Oleh, Maria Irene Dappa
Belajar pada hakikatnya merupakan unsur yang terpenting dalam diri seseorang. Tetapi pada Era yang moderen ini malahan banyak sekali siswa dari tingkat SD sampai SMA bahkan sampai pada Perguruan Tinggi, mereka selalu beranggapan bahwa belajar itu sangat menyulitkan bagi mereka. Padahal belajar yang sesungguhnya adalah kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan kecerdasan, melatih kemampuan berpikir, serta meningkatkan kemampuan dalam mengolah informasi menjadi lebih baik.
Kesulitan belajar pada siswa merupakan suatu keadaan di saat peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Dalam proses pembelajaran di Sekolah, aktivitas belajar tidak selamanya berjalan dengan lancar. Kemungkinan ada saja masalah yang ditemukan, terutama masalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dan kurang memahami materi yang disampaikan guru. Masalah ini merupakan masalah umum yang terjadi dalam setiap proses belajar mengajar, terutama dalam proses kesulitan belajar yang dialami siswa. Di kalangan para pendidik atau guru belum ada perhatian yang cukup serius mengenai kesulitan belajar siswa, Sehingga tidak adanya keseriusan siswa dalam belajar dan biasanya juga guru memprediksi peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang rendah, dianggap sebagai siswa yang mengalami kesulitan atau gangguan dalam belajar. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan dan harus segera diberikan penanganan oleh pendidik karena kesulitan yang di alami anak jika dibiarkan akan dapat menjadi sebuah penghalang bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. Seperti yang dikatakan oleh Carnine, Jitendra, dan Silbert dalam Van Steenbrugge menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar bukan berarti memiliki kekurangan atau gangguan dalam intelektual atau kecerdasan, namun juga disebabkan karena hasil desain dari pembelajaran yang kurang efektif.
Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar, bahkan sering juga terjadi suatu kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada pokoknya dapat digolongkan menjadi dua faktor: faktor intern dan ekstern. Faktor intern, meliputi: faktor biologis, kesehatan, faktor psikologis, inteligensi, perhatian, minat, bakat, dan emosi. Sedangkan faktor ekstern yang meliputi: Lingkungan, faktor suasana rumah, faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Hal ini mengakibatkan capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Adapun faktor penyebab lain yang mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru yaitu, faktor yang pertama: kesulitan belajar yang bersumber dari ranah kognitif atau rendahnya kapasitas intelektual/ inteligensi siswa. Faktor yang kedua bersumber dari ranah afektif (ranah rasa), yang meliputi emosi labil, pembentukan sikap yang salah, perasaan bersalah yang berlebihan dan tidak mempunyai gairah hidup. Faktor yang ketiga adalah bersumbar dari aspek psikomotorik yang meliputi terganggunya organ psikomotor seperti gangguan pada tangan-kaki, penglihatan dan pendengaran sehingga gerak motoriknya menjadi terganggu. Kesulitan yang dialami siswa juga adalah ketidakmampuan siswa dalam belajar seperi siswa yang lainnya. Pada kategori ini, siswa mengalami ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak dapat belajar atau mengindari dari belajar. Sehingga, tidak pernah menghasilkan pembelajar yang baik dan berintelektual. Seperti yang juga dikatakan oleh Dumont bahwa kesulitan belajar pada siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Pertama, disebabkan oleh ketidakmampuan belajar yang terletak dalam perkembangan kognitif anak sendiri dan kedua, kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor di luar anak atau masalah lain pada anak. Jadi, inilah yang menyebabkan adanya kesulitan belajar dalam diri siswa.
Maka dari itu untuk menghasilkan pembelajar yang baik dan berintelektual sebaiknya guru harus benar-benar memahami karakteristik siswa dengan gaya belajarnya masing-masing. Merancang metode pembelajaran yang kreatif yang dapat meliputi semua gaya belajar siswa di dalam kelas dan juga harus dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa sehingga dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, dapat belajar dengan baik dan mampu memahami materi yang diajarkan, serta dapat mencapai tujuan atau target pembelajaran yang ditetapkan. Guru juga harus menunjukkan rasa empati dan simpati pada siswa dalam pembelajaran dan guru juga harus pintar menempatkan diri sebagai mediator, sehingga mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa. Ada baiknya guru juga memediasi atau introgasi permasalahan yang dihadapi siswa sehingga mendapatkan solusi. Tetapi jika siswa tetap tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, guru juga harus bisa bekerja sama dengan guru bimbingan konseling dan orang tua sehingga dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.
Dari permasalahan ini saya dapat menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi: faktor biologis, kesehatan, faktor psikologis, inteligensi, perhatian, minat, bakat, dan emosi. Faktor ekstern meliputi: faktor lingkungan, suasana rumah, faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Jadi, guru seharusnya dapat lebih memperhatikan kemampuan anak didiknya dalam menguasai dan memahami materi pelajaran serta orang tua hendaknya dapat memberikan perhatian lebih serta memberikan motivasi agar anaknya dapat mengembangkan potensi yang dapat menumbuhkan minat belajar yang efektif dan optimal.