TAMBOLAKA – Pemerintah Melalui Satgas Covid-19 Kabupaten Sumba Barat Daya Berupaya Setiap Hari Melakukan Kegiatan Sejak Pagi Sampai Malam Untuk Memutuskan Matarantai Penyebaran covid-19 Dipelosok Kabupaten SBD.

Namun pasien terkonfirmasi covid-19 semakin meningkat akibat kelalaian warga yg tidak taat pada PROKES pada diri sendiri. Akibat banyak yang meninggal terkonfirmasi covid-19 di SBD . Satgas setiap hari melakukan kegiatan untuk mencega tidak terjadinya kontak dengan sesama yang terkonfirmasi Covid-19.
Kepada media ini Ipda I Putu Budiasa.SH.(Pasi Provos) saat ditemui media ini menyampaikan bahwa jenasah yang terkonfirmasi covid19 ini dari rumah sakit lede Moripa waikabubak hingga kami menjemputnya guna pengamanan hingga mengantarnya ditempat pemakaman.
Lanjut I Putu menyampaikan bahwa setiap kali mengantar jenasah pasien covid19 mengalami penolakan dari keluarga,kami terus melakukan educati dan menghimbau bahwa covid-19 ini sangat memperburuk keadaan, ungkapnya.
” Kami terus melakukan himbauan agar keluarga tidak menanggapi dengan salah paham terkait jenasah pasien yang terkonfirmasi covid” ungkpanya
Dirinya menyampaikan bahwa saat ini sudah banyak langkah – langkah untuk melakukan hinbauan bahwa covid memporak poranda membuat sendi kehidupan manusia terganggu sehingga tidak bosan – bosan untuk terus melakukan sosialisasi giat untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid – 19, ungkapnya.
” Beberapa tempat kita suda lakukan himbauan baik yang melakukan pesta adat agar menghindari kerumunan” tegasnya.
Lanjutnya menghimbau bahwa untuk saat ini masyarakat Kab. SBD mari sama – sama agar bergandengan tangan agar mempunyai satu tujuan yang sama guna memutuskan mata rantai penyebaran covid – 19″ ungkapnya
Secata terpisah ketika media ini meminta pendapat masyarakat terkait PPKM mengaku Bernad ketika ditemui (30/8/2021)depan toko kristal waitabula,dia menjelaskan saya datang jual jambu saja saya masi takut ada tilang masker,katanya. pernah kami bertiga ditahan, satgas covid-19 kalau terapkan aturan dengan benar kami masyarakat bodoh ini ikut saja, yang penting mana saja yang terbaik untuk kami petani dengan kalimatnya yg polos, sekarang saya melihat ada acara pesta dan acara kematian orang ramai-ramai tidak ada yang larang, sambil memberikan beberapa contoh dikadul ada kematian pusaran kota tambolaka bahwa tim Covid Kab. SBD belum secara merata menerapkan protokol kesehatan. Dia(Bernard) menjelaskan saya datang menjual jambu mente untuk membeli beras karena saya takut tim satgas covid19 kepasar waktu itu saya disuruh puss up.
” Beberapa tempat dikeramaian sepertinya di abaikan oleh tim satgas covid sbd hingga bagaimana jika adanya pemilaan” keluh bernad
Beberapa warga enggan namanya dimediakan menyampaikan lagi bahwa kalau begini kapan untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19, ayolah menerapakan protokol dengan aturan yang merata tanpa pandang bulu, ungkapnya dengan menghimbau.
Red (Paul,Ferdi,Ray).