Homba Rande, PP – Dana untuk pembangunan Kantor Desa Homba Rande yang dianggarkan sejak tahun 2019 diduga kuat Ditilep oleh beberapa oknum pemerintah Desa Homba Rande. Dugaan tersebut oleh warga desa tersebut yang namanya tidak ingin dipublikasikan media ini.
Menurut sumber media ini, Kantor Desa tersebut telah dianggarkan kurang lebih Rp 400-an juta. Dari jumlah dana tersebut, dianggarkan dari Dana Desa untuk pembangunan gedung dan pembangunan pagar keliling tanah milik desa.
Meskipun belum dibangun, Kepala Desa, Andreas Pati Landi, Sekretaris Desa, Rafael Radu Jamanuna serta bendahara, Ruben Rendi Kaka masih saling melempar kesalahan atas terbengkalainya pekerjaan tersebut.
“Kalau kami Masyarakat tanya kenapa belum bangun kantor desa, kalau tanya Kepala Desa dia jawab uang ada di bendahara, kalau tanya bendahara, dia jawab bilang uang kepala yang atur dan yang kerja kantor desa itu Sekdes sendiri, jadi kita juga masyarakat ini bingung,” kata sumber ini, Senin 2 Maret 2020
Dia menyampaikan, bahwa semestinya pekerjaan tersebut sudah harus rampung pada Desember 2019, tetapi hingga Maret 2020 Tak Ada Pekerjaan Kantor Desa Homba Rande dan tembok keliling area kantor.
“Sekarang hanya ada tumpukan batu gunung dan beberapa ret/kubikasi pasir yang dibiarkan begitu saja,” jelas sumbert tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa masyarakat siapapun kalau meminta RAP tidak akan diberikan, meskipun tujuan meminta RAP itu hanya sekedar mengetahui berapa total anggaran yang diterima desa serta penggunaannya untuk apa saja.
Oleh karena itu dia berharap, pihak aparat penegak hukum untuk turun ke lapangan dan memeriksa dan meminta RAP dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) angggaran dan penggunaan anggaran tahun 2019. Sebab, jika masyarakat yang meminta selalu tidak diindahkan dan RAP serta LPJ dianggap sebagai barang keramat yang tidak boleh diketahui masyarakat.
“Kita tidak percaya lagi ini inspektorat, dinas PMD dan tim-tim lain, macam berbagai hal yang tidak beres di desa sini hanya habis di bawah meja, kami berharap polisi atau jaksa yang turun tangani masalah ini. Hok untuk pekerjaan rumah biasanya Rp 4,5 juta, tapi tuan rumah tidak pernah terima,” bebernya.
Kepala Desa, Bendahara dan Sekdes Homba Rande, hingga saat ini belum bisa di konfirmasi media ini karena nomor hp mereka selalu di luar jangkauan.
Penulis : Tim