Figur  

KUN MALI PENCIPTA LAGU DAERAH PERTAMA DI SUMBA

PASOLAPOS.COM — Kun Mali saat berpapasan dengan Media ini dalam kesempatan saat menantikan kedatangan salah satu calon anggota DPR-RI dapil 2 NTT Agus Nahak.

Kun Mali seorang musisi lokal yang sangat terkenal di era 2000 an sampai sekarang,Kun Mali dari desa Ramadana,Loura,Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kun Mali tertarik akan musik sehingga menciptakan lagu daerah pertama di seantero sumba,sampai saat ini lagu trending “Kuku Manu” dan masih banyak ciptaan Kun Mali yang beredar di tengah masyarakat. Mengenai rasa cinta anak muda terhadap genre musik di bumi marapu dirinya menyampaikan bangga anak-anak muda mencintai dunia musik.

 

Kun Mali menyampaikan kepada Pasolapos.com saya melihat teman muda-mudi se-Sumba khususnya di Sumba Barat Daya sangat mencintai dunia musik. Baik genre musik Pop, Reggae, Hip-Hop, Barat, dangdut dan lain-lain.

 

Kata Kun Mali, menceritakan setiap ada acara-acara kecil apapun di masyarakat saya melihat teman muda -mudi selalu meminta musik-musik apabila acara selesai tandanya mencintai dunia musik.

 

“pasti Pak Wartawan juga merasakan dan melihat ketika mengikuti acara ditengah masyarakat hal itu ditandai ketika ada acara-acara kecil yang mestinya bernuansa musik,selalu dihadiri oleh anak-anak muda”, ucapnya.

 

Kun Mali menjelaskan hampir sekarang ini mendapati anak muda Sumba yang selalu sedang menggaruk gitar dan bernyanyi.

 

“Kecintaan anak muda SBD terhadap musik sangat besar. Coba saja lihat, ketika ada acara-acara yang menghadirkan musik, pasti diramaikan oleh anak muda,” sebutnya kepada selatsumba.com, Kamis (29/06/2023).

 

Lebih lanjut, Kun Mali menjelaskan, rasa cinta musik anak muda di Sumba Barat Daya sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari.

 

Namun demikian, seniman musik ternama di Sumba Barat Daya itu mengharapkan supaya anak muda tidak terhipnotis oleh pengaruh genre musik barat.

 

Tentunya, kata Kun Mali, penjiwaan musik tradisional harus menonjol. Sehingga musik tradisional nantinya tidak hilang dari ingatan anak cucu.

 

“Banyak musik-musik tradisional yang perlu kita kembangkan. Misalnya ada pesta, banyak syair lagu adat. Jika kita benar-benar mencintai musik, mari kita kembangkan itu,” ajaknya.

 

Untuk itu, salah satu cara untuk mempertahankan kearifan lokal genre musik tradisional, dirinya memiliki niat untuk membangun sekolah musik tradisional.

 

Tentunya, niat baik Kun Mali membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

 

“Iya, saya punya mimpi itu, Namun saya masih terus berkarya untuk bisa meyakinkan anak muda tentang pentingnya penjiwaan musik tradisional,” tuturnya.

 

Kun Mali merasa terpanggil ketika sudah mendampingi beberapa sekolah dalam pengembangan minat bakat anak muda di beberapa tempat.

 

Bahkan, dirinya mengupayakan memodifikasi musik tradisional menjadi genre musik yang profesional tanpa menghilangkan nilai-nilai sosialnya.

Tinggalkan Balasan