Gub. NTT ” konsumsi kelor, cegah stunting”.

Pasolapos.Com – Berdasarkan sebuah hasil penelitian yang dituangkan dalam Journal of Pharmacology and Pharmacodynamics, menyebutkan daun kelor merupakan salah satu adaptogen alami yang bisa mengatasi stres. Hasil penelitian lain mengungkapkan dengan menggunakan daun kelor sebanyak 50 gram dan mencampurnya ke dalam makanan, dapat mengurangi kenaikan gula darah sebesar 21 persen.

Tanaman kelor pada umumnya hampir terdapat di setiap sudut wilayah provinsi kepulauan NTT dan menjadi konsumsi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat banyaknya manfaat dari daun kelor yang terdapat di seluruh wilayah NTT, gubernur Viktor Laiskodat, pemerintahannya bersama wagub NTT Nae Soi mencanangkan penanaman kelor secara besar-besaran pada setiap daerah di 22 kabupaten/kota yang berada di wilayah NTT.

Menurutnya, kandungan gizi yang ada pada tanaman kelor lebih tinggi daripada susu. Tanaman tersebut dinilai dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan bagi warga yang rutin mengonsumsinya.

Dengan banyaknya manfaat yang terdapat pada tanaman kelor, diyakini dapat menjadi solusi untuk menekan kasus stunting di NTT.

Adapun berdasarkan data aplikasi e-PP GBM (elektronik Pencatatan, Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat keadaan stunting di NTT terus menurun dengan perincian, tahun 2018 tercatat 35,4%, tahun 2019 turun ke 30%, tahun 2020 turun ke 24,2% dan Februari 2021 bertengger di angka 23,2%. Hal ini diharapkan dapat terus mencapai titik terendah sehingga NTT bebas dari stunting/gizi buruk.

Dengan khasiat tanaman kelor yang telah diakui dunia, gubernur Viktor Laiskodat memberi instruksi dari pemprov sampai ke pemerintah daerah untuk terus mengkampanyekan penanaman kelor sehingga masyarakat dapat menanam dan mengonsumsi kelor guna melahirkan generasi NTT yang sehat, kuat dan bebas dari stunting yang disebabkan oleh gizi buruk.

Dalam upayanya, menekan kasus stunting di NTT gubernur Viktor Laiskodat tak tanggung-tanggung untuk melakukan kunjungan ke tiap daerah di NTT untuk menanam dan melihat langsung kondisi setiap wilayah yang berada dalam pemerintahannya.

Juga, dengan pencanangan tanaman kelor ini telah memberikan lahan kerja baru bagi masyarakat, terutama dengan hadirnya pabrik pengelola daun kelor serta pemberdayaan BUMDES yang sebagian besar adalah kaum perempuan dalam hal ini ibu-ibu PKK di setiap desa.

Bahkan tanaman kelor ini juga diyakini dapat menambah omset atau pemasukan bagi pemprov NTT apabilah banyak investor atau orang luar yang meminta tanaman kelor dalam jumlah yang besar.

Dengan kinerja ini, gubernur yakin bahwa kasus stunting di NTT dapat diatasi bilamana masyarakat betul-betul menjalankan program yang telah dijabarkan dan juga akan membantu perekonomian dan kesejateraan dari warga masyarakat Nusa Tenggara Timur.

 

Tinggalkan Balasan