ETIKA UPANISAD: MENELISIK URGENSITAS SISTEM SOSIAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Didukung Oleh PASOLAPOS.COM

 

 

Daniel Bili
61121042
FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2023

ABSTRAK

Manusia yang pada hakikatnya sebagai makhluk sosial, tentu dibutuhkan suatu pedoman atau tatanan hidup yang menjadi mediasi terbaik bagi keharmonisan relasi dalam kehidupan. Sistem sosial merupakan mediasi yang sangat urgen bagai kehidupan manusia. Sehingga manusia tentu akan hidup dalam suatu sistem sosial yang terus mengarahkannya menuju pada cita-cita dan keharmonisan hidup.

Sistem sosial merupakan sehimpunan dari komponen-komponen yang berhubungan erat dan menyeluruh akan menjadi hal yang urgen bagi kahidupan manusia. Sehingga, dengan keempat fungsi yang ditawarkan oleh Talcot Parsons bisa memberikan suatu stimulus bagi penembahan integritas hidup manusia. Apalagi jika ditelisik dengan bentuk pengklasifikasian yang dibuat oleh Durkheim yang membagi dua komponen yakni masyarakat kuno dan masyarakat modern. Sehingga, dalam proses pengimplementasian sistem akan dibutuhkan suatu adaptasi yang sungguh. Juga akan dilihat dari latar belakang, budaya, suku, agam dan zaman tertentu.

Tentu taraf urgensitas bagi system sosial cukup tinggi bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Maka, sistem sosial akan menjadi hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Tentu system sosial akan menjadi suatu keharmonisan relasi antar individu yang mempunyai kehendak bebas. Sehingga, tujuan hidup manusia akan kebahagiaan dapat terwujud dengan suatu bentuk sistem sosial yang juga menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Kata kunci: sistem sosial, makhluk sosial, individu.

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Diskursus tentang sistem sosial memang bukanlah suatu hal yang baru. Namun, sistem sosial tetap menjadi suatu tema diskusi yang aktual dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebab, sistem tentu selalu ada koherensi yang inheren dengan dinamika kehidupan manusia. Sehingga, tidak dapat dinegasikan bahwa teori tentang sistem menjadi hal yang urgen dalam kehidupan sosial masyarakat. Tidak ada kelompok masyarakat manapun yang tidak pernah hidup dalam roda sistem yang disepakati bersama demi menjadi pedoman, arah serta tujuan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Konsep sistem sosial sebenarnya dijelaskan secara sederhana demi suatu pertimbangan praktis. Sistem sosial dijelaskan sebagai suatu interaksi antara peranan-peranan sosial yang membentuk kesatuan dalam suatu kelompok sosial yang pada esensinya sejalan dan searah demi suatu kehidupan sosial yang bernilai dan sesuai dengan tatanan moral dan etika umum yang berlaku. Sehingga, tatanan hidup dalam masyarakat juga berdampak pada tujuan kehidupan yang akan mencapai suatu kebahagian. Oleh sebab itu, sistem sosial menjadi urgen, agar menjadi arah, tujuan dan pedoman yang dan jalan menuju kebahagian dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam perspektif moral, kebahagiaan sebagai suatu kebaikan tertinggi.

 

Namun, pada dasarnya perspektif ini merupakan suatu pandangan yang terdapat dalam teori Aristoteles. Dan dalam kehidupan, tentu setiap manusia ingin mengejar kebahagian itu. Sehingga, salah satu bentuk pendukung untuk dapat sampai pada kebahagiaan itu yakni sistem sosial yang selalu dipandang urgen dalam kehidupan sosial masyarakat.

Manusia pada hakikatnya tidak dapat hidup dan bergerak tanpa sistem. Sebab, sistem sosial pada umumnya menjadi mediasi yang praktis dan urgen untuk mempersatukan dan membentuk suatu relasi yang harmonis dalam kehidupan sosial masyarakat.

 

Dalam realitas kehidupan sosial masyarakat dalam suatu komunitas, bila tidak ada sistem di dalamnya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi seperti yang diungkapkan oleh Thomas Hobbes, yakni akan terjadi belum omnium contra omnes (perang semua melawan semua). Karena, menjadi suatu kekhawatiran yakni manusia pada umumnya akan hidup dalam suatu sikap egoisme yang tinggi. Apalagi jika ditelisik dalam kehidupan modern. Individualisme sudah menjadi budaya yang banyak diminati. Sehingga tentu dibutuhkan suatu sistem dalam hal tertentu untuk menjaga suatu relasi yang baik dan harmonis dalam suatu kehidupan dalam komunitas sosial.

