PASOLAPOS.COM – Sirih pinang atau yang biasa di sebut (pamama) oleh orang sumba khususnya sumba barat daya merupakan simbol yang mempersatukan orang atau anggota suku dan praktek dari berbagai komunikasi yang memberikan nilai dan makna dalam ikatan kekeluargaan dan persaudaraan. Sirih dan pinang adalah dua buah tumbuhan yang berbeda, dimana buah sirih berbentuk bulat dan panjang dan memiliki bentuk batangnya menjalar ke tanah. Sedangkan buah pinang bentuknya bulat dan memiliki batang pohon yang berdiri tegak menunjuk ke atas langit. Kedua buah ini disatukan dengan cara di kunya dan dicampurkan dengan secukupnya kapur alam. Sirih pinang tidak sangat asing bagi masyarakat Sumba, karena sirih pinang ini memiliki makna yang sangat luas dan dapat sebagai lambang atau simbol yang berarti baik bagi orang atau masyarakat Sumba. Makna sirih pinang dalam tradisi orang Sumba yaitu sebagai sarana dan lambang syukur, simbol persaudaraan, solidaritas, penerimaan, penghormatan dan kekerabatan. Selain dari itu juga, sirih pinang sebagai simbol pernyataan seperti pernyataan cinta, pernyataan maaf, pernyataan damai. Dengan memakan sirih pinang, bagi orang Sumba atau masyarakat Sumba merasakan penghargaan atau saling menghargai, bahwa dimana orang yang memberi sirih pinang dianggap sebagai orang yang memberi ketenangan, kesejukan dan rasa damai antara sesama. Sirih pinang sangat berperan penting dalam kehidupan Masyarakat Sumba, dan bahkan juga sangat relatif berperan sebagai bahan makanan.
Masyarakat Sumba sering memakan sirih pinang dan selalu membawa kemana mereka pergi. Karena dengan sirih pinang dapat membangun komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya, dan ada juga nilai-nilai positif yang dibangun melalui sirih pinang. Sirih pinang telah lama menjadi media perantara perekat dalam masyarakat Sumba, ketika berinteraksi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Sirih pinang mampu menjadi media perantara yang dapat menyatukan perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat Sumba. Memakan sirih pinang menjadi kebiasaan yang mengikat bagi orang Sumba, bahkan telah menjadi aturan moral masyarakat Sumba dalam berkumpul, beraktivitas dan bersosialisasi dengan masyarakat lainnya.
Berbicara dalam konteks perdamaian, sirih pinang mempunyai makna yang sangat besar dan arti simbol yang sangat khas bagi masyarakat Sumba. Sirih pinang dapat menjadi simbol pernyataan seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa sirih pinang adalah simbol yang dapat dipraktikkan untuk menyatakan rasa yang di ekspresikan oleh orang. Ketika salah satu individu memiliki konflik atau masalah dengan individu lainnya, maka dapat didamaikan dengan menggunakan sirih pinang. Dan juga juga ketika berselisi dengan seseorang, sirih pinanglah yang menjadi pemersatu ikatan persaudaraan atau menjalin keakraban yang baik dengan orang.
Namun, masalah tidak hanya diselesaikan dengan makan sirih pinang saja, tetapi orang yang berkonflik itu didamaikan dengan cara hadirnya atau menghadirkan orang ketiga yang menjadi penengah bukan berarti mengadu dombakan kedua belah pihak, namun dengan kehadirannya orang ketiga dapat memberi solusi, memotivasi dengan baik, atau memberi dorongan yang terbaik agar orang berkonflik dapat berdamai. Maka kebiasaan di Sumba, dan juga ada beberapa konflik orang lain yang saya amati, setelah orang ketiga atau konselor memberi motivasi kepada kedua belah pihak yang berkonflik, maka mereka sama-sama memberikan ekspresi dengan mengucapkan kata maaf untuk memaafkan dengan saling memberi sirih pinang yang biasa juga disebut Pamama sebagai simbol yang menyatakan hati yang tulus dengan rasa yang ihklas untuk memaafkan, da juga benar-benar berdamai dengan sesama atau bagi mereka yang berkonflik. Dengan memakan sirih pinang secara bersama-sama dalam berkonflik, yang bermasalah dapat merasa menjadi satu tanpa adanya perbedaan, mampu menyadarkan kesadaran bahwa mereka adalah satu dalam kekeluargaan orang Sumba, memperlancar proses pembicaraan dan dapat memperkuat persaudaraan di kalangan orang Sumba.
Tidak semua konflik atau perselisihan dapat diselesikan dengan memberi sirih pinang, tetapi ada beberapa jenis masalah yang harus dan juga ada beberapa maslah yang tidak harus dengan memberikan sirih pinang. Memberikan sirih pinang dalam perdamaian itu sebagai simbol untuk menyatakan bahwa orang tersebut benar-benar memaafkan dan ingin berdamai dengan hati yang tulus. Sebab sirih pinang juga sebagai lambang atau tanda yang dapat mengekpresikan rasa yang dimiliki atau mengekspresikan isi hati seseorang kepada orang lain yang diberi sirih pinang. Ketika perdamaian dalam masalah yang sangat besar ditiadakan sirih pinang, maka masalah itu dapat dinyatakan bahwa orang yang berdamai itu tidak tulus dan perdamaian itu tidak sah. Karena tanpa sirih pinang dapat melambangkan atau menyimbolkan tidak adanya persatuan atau ikatan cinta dan rasa maaf yang tulus di antara yang berkonflik. Oleh sebab itu, sirih pinang harus diadakan untuk melambangkan atau mengekspresikan isi hati atau rasa yang tulus dalam menyatakan damai atau perdamaian dengan orang lain. Selain dari itu juga, sirih pinang dapat mempererat kembali ikatan dalam persaudaraan dari orang Sumba sehingga dengan mudah dapat beinteraksi dengan sesama dengan perantaraan sirih pinang sebagai alat yang memperlancar komunikasi dan mempersatukan rasa yang berbeda dalam satu tujuan yaitu pada perdamaian yang membawa suasana hati yang sejuk dan damai.
Memakan sirih pinang bukan hanya sekedar untuk mempraktikkan simbol makna atau artinya, namun sangat perlu untuk dilestarikan. Sebab memakan sirih pinang mempunyai nilai moral yang terkandung didalam sirih pinang telah mengikat dan sudah menjadi suatu keharusan atau bersifat tetap bagi orang Sumba untuk melestarikan budaya dengan memakan sirih pinang, dengan hal tersebut membuat orang Sumba merasa memiliki suatu kesatuan yang khas dan unik.