Religi  

BEKERJALAH UNTUK TUHAN

PASOLAPOS.COM – RELIGI || Kebudayaan Yunani-Romawi kurang peduli, bahkan kurang sekali menghargai apa yang dikerjakan oleh manusia . Karena yang pantas untuk manusia yang  sempurna hanyalah filsafat, kesastraan, politik dan retorik dan ketentaraan. Sedangkan bangsa Yahudi mempunyai tanggapan yang positif tentang berbagai pekerjaan, juga tentang pekerjaan tangan.

 

Gereja baik dalam sikapnya maupun dalam ajarannya menghargai kegiatan manusia di dunia ini. Konsili Vatikan II berusaha menyusun suatu teologi tentang pekerjaan (Gaudium Et Spes,67). Dan, hal ini diperkembangkan lagi Bapa Suci Yohanes Paulus II (Laborem Excercens, tahun 1981).

 

St. Fransiskus Asisi berpendapat bahwa “betapa pentingnya, pekerjaan tidak pernah bernilai mutlak.” Pekerjaan tidak pernah boleh pernah memadamkan semangat berdoa dan kebaktian yang suci. Karena pekerjaan harus ditempatkan pada posisi yang sebenarnya”. Pekerjaan hanya bernilai relatif saja, dan harus diperlakukan demikian juga. Karena itu, pekerjaan tidak boleh menghalangi, apalagi mematikan hubungan pribadi dengan Tuhan, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

 

Di sisi lain, pada umumnya, kita merasa senang bahkan bangga bila orang memperhatikan pekerjaan kita apalagi memujinya karena dikerjakan dengan baik. Seorang ibu yang sebagian besar tugas dan tanggung jawabnya dilakukan di rumah, mulai dari tugas mengatur dan membersihkan rumah, memasak, memperhatikan anak-anak dan suami; suatu saat pasti pernah merasa jenuh karena tidak ada orang yang memperhatikan pekerjaannya, apalagi memuji jerih lelah dalam 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tiga puluh hari   dalam sebukan, dua belas bulan dalam setahun tanpa hari libur, terlebih ketika anak-anak masih kecil dan sangat membutuhkan perhatian.

 

Tetapi sungguh membahagiakan mengetahui bahwa Allah melihat dan menghargai tugas dan tanggung jawab seorang ibu yang didasari motivasi yang benar, yaitu untuk memuliakan nama-Nya. Ketika Michael Angelo, seorang pelukis ternama sedang menyelesaikan    suatu lukisan dengan teliti di suatu sudut pada langit-langit kapela di SISTINE, pembantunya mengatakan : “Tuan, mengapa Anda menghabiskan begitu banyak waktu di mana orang tidak akan melihat hasil karya Anda ?” Dengan tenang Mickael menjawab “ Allah akan melihatnya”.

 

Sebagai penerapan, apa pun tugas kita, besar atau kecil, diperhatikan atau tidak mari kita lakukan untuk Tuhan. Jangan kecewa jika orang tidak memperhatikan atau tidak memuji karya Anda. Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan. Jangan kecewa jika orang tidak memperhatikan atau tidak memuji karya Anda.

 

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). St. Fransiskus Asisi pada salah satu tulisannya merumuskan “Dan aku bekerja dengan tanganku dan aku memang mau bekerja. Dan, kukehendaki dengan sangat supaya semua saudara lainnya melakukan pekerjaan yang pantas. Bagi yang tidak pandai hendaknya belajar, bukan karena keinginan menerima upah kerja melainkan untuk memberikan teladan dan mengenyahkan pengangguran. Dan, bilamana kita tidak diberi upah kerja, hendaklan kita mengungsi ke meja Tuhan dengan meminta sedekah dari pintu ke pintu. ** (dari berbaagai sumber).

 

Agustinus B. Wuwur, Kepala Biro Pasolapos Sumba Barat/Ketua Komsos Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak.

Tinggalkan Balasan