Problem empirik yang sering dan sudah inhern dalam kehidupan manusia zaman modern yakni juga suatu bentuk ketidakpedulian pada kehidupan sekitar. Di era globalisasi sekarang ini, banyak orang sibuk dengan hal-hal yang membawa kehidupan pada kebahagian yang semu dalam penjelajahan dunia maya. Sehingga tidak bisa dielakkan bahwa manusia pada hakikatnya membutuhkan sistem sosial.

Talcot Parsons dengan teori fungsionalnya memberikan suatu gagasan yang integritas demi kehidupan sosial masyarakat. Tentu dalam proses implementasinya akan disesuaikan dengan sistem dasar yang berkembang dalam komunitas tertentu. Sehingga tidak dapat bertolak dan menimbulkan suatu problematika baru dalam kehidupan sosial masyarakat tertentu.
Masyarakat sebenarnya secara implisit juga eksplisit di lihat sebagai sebuah sistem di mana seluruh strukturnya terintegrasi menjadi satu di dalamnya, dan sudah tentu sebagai sistem selalu mengutamakan suatu konsesus bersama. Sehingga, sebagai suatu sistem yang integritas tidak terjadi suatu problem yang merusak hakikatnya seperti yang tidak diharapkan.

 

Peran sistem sosial sebenarnya menangani fungsi integrasi dengan mengontrol bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sehingga sangat diharapkan dalam kehidupan sosial masyarakat keharmonisan dan kesejahteraan tercapai. Dan juga dituntut agar dalam kehidupan sehari-hari, sikap intoleran dan sikap-sikap buruk lainnya dijauhkan bahkan bila perlu tidak terjadi atau terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat. Meskipun realitas menunjukan yang juga pendasaran pada teori konflik, bahwa manusia akan selalu ada dalam konflik kehidupan, tetapi dengan suatu konsesus bersama dapat diminimalisir kan bahkan dapat ditiadakan.

Sehingga sistem masyarakat dapat berjalan dengan baik dan kebahagiaan yang menjadi suatu tujuan urgen dalam hidup manusia dapat diraih. Sebab, semua sub-sistem tidak akan dapat lepas dari sistem sebagai sentrum untuk menjadi landasan, pedoman serta arah dan instrument kehidupan sosial masyarakat.

Bertolak dari problem empirik yang ada dalam latar belakang ini, penulis mencoba menelisiknya lebih jauh dengan judul; “Menelisik Urgensitas Sistem Sosial”.

 

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksudkan dengan Sistem Sosial?
Macam-Macam Sistem Sosial
Apa Fungsi Sistem Sosial?
Apa urgensinya Sistem Sosial?

 

Tujuan
Untuk memenuhi tugas kuliah.
Untuk menambah pengetahuan dari penulis.
Untuk memberikan suatu edukasi baru bagi khalayak umum perihal urgensitas Sistem Sosial.

LANDASAN TEORI

 

2.1 Pengertian Sistem Sosial
Secara etimologis sistem berasal dari Bahasa Yunani systema yang berarti sehimpunan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Dari kedua pengertian ini dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa sistem sosial merupakan suatu struktur sosial yang teratur dan saling berkaitan dan merupakan suatu keseluruhan atau suatu totalitas.

Selain dari pengertian yang ditilik dari asal terminologinya, juga ada pengertian sistem sosial berdasarkan para ahli.
Talcott Parsons
Talcot mendefinisikannya tentu bertolak dari teorinya tentang fungsional. Sistem sosial menurut Talcot adalah pola interaksi sosial yang terdiri dari unsur sosial yang melembaga dan teratur. Karakteristik dari sistem sosial selalu adanya peran dari setiap individu atau kelompok sosial, di mana dalam implementasinya selalu berkaitan atau berhubungan.

 

Setiadi dan Kolip
Menurut kedua ahli ini, sistem sosial adalah hubungan antar unsur atau elemen di kehidupan masyarakat, misalnya tindakan masyarakat, lembaga sosial, nilai dan norma sosial yang bergerak dinamis.
Sulaeman
Menurut Sulaeman sistem sosial merupakan alat analisis realita sosial dalam menjelaskan kelompok masyarakat sebagai bagian dari sistem sosial.

