KUPANG,PASOLAPOS.COM – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menerima audiensi Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga bersama rombongan di Ruang Kerja Gubernur, Selasa (28/2).
Gubernur meminta UKSW untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan resiliensi atau daya tahan dari para mahasiswa.
“Sesuatu yang diterima biasa-biasa saja, tidak akan dapat mengantisipasi masa depan. Melihat perkembangan, kita akan banyak menghadapi situasi uncertainty (ketidakpastian,red). Segala sesuatu berubah dengan cepat. Untuk hadapi kondisi yang tidak pasti harus dilatih dari sekarang. Seseorang harus memiliki daya tahan atau resiliensi yang kuat. Sehingga pada saat datang ketidakpastian ini, kita sudah siap,” kata Gubernur VBL dalam kesempatan tersebut.
Menurut VBL, dua hal harus dipersiapkan untuk hadapi situasi tersebut yakni knowledge and experience ( pengetahuan dan pengalaman,red). Kedua hal ini dapat menolong kita. Kita cenderung fokus pada pengetahuan atau kecerdasan dan kurang memperhatikan pengalaman.
“Experience salah satunya adalah sekolah jam 5 pagi untuk beberapa SMA/SMK yang dipilih khusus sebagai model. Ini salah satu pengalaman dari kondisi-kondisi yang tidak pasti atau tidak biasa karena kita punya kecenderungan untuk tidur sampai matahari terbit. Supaya kita juga bisa hidup dan bertahan dalam berbagai situasi. Kalau hanya cerdas, dunia sudah hasilkan berbagai kecerdasan buatan (Artifisial Intelegent, AI,red) yang sangat maju untuk bantu anak-anak kita ke depannya seperti chatbot atau chatGPT. Tapi apakah karakter mereka cukup atau tidak? Kita tidak ciptakan robot, tapi kita membentuk manusia.Robot tidak punya pengalaman atau rasa, tidak mungkin keluarkan intuisi,” ungkap Gubernur Viktor.
Gubernur VBL menegaskan, dunia pendidikan harus
bisa mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak pasti itu dengan menciptakan manusia-manusia unggul yang punya daya saing dan daya tahan yang kuat.
“Untuk menjadi manusia unggul, harus siap sebelum matahari terbit. Matahari terbit di NTT pada jam 05.48 dan terbenam sekitar jam 18.07. Unggul tentu tidak semua, karena kalau cakupannya semua, pasti tidak unggul lagi. Sebagai calon manusia unggul mereka sudah harus stand by 45 menit sebelum matahari terbit, sementara yang lainnya silahkan tidur dan tunggu jam 6 atau jam 7 baru stand by. Pendekatannya berbeda dan melibatkan berbagai universitas ternama untuk mempersiapkan mereka jadi manusia unggul. Kalau yang (sekolah,red) lain juga mau ikut silahkan,”kata Gubernur VBL.
Lebih lanjut Gubernur menegaskan masalah serius yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan adalah soal resiliensi. Banyak anak-anak yang terpelajar tapi tidak punya daya tahan untuk hadapi tekanan. UKSW diharapkan dapat merancang sistem atau model pembelajaran untuk mendorong tumbuhnya daya tahan yang kuat.
“Hal ini bisa dirancang dalam proses pembelajaran. Resiliens sekali lagi cakup dua hal yakni knowledge dan experience. Tidak ada di dunia ini, orang bisa bertumbuh dan berkembang hebat kalau tidak disiapkan dalam kondisi-kondisi ketidakpastian, bukan dalam situasi yang biasa-biasa saja. Hal ini memang harus dilatih secara terus-menerus sehingga dapat mendorong lahirnya intuisi,” jelas Gubernur VBL.
Sementara itu, Rektor UKSW, Rektor Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si, Ak menyampaikan berbagai program-program dan inovasi yang telah dilakukan untuk menjadikan UKSW sebagai Universitas unggul yang mampu menghasilkan output yang tidak hanya punya daya saing tapi juga punya tahan banting atau daya resiliensi.
“Saat ini, UKSW berada pada peringkat 27 Universitas terbaik dari 3.000-an universitas swasta dan negeri di Indonesia. Kami terus melakukan berbagai inovasi untuk terus meningkatkan kualitas universitas ini sekaligus menaikan peringkatnya. Saat ini kami memiliki 14 Fakultas dan 62 program studi (prodi) dengan 10 prodi unggulan. Kami juga sudah dan sedang mendampingi Dinas Pemerintahan Desa NTT serta Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT untuk pengembangan BUMDes dan Koperasi. Kami terus membuka diri untuk kerjasama lainnya bersam pemerintah Provinsi NTT untuk mendukung pembangunan di NTT,”kata Rektor Wanita Pertama di UKSW tersebut.
Dalam kesempatan tersebut ditandatangani juga Perjanjian Kerjasama untuk Pengembangan BUMDes dan Koperasi di NTT.
Turut mendampingi Rektor UKSW Salatiga, Wakil Rektor Prof. Ferdy Semuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc ,Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak, Dekan Fakultas Hukum (FH) Dr. Umbu Rauta, S.H., M.Hum, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Ir. Ferry Karwur, M.Sc., Ph.D.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan Prof. Dr. Willi Toisuta,Ph.D, Plt. Sekretaris Daerah NTT, Johanna E. Lisapaly, SH., M.Si, Asisten III Administrasi Umum Sekda NTT,Semuel Halundaka, S. IP, M.Si, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli, STP, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa NTT, Viktorius Manek, S. Sos, M. Si, Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Prisilia Q. Parera,SE, Plt. Kepala Bappelitbangda NTT, Dr. Ir. Alfonsus Theodorus, ST, MT, pejabat dari Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTT, Pejabat dari Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT.