Euforia Budaya Dibatalkan.

TAMBOLAKA–PS,Budaya merupakan ciri khas yang dimiliki setiap daerah dan dihidupkan secara turun-temurun.
Sumba pada umumnya adalah pulau yang menjunjung tinggi nilai luhur budaya yang diwariskan oleh nenek moyang.

Di era reformasi 4.0 atau modern sekarang ini tentu perkembangan jaman sangat sulit di tebak apalagi dalam bidang industri, sangatlah perluh bersikap kritis bagi setiap orang untuk bertanggung jawab dan memaknai nilai-nilai luhur budaya yang ada agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah dalam pelaksanaanya.

Sumba khususnya SBD mempunyai Salah satu ritual adat yang sangat meriah yaitu acara pernikahan budaya atau pindah perempuan (pamalle).
Acara ini menjadi ritual adat yang sangat meriah dikarenakan dapat mempersatukan kedua keluarga besar dari pihak wanita maupun pria dalam satu ikatan persaudaraan yang erat.
Ritual adat ini tentu sangat membahagiakan bagi pihak keluarga dari keduanya, namun sering kali kebahagiaan yang dirasakan terlalu berlebihan, alangkah eloknya jika kebahagian yang dirasakan itu tidak menimbulkan kegaduhan dan merugikan masyarakat lainnya.

Potret Proses euforia budaya yang sedang digagalkan Polres SBD.

Sabtu, (24/10/20),Dalam acara pindah perempuan/pamalle dari wilayah loura ke wejewa diketahui telah terjadi peristiwa yang tidak menyenangkan.
Peristiwa yang terjadi di radamata sore hari menjelang magrib,sekitar Pukul 05.30 Wita,didasari oleh kegiatan aparat kepolisian yang sedang menjalankan tugas dalam menjaga dan menertibkan lalu lintas.

Terdapat rombongan warga yang berjumlah banyak dan tidak mematuhi aturan dalam berkendara, mereka ditahan oleh pihak kepolisian yang bermaksud memberikan teguran.
Hal ini memang melanggar aturan hukum yang berlaku, tetapi untuk menghadapi peristiwa seperti ini sebaiknya masyarakat perluh untuk menelusuri awal peristiwa sebelum terjadinya tindakan yang dilakukan pihak Kepolisian Polres SBD.

Berdasarkan hasil penelusuran di lokasi kejadian, diketahui adanya tindakan euforia berlebihan dari beberapa orang dalam rombongan tersebut.
Salah satu warga bernama Lukas Dowa Bulu (Warga Wewewa Selatan) di lokasi kejadian dan menyaksikan langsung menuturkan pada media ini, bahwa sebelumnya ia melihat dan mendengar adanya tindakan anarkis berupa makian terhadap polisi dan menggunakan motor yang bersuara bising/racing di seputar kantor polres SBD(berputar mengelilingi pembagi jalan yang berada di sekitar cafe dan bank BNI serta berada tidak jauh dari polres SBD) ditambah adanya bentuk ejekan pada polisi yang saat sedang bertugas,tuturnya..

Lanjutnya,ada tiga orang yang ditangkap dengan disertai tindakan keras,tapi saya sebagai masyarakat kecil agak tidak setuju dengan tindakan pihak kepolisian,sebaiknya kalau tangkap yah langsung tangkap saja, jangan di pukuli,kasian banyak saksi mata, lalu penilaian masyarakat nanti kurang baik,ungkap lukas yang menyaksikan langsung saat kejadian,Sabtu(25/08/2020).

Polres SBD yang sedang tenangkan amukan warga,(Ft.From/PS).

Saat peristiwa ini terjadi banyak masyarakat yang turut menyaksikan hal ini, beberapa warga yang juga di tahan oleh polisi saat itu, juga tidak membenarkan perbuatan ini, apalagi adanya penggunaan motor berknalpot bising yang jelas-jelas membuat keributan, dan melakukan pelanggaran lalu lintas.

Kegiatan yang berhubungan dengan adat di kabupaten SBD tidak pernah mendapat larangan dari pihak manapun, terkadang pola pikir masyarakat yang keliru dalam mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan budaya, hal-hal menyangkut keselamatan bagi diri dan orang lain serta keamanan sering di lupakan.


Pada dasarnya kebahagiaan yang dirasakan tidak harus dilakukan dengan tindakan-tindakan yang membahayakan keselamatan diri dan orang lain.
Menyikapi peristiwa ini seharusnya pemerintah Kabupaten SBD perluh untuk mengkaji ulang tentang bagaiamana berbudaya yang baik dan benar di tengah situasi pandemi sekarang ini.

Masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar pula sehingga dalam mewujudkan berbudaya yang baik dan benar tetap memperhatikan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya.

Dengan peristiwa tersebut tentu akan menimbulkan banyak pro dan kontra dalam masyarakat, untuk itu tokoh-tokoh yang terdapat dalam elemen masyarakat perluh juga untuk mengingatkan dan menasehati warga terkait peristiwa ini, terutama tokoh adat tentu mempunyai peran yang sangat penting dalam situasi ini….

Liputan & Red (Paul-Salman/Raymond).

Tinggalkan Balasan