 

Wirawan
Menurut Wirawan sistem sosial adalah sistem tindakan yang terbentuk dalam sistem sosial, terdiri dari individu, kelompok sosial, dan norma sosial yang berlaku di kehidupan masyarakat.
Jhonson
Menurut Jhonson, sistem sosial adalah kumpulan dari tindakan sosial individu maupun kelompok dalam kehidupan masyarakat.

 

Dari beberapa pengertian ini, pada esensinya selalu merujuk pada suatu struktur ataupun komponen yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat yang relasinya sangat harmonis dan merupakan suatu keseluruhan yang apik dan rapi. Sistem sosial jika di pahami melalu berbagai definisi, secara sepihak dapat disimpulkan bahwa system sosial merupakan suatu bentuk atau struktur yang selalu ada dalam kehidupan sosial masyarakat.

 

2.2 Macam-Macam Sistem Sosial
Macam-macam sistem sosial ini juga berangkat dari teori atau para ahli yang sudah mengklasifikasikannya. Tentu, pengklasifikasian ini juga bertolak dari suatu interpretasi terhadap realitas pengimplementasian sistem sosial.
Klasifikasi oleh Morgan dan evolusionis
Pada dasarnya klasifikasi ini dibuat oleh Morgan bertolak dari evolusi. Namun, klasifikasi ini juga dipertimbangkan dari suatu bentuk yang tidak mungkin bertolak belakang dengan moral. Menurut mereka, masyarakat atau system sosial telah melewati tiga tahap yakni sistem sosial savagery, sistem sosial barbar, dan sistem sosial yang beradab. Jika ditelisik, klasifikasi ini secara histroris.

Selain ketiga hal di atas, mereka juga mengklasifikasikan sistem sosial berdasarkan alat penghidupan yakni sistem sosial perburuan, sistem sosial penggembalaan, sistem sosial pertanian, dan sistem sosial industri. Klasifikasi ini, tentu bertolak dari komunitas manusia yang dilihat dari matapencaharian. Sebab, dari sistem ini pula yang memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia.

 

Klasifikasi Durkheim
Durkheim menggambarkan dua jenis sistem sosial yakni sistem sosial mekanis dan sistem sosial organik. Yang di mana masyarakat kuno berkaitan dengan sistem oraganik sedangkan masyarakat modern berkaitan dengan sistem mekanis. Hal ini dipengaurhi juga dengan perkembangan dunia.

Masyarakat kuno tentu akan selalu ada dalam sistem organik, sebab mereka belum berkenalan dengan tenaga mesin yang dipandang lebih praktis dalam pekerjaan. Namun, masyarakat modern tentu akan sangat familiar dengan sistem mekanis. Hal ini dipicu oleh perkembangan dunia yang sangat pesat. Sehingga, dalam masyarakat modern setiap pekerjaan akan selalu ada kaitannya dengan sistem mekanis. Dan sudah secara otomatis, tenaga manusia sudah sangat minim digunakan.

 

2.3 Fungsi Sistem Sosial
Fungsi sistem sosial pada dasarnya dapat secara real dilihat dari realitas kehidupan. Dan disini secara khusus hanya menampilkan empat fungsi sistem sosial yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, yakni adaptasi (adaptation), pencapaian tujuan (goal attainment), integrasi (integration), dan pemeliharaan pola (Latency) atau yang biasa disingkat AGIL.
Adaptasi , sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.

 

Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya.
Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponenya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif (perintah) fungsional tersebut (A,G,L).
Pemeliharaan pola, sistem harus melengkapi, memelihara dan mempunyai motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
Dari keempat fungsi menurut Talcot Parsons ini, sangat realistis dengan kehidupan sosial. Sistem sosial tentu haru bisa memberikan suatu stimulus yang intensif bagi dinamika kehidupan manusia. Sehingga, tujuan utama manusia untuk mencapai kebahagiaan dapat terwujud dengan bantuan sistem sosial yang sangat mempunyai integritas. Ditilik dari fungsi sistem sosial ini, sesungguhnya sistem sosial itu mempunyai taraf urgensitas yang cukup tinggi bagi perkembangan kehidupan sosial masyarakat.

