuskan mata rantai penularan covid-19. Mengajak masyarakat untuk sadar akan vaksin.

“Sekarang kita sedang berhadapan dengan pandemi covid-19, artinya anak muda harus menjadi teladan, harus menjadi pahlawan dalam memerangi penularan covid ini. Caranya, pemuda mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk sadar akan vaksin,”tutupnya

Pahlawan tidak selamanya memegang senjata api untuk mengusir penjajah.Melainkan, membuat perubahan untuk kemajuan daerah juga disebut sebagai pahlawan. Peran pemuda di masa ‘zaman now’ ini sangat dibutuhkan untuk berinovasi, berkorban pikiran dalam mewujudkan cita-cita nusa dan bangsa.

Kolonel Gerardus Maliti, S. Sos, M. Si, menyebut hari pahlawan perlu dijadikan momen refleksi bagi pemuda Indonesia pada umumnya, pada khsusnya pemuda Sumba Barat Daya (SBD). Menjadi pahlawan masa kini, kata Gerardus, pemuda perlu belajar memanfaatkan kemajuan teknologi. Di era 4.0 saat ini, kata dia pemuda harus mampu berinovasi, kreatif, dan revolusioner. Dengan demikian, pemuda dapat disebut sebagai pahlawan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

“Tidak selamanya memegang senjata, berperang melawan penjajah baru disebut sebagai pahlawan, membuat perubahan, berbuat baik terhadap masyarakat itu sudah menjadi pahlawan,”katanya ketika dihubungi via whatsap, Senin (09/11/2021).

“Dengan semangat kaum generasi melinial (GM) para generasi mudah SBD bisa mengisi kemampuan baik dgn belajar, tekun bekerja, sehingga pembanguan SBD kedepannya akan lebih baik. Ingat posisi kita saat ini adalah berada pada era teknologi Industri pada titik 4.0. semuanya akan menggunakan teknologi. Kaum melenial harus siapkan diri mengikuti dan menggunakan teknologi yang ada,”tambahnya

Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa Kabupaten Sumba Barat Daya membutuhkan kader-kader muda yang berpotensi dalam membangun daerah tersebut. Selain itu, dimusim pandemi saat ini, pemuda juga bisa hadir sebagai pahlawan dalam mensosialisasikan pentingnya memutuskan mata rantai penularan covid-19. Mengajak masyarakat untuk sadar akan vaksin.

“Sekarang kita sedang berhadapan dengan pandemi covid-19, artinya anak muda harus menjadi teladan, harus menjadi pahlawan dalam memerangi penularan covid ini. Caranya, pemuda mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk sadar akan vaksin,”tutupnya.

**Red (Paul).

Tinggalkan Balasan