Waikabubak,Pasolapos.com – HUT ke 77 Persatuan Guru Republik Indonesia dan Hari Guru Nasional tahun 2022 , dirayakan oleh semua guru di seluruh Indonesia dengan tema : “ Guru Bangkit, Pulihkan Pendidikan : Indonesia Kuat, Indonesia Maju”, dilaksanakan pada 25 November 2022.
Para guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik SMP Katolik Waikabubak juga melakukan apel bendera bersama di Lapangan Stella Maris SMP Katolik Waikabubak, dengan Pembina upacara Kepala SMP Katolik Waikabubak, Agustina Kiya, S.Pd, dan pemimpin upacara Yohanes Andris Wuwur, S.Pd. Dalam sambutannya Kepala SMP Katolik Waikabunak ibu Agustina, yanag biasa disapa ibu Niny, mengemukan tentang 7 peran guru :
Guru sebagai “ Moderator” , guru harus memuat pembelajaran sedemikian menarik , dengan demikan guru mendorong pembelajaran yang senantiasa berpusat pada peserta didik untuk memperoleh pengalaman nyata. Mengapa hal itu harus dilakukan ? Karena saat ini sistem pembelajaran berpusat pada peserta didik, agar membuat mereka dalam proses pembelajaran lebih menonjol.
Guru sebagai “ Motivator “ , guru juga berperan dalam menyemangati peserta didik. Memberi semangat agar peserta didik tidak putus asa atau frustrasi saat menerima pendidikan.
“Sosok Inspirasi “. Tidaklah cukup bagi guru untuk menjadi panutan saja . Guru juga harus mampu memotivasi peserta didik untuk mendorong mereka menciptakan kreativitas, melakukan sesuatu atau berusaha untuk mencapai suatu tujuan.
“ Mentor “, guru harus menjadi mitra belajar peserta didik. Jadi sosok yang dihormati karena bisa memberi arahan dan bimbingan serta tidak memaksakan kehendak.
“ Pengembang Imajinasi dan Kreativitas “. Dalam proses pembelajaran guru tidak boleh lagi bersikap kaku, tetapi juga berperan serta dalam kemampuan merangsang imajinasi dan tindakan kreatif peserta didik.
“ Guru sebagai Penanam Nilai Karakter dan Kerjasama Tim “. Guru juga berperan dalam menanamkan nilai-nilai karakter positif pada peserta didik. Selain itu, guru juga berperan dalam menanamkan nilai-nilai kolaboratif dalam pekerjaanya.
“ Guru sebagai Empati Sosial “ , dimaksudkan Guru adalah entitas sosial dimaksudkan juga harus mampu menunjukkan kasih sayang kepada setiap peserta didik.
Berbicara tentang PGRI , tentunya tidak lepas dari sejarah pembentukkannya, ketika seratus hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 25 November, dalam Kongres Guru I, puluhan organisasi guru sepakat melebur dan membentuk satu-satunya wadah perjuangan guru, organisasi profesi guru yang bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
PGRI sebagai organisasi profesi tetap berjuang untuk menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan turut serta mencerdaskan kehidupang bangsa. Selain itu,guru senantiasa memiliki semangat mengabdi yang tinggi, agar memiliki keunggulan khas yang berbeda dengan profesi lainnya; yaitu sikap dan perilaku sebagai guru yang menjadi sumber inspirasi peserta didik untuk belajar dan mengembangkan diri seluas-luasnya dengan tetap memahami konteks kebudayaan lokal, dan kepedulian terhadap lingkungan yang menjadi akar kehidupannya.
Usai apel bendera, dilanjutkan dengan lomba-lomba antar peserta didik, guru-guru dan pegawai dilaksanakan di “Lapangan Stella Maris SMP Katolik Waikabubak”.Acara peserta didik dilaksanakan di kelas dengan wali kelasnya masing-masing. Juga pertandingan persahabatan voli putera-puteri antara guru dan pegawai SMP Katolik dengan guru dan pegawai SDK Waikabubak III, berlangusng di Lapangan Stella Maris SMP Katolik Waikabubak, sebagai ungkapan rasa solidaritas dalam suasana persaudaraan. Proficiat PGRI tetap jaya. ***Red(PasolaPaul-Agus B. Wuwur).