 

2.4 Urgensinya Sistem Sosial
System sosial seperti yang telah diuraikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Masyarakat sendiri merupakan salah satu bentuk system sosial yang dapat dikatakan sangan inheren dengan manusia sebagai individu. Meskipun dalam realitas kehidupan, manusia sebagai seorang pribadi (person) dalam keputusan-keputusannya yang penting sadar bahwa dia menentukan dirinya, tentu akan dibutuhkan suatu bentuk komplementer yang selalu tak dapat lepas dari kehidupan manusia itu sendiri. Dan bentuk komplementer itu merupakan system sosial yang di lain pihak mendudkung perkembangan hidup manusia sebagai pribadi.

Manusia pada hakikat sebagai makhluk sosial, yang tentu secara realistis tidak mungkin hidup tidak bergantung dengan orang disekitarnya, maka dalam menjaga relasi tersebut dibutuhkan system sosial. Sistem sosial menjadi urgen dalam taraf yang tinggi. Masyarakat sebagai salah satu contoh sistem sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Tingkat kebutuhan ini akan dilihat dari berbagai macam segi. Dengan adanya pengelompokan atau pengklasifikasian dalam satu kelompok masyarakat, identitas manusia secara sepihak penuh dan juga dapat mendukung perkembangan hidup manusia itu sendiri. Sehingga, jika system sosial itu tidak diterapkan, manusia akan menjadi serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).

Dalam menakar urgensitas sistem sosial, perlu pula ditelisik dari dampak atau pengaruh sistem sosial tersebut dalam kehidupan manusia. Tetapi, sudah secara nyata manusia sebagai makhluk sosial tentu akan sangat dibutuhkan sistem sosial untuk mengatur jalannya kehidupan. Adalah suatu hal absurd bila manusia tidak membutuhkan sistem sosial dalam kehidupannya. Sebab, tidak mungkin seorang manusia hidup tidak dalam rel sistem. Karena, akan terlihat bahwa problem demi problem dalam hidup akan sangat begitu parah. Hidup dalam sistem sosial saja, manusia sudah tidak dapat lepas dari konflik yang selalu berdampingan. Namun, dampak positifnya dalam sistem sosial konflik itu akan dapat diminimalisir kan dan diselesaikan. Sebab, pada hakikatnya konflik tidak dapat dimusnahkan karena manusia mempunyai kehendak bebas yang tak dapat lepas.

Sistem sosial dalam taraf urgensitas, bisa dikatakan menduduki tempat selangkah lebih dekat dengan kebutuhan primer manusia. Sebab, tidak mungkin seorang manusia hidup tanpa sistem. Sistem sosial menjadi pedoman, arah, tujuan dan mediasi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kembali pada pengertian sistem yang merupakan suatu komponen yang dalam relasinya utuh dan menyeluruh ini berdampak sangat masif bagi hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia pada esensinya tidak dapat lepas atau pun ingin melepaskan diri dari sistem sosial.

 

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem sosial yang merupakan sehimpunan bagian yang saling berelasi satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan tidak mungkin dapat lepas dari kehidupan manusia. Dengan berbagai bentuknya dan fungsi-fungsinya yang integritas menjadi sangat urgen bagi kehidupan manusia. Sebab, kembali pada kodrat manusia yang sebagai makhluk sosial, sistem sosial ini memberikan dampak yang masif bagi kehidupan manusia.
Sistem sosial dengan keempat fungsi yang ditawarkan oleh Talcot Parsons dapat menjadi hal yang urgen untuk menata dan mengelola sistem sosial yang riil. Tentu konsep atau gagasan tidak akan dapat diimplementasikan secara sempurna dalam realitas kehidupan, tetapi akan sedikit bahkan sangat dibutuhkan untuk menjadi suatu asas bagi sistem sosial yang tengah dijalankan oleh manusia. Tentu, akan disesuaikan dengan budaya, agama dan juga zaman tertentu. Oleh sebab itu, proses adaptasi akan menjadi langkah utama atau star untuk mencapai langkah berikut.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
J. Sudarminta, Etika Umum Kajian Tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika Normatif, Yogyakarta: Kanisius, 2013.
Gregor Neonbasu, Sketsa Dasar Mengenal Manusia dan Masyarakat, Jakarta: Kompas, 2020
Frans Magnis Suseno, Etika Politik Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia, cetakan kedelapan, 2016.
George Ritzer, Edisi Terbaru Teori Sosiologi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004.

DIKTAT
Gregor Neonbasu, (Diktat Sosiologi Semester 2 Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang).

INTERNET
https://id.m.wikipedia.org.
https://tambahpinter.com.
https://dosensosiologi.com.

Tinggalkan Balasan