TAMBOLAKA – PASOLAPOS.COM || Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumba Barat Daya (SBD), sangat menyayangkan adanya perusahaan yang memberi upah kepada karyawannya tidak merata dan tidak sesuai dengan upah minimum regional (UMR).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI SBD, Dedianto Dagho Kezo mengatakan bahwa pemberian upah kepada karyawan yang tidak sesuai dengan UMR samahal memperbudak karyawan itu sendiri tanpa melihat kesejahteraannya.
Pada hal kata, Dedianto Dagho Kezo, karyawan sebagai pemberi jasa harus diperhatikan kesejahteraan karena tanpa karyawan sebuah perusahaan tidak akan mencapai visi dan misinya.
“Kami setiap tanggal 1 Mei selalu melakukan aksi damai di Kabupaten SBD. Kenapa GMNI SBD aksi damai? Karena tanggal 1 Mei itu hari buruh dan kami harus bersuara agar tenaga buruh di Kabupaten SBD diperhatikan kesejahteraannya,” katanya tegas.
Namun hingga saat ini, Dedianto Dagho Kezo menyayangkan adanya sebuah perusahaan, yakni PT Jaya Anoegrah Sentosa (JAS) di kawasan Bandara Lede Kalumbang yang memberi upah kepada karyawannya tidak merata bahkan tidak sesuai UMR serta tidak mengalami kenaikan gaji.
“Kalau terkait dugaan masalah upah karyawan PT JAS di Bandara Lede Kalumbang yang tidak sesuai UMR dan tidak mengalami kenaikan gaji setelah masa training selesai. GMNI SBD menyayangkan dan kami akan melakukan pengambilan data di lapangan, kalau betul kami temukan gaji tidak sesuai maka kami akan melakukan aksi,” katanya.
Mahasiswa/i sebagai fungsi kontrol dan agen perubahan akan memperjuangkan hak-hak masyarakat lemah dan letih.
“Terkait beberapa karyawan PT JAS yang dirumahkan dan upah tidak sesuai dan gaji tidak mengalami kenaikan. Kami juga akan cek, jika kami temukan, kami akan minta dan desak PT JAS mempertanggungjawabkan ini,” tegasnya.